"Cinta terbaik adalah saat kamu mencintai seseorang yang membuatmu menjadi lebih baik. Dan pasangan terbaik adalah dia yang bukan hanya ingin bersamamu di dunia, tetapi juga berusaha agar bisa bersamamu di Surga-Nya."
-Kamulah Takdirku-
🍃🍃🍃
• Bantu tandain kalau ada typo ygy!
Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku dikatakan positif hamil, baru kemarin aku muntah-muntah sampai sakit beberapa hari, baru kemarin aku merengek minta dibelilan ini dan itu karena bawaan bayi, dan baru kemarin perut aku yang segede gaban sekarang udah mengecil saja.
Waktu benar-benar berjalan sangat cepat. Tak terasa dua bulan sudah berlalu, calon anak yang kami idam-idamkan kini sudah hadir di dunia. Jika dulu aku dan Mas Rafka hanya mampu menyentuhnya dan menyapanya lewat perutku seolah kami sedang mengobrol dan bercanda bersama. Namun, kini semuanya sudah berubah. Anak kami sudah hadir dalam wujud manusia berjenis kelamin laki-laki. Kini, kami sudah bisa memeluk tubuhnya, mencium, dan menyapanya secara langsung.
Suara tangis bayi terdengar dari arah kamarku, mengagetkanku yang sedang memasak untuk makan siang. Aku memanggil Bi Imah untuk melanjutkan masakanku. Lantas segera pergi menuju kamarku.
Sesampai di kamar, aku melihat bayi laki-laki mungil itu sedang menangis. Aku tersenyum lalu membawanya ke dalam gendonganku. Aku menimang-nimang bayi yang tak lain adalah putera sulungku.
"Anak ummi yang ganteng dan sholeh ini udah bangun ya?" ucapku sambil mengelus-elus keningnya. "Utu…utu, kamu haus sayang? Iya? Yusufnya ummi haus?"
Aku terus berbicara tetapi puteraku itu tetap saja menangis. Berniat membuatnya terdiam, aku memberikannya asi sepertinya anakku ini sedang kehausan.
Tangisnya reda.
Benar dugaanku, anakku yang ganteng dan sholeh ini sedang haus buktinya setelah diberikan asi, tangisannya mulai mereda.
Dua bulan yang lalu, aku telah melahirkan anak pertamaku dan Mas Rafka, yang telah kami beri nama Muhammad Yusuf Al-Faizan. Dengan besar harapan anak kami menjadi seorang anak yang sholeh. Aku dan Mas Rafka berharap, semoga anak kami ini menjadi anak yang selalu taat di jalan Allah. Anak yang selalu bisa membanggakan kami.
"Masya Allah, anak mama pintar banget sih. Udah gak nangis lagi ya sayang." Aku mengusap pelan dahi Yusuf menggunakan jari telunjukku, dan sesekali memberikannya kecupan hangat.
Aku terus menimang-menimang Yusuf dan sesekali mencium pipi gembul miliknya. Yusuf sesekali tersenyum saat aku melantunkan sholawat untuknya. Aku dan Mas Rafka sudah terbiasa melantunkan sholawat untuk Yusuf. Bahkan setiap hari, aku dan Mas Rafka selalu mendengarkan murottal Al-qur'an untuk Yusuf. Dengan harapan besar, semoga kelak Yusuf menjadi anak yang senantiasa bersholawat. Dan semoga Yusuf menjadi anak yang mencintai Al-qur'an. Aku sangat berharap semoga kelak Yusuf menjadi seorang penghafal Al-qur'an dan bisa mengamalkannya. Semoga Yusuf juga menurunkan bakat papanya, memiliki suara yang merdu. Menjadi laki-laki yang sholeh dan bertanggung jawab seperti papanya.
Perlahan Yusuf mulai menutup kembali kedua matanya, tidur dengan nyenyak ditemani dengan suara lantunan ayat suci Al-qur'an.
Aku tersenyum saat menatap wajah damai itu tertidur, "Masya Allah, kesayangan mama dan papa. Sehat selalu sayang, mama dan papa sangat menyayangimu," ujarku seraya tersenyum lalu mengecup pelan kening Yusuf. Aku meletakkan kembali Yusuf di tempat tidurnya. Aku terus menatap wajah mungil itu, menatap wajah tenang nan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romance[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...