Kamulah Takdirku-Part 20

51.5K 4K 63
                                    

"Aku ingin menceritakan banyak hal tentangmu, tetapi mataku sudah mengantuk, jadi kupersingkat saja ceritanya “aku sangat mencintaimu”."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy


Aku mengusap-usap pipiku yang terasa basah, akibat air mataku yang sedari tadi terus menetes dengan deras. Kami berdua menghabiskan puluhan menit untuk menangis bersama. Aku tak tega melihat Kak Rafka yang sedari tadi menangis tersedu-sedu sembari meminta maaf, aku melihat penyesalan dalam dirinya.

Tanganku beralih menyentuh pelan kening suamiku. "Alhamdulillah udah gak panas. Masih pusing?"

Kak Rafka menggeleng pelan. "Alhamdulillah udah gak sayang."

Aku tersenyum senang. "Yeayy udah sembuh dong?" Kak Rafka mengangguk mengiyakan. "Kok cepet?"

"Karena gak lama."

Aku menatapnya dengan datar, "Serius."

"Bukannya aku udah seriusin kamu dari lama ya?"

"Ihh Kak Rafka!!!"

Kak Rafka terkekeh kecil, "Becanda sayang, jangan ngambek yaa," ucapnya sambil meraih tanganku.

"Kak Rafka sih ngeselin."

Kak Rafka tertawa kecil, "Tadi kamu nanya kok aku sembuhnya cepat, iyakan?" tanyanya, dengan malas aku mengangguk. "Tau kenapa?"

"Kenapa?"

"Karena dirawat sama kamu."

Aku menggigit bibir bawahku, bukan menahan tangis tapi menahan diri agar tidak tersenyum. Tapi gagal, aku malah tersenyum lebar.

"Kak Rafka ih! Killa malu..."

Kak Rafka tertawa sambil mencubit pipiku, aku hanya mampu terdiam karena salah tingkah. Tak kuat dengan tingkah manis Kak Rafka. "Gemesin banget sih, istriku yang cantik ini."

Aku tersenyum malu sambil memukul tangannya, "Ngeselin!"

"Biarin, daripada kamu bawel!"

Aku mengerucutkan bibirku, "Aku bawel karena aku sayang!"

"Aku juga, aku ngeselin karena aku sayang!" ucapnya tak mau kalah. Tidak tahu apa, ucapannya itu membuat jantungku berdetak kencang.

"Kak--"

"Kak Rafka ih, malu...," potongnya dengan cepat. "Gitukan?" tanyanya setelah menirukan gaya bicaraku.

Aku tertawa terbahak-bahak, lucu sekali nada bicaranya. Persis seperti saat aku berbicara.

"Kak Rafka ih!"

"Jangan panggil aku kakak, Killa."

"Rafka, namamu Rafka?" sahutku lalu tertawa.

"Killa ih serius," ujarnya diakhiri kekehan.

"Iya-iya," kekehku. "Jadi Killa manggilnya apa dong? Kakak gak mau, kalau om gimana?"

Saking gemesnya Kak Rafka mencubit kedua pipiku, "Ihh ngeselin tapi aku sayang..."

Aku mengusap-usap kedua pipiku sambil menatapnya lekat. Masih tidak menyangka bahwa hari ini aku bisa bercanda bersama dengan Kak Rafka.

"Terus Killa manggilnya apa dong?"

"Menurut kamu?"

"Mas?" tanyaku, memastikan.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang