"Sampai detik ini aku masih percaya bahwa apa yang menjadi takdirku akan kembali padaku."
🍃🍃🍃• Bantu tandain kalau ada typo ygy
Aku sudah selesai memasak, seperti biasa aku memasak tumis kangkung dan perkedel jagung. Tetapi karena aku merasa itu kurang, akupun membuat ayam goreng kunyit.
"Bibi, semua makanannya disiapin di meja makan ya. Killa mau ke atas dulu, mau manggil Mas Rafka." Bi Imah mengangguk dan langsung mengerjakan perintahku.
Aku melangkah menelusuri tangga demi tangga, aku mempercepat langkahku untuk menemui Mas Rafka. Sesampainya di atas, tepatnya di depan kamar Mas Rafka, aku langsung mengetuk pintu kamar laki-laki.
Tok tok tok!
"Mas Rafka!! Killa masuk ya?"
"Iya sayang, masuk aja! Mas mau mandi dulu," jawab Mas Rafka dari dalam kamar. Setelah mendengar persetujuan dari Mas Rafka, aku langsung membuka knop pintu kamarnya, lalu melangkah masuk ke dalam.
"Mas, masih di kamar mandi?" tanyaku, tak ada jawaban yang ku dapat, hanya suara aliran air yang dapat kudengar. Tanpa basa basi, aku langsung melangkah menuju lemari, aku mengeluarkan kemeja cokelat muda, celana panjang hitam, dan jas hitam tentunya. Setelah mengeluarkannya dari lemari aku meletakkan di atas pinggiran kasur.
Pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan Mas Rafka yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Cup
"Pagi sayang," sapa Mas Rafka seraya mencium pipiku.
Aku tersenyum, "Pagi, mas langsung ganti baju terus nanti turun sarapan. Killa tunggu di bawah ya."
Mas Rafka mengangguk seraya tersenyum, "Iya cantik."
🍃🍃🍃
Mas Rafka datang dengan penampilan yang sudah rapi, ia terlihat sangat tampan. Ditambah bibirnya yang sedari tersenyum manis ke arahku.
"Wah…, masakan kesukaan mas nih."
Aku tersenyum lebar, "Duduk Mas."
Mas Rafka manut, ia duduk sambil menopang dagu. Kedua matanya tak henti-hentinya menatap ke arahku, aku yang ditatap jadi malu sendiri.
"Mas jangan liatin aku terus!" bukannya tidak suka, tapi aku malu. Belum lagi suamiku menatapku sambil tersenyum manis.
"Terus liatin siapa dong? Istri mas cuma Killa, ya kali liatin istri orang?"
"Awas aja, Killa colok mata mas!" ancamku, sambil mengarahkan garpu itu ke arahnya.
Mas Rafka terkikik geli, "Lagian mana mungkin mas ngeliatin istri orang, kalau istri sendiri aja cantiknya gak ada lawan."
"Gombal banget," jawabku sambil tersenyum malu-malu. "Cukup atau tambah?" tanyaku sambil memperlihatkan porsi nasi putih di piring yang aku pegang.
"Cukup, sini duduk deket mas!"
Aku meletakkan piring itu di hadapan Mas Rafka, lalu duduk di kursi yang ada di sampingnya. Aku beralih menatap Bi Imah yang sedang menata buah-buahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romance[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...