Enambelas - Pamit

22 8 0
                                    

Semalam sekitar pukul sepuluh,Alvin sudah sampai di Indonesia dengan selamat.Tanpa pulang kerumahnya dulu,Alvin langsung menemuiku saat aku sedang asik nonton Tv diruang tamu bersama kedua orang tuaku.

Ia juga tidak mengabariku kalau ia sudah sampai disini,bahkan dengan tiba-tibanya ia memintaku ikut untuk pergi dengannya.

"Kita mau kemana Vin?" tanya Reta dengan penasaran.

Alvin masih sibuk mengendarai mobilnya,dan sama sekali tidak menjawab pertanyaanku barusan.

Sebenarnya Ibu ku tadi tidak mengizinkanku bertemu dengan Alvin dulu sampai acara pernikah itu berlangsung,tapi Alvin malah memohon-mohon pada kedua orangtuaku agar aku diperbolehkan ikut dengannya.

Sampai akhirnya kedua orangtuaku luluh,dan mengizinkan aku untuk ikut bersama Alvin.

Setelah aku beberapa minggu tidak bertemu dengannya,aku rasa Alvin semakin kurus saja,apa disana ia tidak menjaga pola makannya?.

Kenapa juga wajahnya malah semakin terlihat pucat,sesekali aku juga melihat Alvin sering kali memegang kepalanya terus seperti menahan sakit.Aku semakin khawatir dengan kesehatannya sekarang.

"Apa kamu tidak menjaga pola makanmu disana?"selidik Reta.

"Jangan bahas tentang itu sekarang ya,aku tidak mau membicarakannya," jawab Alvin sedikit sinis.

Apa katanya?jangan membahas ini?aku membicarakan ini karena aku peduli padanya,dan khawatir dengan kesehatannya,tapi ia malah bilang jangan dibahas?bagaimana bisa begini.

Kemudian aku membuang wajahku kearah kaca mobil disampingku terus-menerus tanpa melihat Alvin sedikitpun,disepanjang perjalanan pun tidak ada obrolan lagi antara kita berdua.Lalu untuk apa ia mengajakku pergi kalau akan seperti ini?.

Setelah perjalanan yang cukup panjang aku tertidur karena lelah dan hari semakin larut.

Saat aku terbangun dari tidurku aku terkejut karena Alvin sedang menatapku dengan jarak yang sangat dekat,membuat jantungku berdetak lebih cepat.

Aku mendorong Alvin sediki kebelakang agar aku tidak merasa gugup saat sedang seperti ini
"kenapa malah menatapku seperti itu?apa kita sudah sampai?kenapa tidak membangunkanku?" tanya Reta bertubi-tubi.

Kemudian Alvin tersenyum
"aku lihat kamu sangat pulas saat tertidur,jadi aku tidak sanggup membangunkanmu," jawab Alvin "ayo kita turun,sudah sampai," lanjutnya.

Lalu aku mengikuti langkahnya,ia terus menggandeng tanganku.Saat aku bergandengan,aku merasa telapak tangan Alvin dingin sekali,tidak seperti biasanya.

"Apa kamu kedinginan?kenapa tanganmu begitu dingin?"tanya Reta.

Alvin menggeleng "tidak,aku hanya gugup saat berada didekatmu," kata Alvin.

Gugup katanya?apa iya Alvin masih gugup saat berada didekatku?sedangkan saja ia sudah bertahun-tahun mengenalku dan sangat sering sekali bertemu.

Kemudian aku mengedarkan pandanganku kesana-kemari,saat aku melihat sekelilingku ternyata aku sudah ada di tempat salah satu ciptaan Tuhan yang begitu indah,yaitu pantai.Tapi untuk apa Alvin mengajakku kepantai malam-malam begini?.

Aku menahan tangannya agar berenti sebentar "untuk apa kita ke pantai malam-malam begini?" tanya Reta dengan sangat penasaran.

"Tidak ada apa-apa,aku hanya ingin mengajakmu menghirup udara malam dari sini.Bukankah tempat ini indah?" ujar Alvin.

Aku tersenyum "iya sangat indah,aku benar-benar menyukainya," jawab Reta.

Lalu Alvin mengajakku untuk duduk dipasir pantai,menatap kearah ombak,kemudian kepalanya ia taru di tumpuan kakiku dan posisinya sudah berbaring "bulu matamu sangat bagus," puji Alvin dengan tiba-tiba.

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang