Kamulah Takdirku-Part 2

48K 4.5K 57
                                    

"Part tersakit dari mencintai adalah ketika mengetahui orang yang kita cintai justru mencintai sahabat kita sendiri."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃


Aku memperhatikan Kak Rafka yang sedang tertidur lelap di ruang TV. Laptop yang masih menyala dengan beberapa berkas di atas meja. Aku mengambil setiap lembar kertas dengan hati-hati, menatanya dengan telaten, dan meletakkan dengan rapi. Namun, di antara berkas-berkas itu, mataku tertuju pada sebuah buku diary yang tergeletak di samping.

Dengan rasa penasaran yang tidak bisa dihindari, akupun membuka buku diary tersebut. Saat mataku melintasi baris demi baris tulisan Kak Rafka, dadaku terasa seperti ditusuk oleh pisau yang tajam. Tulisan-tulisan itu menggambarkan perasaan suamiku terhadap seorang perempuan.

Aku sangat terkejut ketika melihat halaman berikutnya. Ada foto perempuan disana, yang membuatku semakin terkejut itu adalah foto sahabatku. Nadira Assifa. Air mataku berlinang membaca kata demi kata yang Kak Rafka tulis untuk Nadira. Perasaanku campur aduk, sakit, kecewa, marah datang bersamaan. Tanpa sadar aku menangis dengan suara yang cukup keras membuat Kak Rafka terganggu.

"Syakilla?!"

Aku terkejut, buku yang kupegang spontan terlepas dari genggaman. Aku menatap Kak Rafka dengan penuh ketakutan.

Kak Rafka dengan cepat memungut buku diary miliknya. "Lancang sekali kamu membuka buku diary saya. Ini privasi!"

"Maaf..., Killa minta maaf."

"Kamu juga ngapain sih kesini? Sok-sokan beresin berkas-berkas saya, saya gak butuh, saya bisa sendiri. Gak usah sok peduli!"

Aku menghapus air mataku. "Maaf Kak..."

Dengan raut wajah kesal, Kak Rafka membawa semua berkas-berkas dan laptopnya. Berjalan menaiki tangga, meninggalkanku sendiri. Aku menunduk, menangis terisak.

"Abi..., Killa mau pulang."

Dalam keheningan, aku duduk sendirian. Air mataku mengalir deras, mengalir tanpa henti seperti hujan yang tak pernah berhenti. Tanganku mengusap-usap tiap bulir yang mengalir. Suara tangisku yang tersedu-sedu memenuhi ruangan, setiap napasku terasa berat, dan hatiku seperti dihimpit oleh beban berat. Aku dipenuhi kesedihan, membiarkan air mata menjadi pelampiasan dari rasa sakit dan kecewa.

"Abi, ini yang abi maksud demi kebaikan Killa?" Aku berbicara dengan napas yang tercekat.

Memukuli dadaku berkali-kali, berharap rasa sakitnya hilang. Aku benar-benar tak menyangka bahwa perempuan yang dicintai Kak Rafka adalah Nadira, sahabatku sendiri. Harus bagaimana aku sekarang, suamiku mencintai sahabatku sendiri. Kenyataan ini benar-benar membuatku hancur.

Mengapa harus sahabatku sendiri?

Aku kembali memegangi dadaku yang terasa sakit, "Astagfirullah, sakit sekali," ucapku disela tangisan. "Kenapa harus kamu, Nad? Kenapa?!"

Aku beranjak dari dudukku. Berjalan dengan langkah pelan menuju kamarku, tatapanku memancarkan penuh luka. Pernikahan masih seumur jagung tapi aku sudah menemukan banyak fakta pada pernikahanku.

Aku memasuki kamar, merebahkan tubuhku, beristirajat sejenak. Kepalaku terasa pusing, hatiku terasa sakit. Lengkap sudah deritaku hari ini.

Aku tidur dengan memeluk guling, meluapkan emosiku pada guling yang tak berdosa itu. Aku menangis sejadi-jadinya, hingga akhirnya aku tidak sadar bahwa aku sudah masuk ke alam mimpi.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang