"Akan ada kejutan setelah banyaknya kesabaran yang kau jalani yang akan membuatmu terpukau hingga lupa pedihnya rasa sakit."
-Kamulah Takdirku-
🍃🍃🍃
•Bantu tandain kalau ada typo ygy
Author pov~
Seorang pria dengan pakaian yang rapi, kemeja putih, celana hitam, juga dasi yang membuatnya semakin lebih tampan. Laki-laki itu masuk ke dalam ruangan Rafka tanpa permisi, dia memang selalu seperti itu. Jabatannya sebagai sahabat dari pemilik Kantor itu membuatnya sedikit tidak berakhlak. Tetapi, bukan berarti ia anak yang ugal-ugalan. Dia laki-laki yang baik, mapan, tentunya ia tidak jauh dari agama.
Muhammad Rizky, ia kerap disapa Rizky. Tanpa babibu ia langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Rafka, tempat biasa Rafka dan tamunya mengobrol. Risky duduk dengan posisi kaki kanan di atas paha kaki kiri sambil bersandar di kepala sofa.
Rafka yang memang sedari tadi sedang sibuk, tidak memperdulikan kedatangan sahabatnya. Lagi pula sahabatnya itu sudah terbiasa bolak-balik ke kantornya.
Rizky tidak mau mengganggu Rafka, ia mengambil toples kacang kulit yang ada di atas meja di hadapannya. Daripada ia mengganggu Rafka, lebih baik ia mengganjal perutnya saja.
Rafka masih tidak bergeming, ia masih terlihat fokus dengan berkas-berkas dan laptop di hadapannya. Rizky berdecak sebal, setengah dari toples kacang kulit itu telah ia habiskan. Tetapi, sahabatnya itu belum juga selesai bekerja.
"Woy, Raf!" ujarnya sambil melempar kulit kacang ke arah Rafka, membuat sang empu berdecak kesal.
"Ck, kalau bertamu itu permisi dulu, salam. Jangan main nyelonong aja!"
Rafka dan Rizky bersahabat sudah cukup lama, sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Bahkan kuliah pun, mereka bersamaan karena itulah persahabatan mereka langgeng sampai sekarang. Tidak heran jika mereka sering saling menjahili.
Rizky menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Aduh, maaf Pak Ustadz. Assalamualaikum…, hehe."
"Wa'alaikumussalam."
"Sibuk banget, boss," ujar Rizky sambil melihat tumpukkan berkas-berkas di atas meja sahabatnya itu. "Sibuk atau sok sibuk nih?"
"Kalau gue sih emang sibuk, gak tau sih kalau lo."
"Ck, iya deh tau yang sekarang jadi CEO," sahutnya, semenjak menikah Rafka memang sudah naik pangkat menjadi CEO. Bukan berarti Rafka menikah karena haus jabatan, bukan. Tetapi, karena permintaan kedua orang tuanya. Dan kedua orang tuanya memang berjanji akan memberikan warisan, beberapa saham perusahaan untuk Rafka jika laki-laki itu sudah menikah tetapi dengan perempuan pilihan kedua orangtuanya.
"Kerjaan lo masih banyak gak?
"Masih, kenapa?"
"Gue lapar nih."
"Lah terus? Lapar ya tinggal makan."
"Sendiri? Ya ampun Raf, ya kali gue pergi makan sendiri keliatan banget jomblonya."
"Mau lo pergi makan sama gue juga tetap keliatan jomblo, dodol! Gue cowok kalau lo lupa. Kecuali kalau lo pergi makan sama cewek, baru enggak keliatan jomblo!"
"Ck, sama aja. Sama lo juga gak masalah, yang penting gak sendiri."
"Ogah! Makanya nikah, biar gak jomblo. Biar lo juga ada yang ngurusin," ujar Rafka lalu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romansa[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...