Kamulah Takdirku-Part 21

46.1K 3.9K 44
                                    

"Bahkan kematian pun tidak bisa memisahkan kita karena kelak kita akan dipertemukan kembali di Surga-Nya."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy

"Killa mau..., Mas janji sama Killa. Kalau Mas gak akan pernah ninggalin Killa."

Mas Rafka tersenyum hangat padaku sambil menggenggam tanganku, "Sayang, maaf. Mas gak bisa janji."

Aku mengerutkan keningku, kedua bola mataku sudah berkaca-kaca. Apa Mas Rafka berniat akan meninggalkanku?

"Sayang... Gak bisa janji bukan berarti mas bakalan ninggalin Killa."

"Terus maksud mas apa?"

"Mas gak bisa janji buat gak ninggalin Killa, karena semua itu rahasia Allah. Hari ini kita bareng, kita gak tau besok gimana. Tapi, mas janji mas akan berusaha buat selalu ada dan gak ninggalin Killa."

Aku terdiam, menyimak ucapan Mas Rafka. Aku menghela napas lega, ku kira suamiku itu akan meninggalkanku.

"Killa percaya gak setiap pertemuan pasti ada perpisahan?"

Aku mengangguk cepat, "Percaya. Killa ketemu temen-temen karena pendidikan terus dipisahin karena masa depan."

Mas Rafka mengulas senyuman, "Nah kayak gitu juga sayang. Kita dipertemukan karena pernikahan bisa jadi nanti kita dipisahin karena kematian."

"Mas...," Aku menggeleng, tidak suka dengan ucapannya.

"Sayang..., suatu saat nanti kita pasti akan berpisah. Mas atau Killa pasti saling tinggalin, bukan karena kita udah gak cinta. Tapi karena Allah yang minta, Allah lebih cinta."

Mas Rafka menangkup kedua pipiku, "Killa, mas gak akan pernah ninggalin Killa kecuali Allah yang minta."

Ak memegang kedua tangan Mas Rafka sambil mengulas senyuman, "Aamiin. Semoga kematian cuman misahin kita di dunia bukan akhirat. Semoga nanti kita dipertemukan kembali di surga-Nya."

"Aamiin paling serius," ujarnya seraya terkekeh. "Bimbing Killa, Mas. Bimbing Killa jadi istri yang shalihah, tegur Killa kalau Killa salah. Bimbing Killa agar bisa meraih surga-Nya."

Mas Rafka mengusap kepalaku lalu meraih tanganku dan menggenggamnya.

"Insya Allah. Kita sama-sama berjuang ya?"

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Mas Rafka tersenyum, tiba-tiba saja ia mengangkat tanganku dan mencium punggung tanganku. Ia berhasil membuatku tersenyum lebar.

"Mas ih!"

Mas Rafka terkekeh kecil, "Gak tau kenapa akhir-akhir ini aku suka banget nyium kamu."

"Jangan cuma suka nyium, sesekali suka ngasih duit juga dong."

Ucapanku membuat Mas Rafka cengo, melihat itu aku sontak tertawa. Mas Rafka mencubit pipiku lalu menciumnya berkali-kali.

"Uang dari mas kurang?"

Aku mengangguk bohong, mana mungkin kurang. Mas Rafka memberikan aku uang senilai lima juta perbulan. Bagiku itu sudah sangat cukup, apalagi aku tidak terlalu suka belanja barang-barang selain barang dapur.

"Astagfirullah, kok kamu gak bilang sih?!"

Mas Rafka langsung beranjak dari duduknya lalu melangkah menuju lemari. Ekor mataku mengikuti ke mana suamiku itu melangkah.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang