"Jika ada yang lebih indah dari rembulan di malam hari, mungkin itu adalah kehadiranmu di hidupku."
~Muhammad Rafka Al-Faizan~
🍃🍃🍃
•Bantu tandain kalau ada typo ygy
Mas Rafka melangkah lebar dari dapur menuju lantai dua dimana kamar kami berada. Sembari membawa semangkuk bubur dan segelas susu hangat untukku, karena sedari tadi subuh aku sedikit kurang enak badan.
Mas Rafka menaruh makanan itu di atas nakas, kemudian kembali melangkah menuju pinggir kasur tempatku tertidur, ia duduk di sampingku. Aku merasakan gerakannya, tetapi aku malas bangun karena sedikit pusing.
Mas Rafka mengelus-elus keningku pelan dan berkata, "Sayang... Ayo bangun! Aku bawain bubur dan susu." Mas Rafka menepuk-nepuk pelan pipiku. Aku menggeliat kecil, merentangkan kedua tanganku. Perlahan kedua mataku terbuka, menatap Mas Rafka dengan malas.
Mas Rafka membalas dengan senyuman. "Makan dulu ya, biar cepet sembuh."
Aku menggeleng, "Pahit."
"Gapapa sayang. Dikit aja ya? Mas suapin."
Lagi-lagi aku menggeleng dan menjawab. "Kenyang."
"Kenyang gimana? Dari tadi aja kamu cuma makan roti sepotong. Sayang, sekarang kamu gak sendiri, di dalam perut kamu ada calon anak kita. Kasian nanti anak kita kelaparan karena mamanya yang cantik ini gak mau makan," tutur Mas Rafka lembut.
Aku menunduk menatap perutku yang sudah semakin besar, aku mengelus-elus perutku dengan penuh kasih sayang. Di dalam sana ada calon anakku dan Mas Rafka. Benar dikatakan Mas Rafka, aku harus makan. Aku tidak boleh egois.
"Mau, tapi dikit."
Mas Rafka mengangguk, kemudian membantuku bangun dari posisi tidurku. Aku menyandarkan punggungku di kepala ranjang, berusaha mencari posisi ternyaman.
Mas Rafka mengambil semangkuk bubur yang ada di atas nakas, "Aku suapin ya?"
Aku mengangguk, "Dikit-dikit."
Mas Rafka mengangguk, kemudian menyuapkan sendok demi sendok makan bubur kedalam mulutku. Aku menikmati bubur yang diberikan oleh Mas Rafka, tidak terasa pahit hanya saja hambar.
"Udah mas." Aku menggeleng saat Mas Rafka hendak menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutku.
"Sekali lagi ya?"
Aku menggeleng, "Minum."
Mas Rafka mengangguk pasrah, ia menyimpan kembali bubur tadi. Beralih mengambil segelas susu ibu hamil rasa vanilla lalu memberikannya padaku.
"Pelan-pelan sayang." Mas Rafka membantuku minum, aku sudah seperti anak kecil saja.
Aku meneguk habis susu tersebut, rasanya manis aku suka.
Mas Rafka tersenyum, "Pinter banget sayangku ini." Mas Rafka menyimpan gelas kosong itu di atas nakas. Ia beralih menatapku sambil mengelus-elus kepalaku. "Istri mas ini suka gak?"
Aku mengangguk cepat, "Suka banget, makasih ya mas."
Mas Rafka tersenyum, kemudian mencium keningku. "Sama-sama sayangku."
"Mas, aku minta maaf ya jadi ngerepotin gini," ucapku pelan dengan rasa bersalah.
"Hei, mulutnya." Mas Rafka menyentil pelan bibirku. "Gak boleh ngomong kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romance[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...