"Mba kopi americano dan espressonya satu ya," pinta salah satu pelanggan.
"Mba...hallo...," panggil pelanggan itu sambil melambaikan tangannya didepan mataku.
Aku langsung tersadar dari lamunanku "eh iya maaf mba,tadi pesan apa ya?," tanyaku sekali lagi.
Pelanggan itu memperlihatkan wajah tidak suka nya "kopi americano dan espressonya satu mba," ulang pelanggan itu
"makanya mba kalau lagi banyak pikiran atau sedang sakit lebih baik tidak usah dipaksakan," kata pelanggan itu memberiku saran.
Aku mengangguk kemudian memaksakan senyumku "iya baik.Maaf sekali lagi mba," jawab Reta.
Mengapa aku bisa ceroboh seperti ini,pikiranku kemana-mana memikirkan Alvin terus menerus sampai tidak fokus untuk bekerja.
Siska yang melihat aku saat ditegur oleh salah satu customer langsung melangkah kearahku,menepuk bahuku dengan pelan
"kamu gapapa Ret?," tanya Siska sedikit khawatir.Aku menghela nafasku "gapapa ko Sis,aku cuma lagi ga enak badan,"dalih Reta.
"Gapapa gimana maksud kamu?kalau kamu sakit lebih baik kamu istirahat dulu aja Ret," ujar Siska.
"Aku mau cerita sama kamu Sis,beberapa hari ini ada yang mengganggu fikiran tentang Alvin Sis," jujur Reta.
Kemudian Siska mengangguk paham "yasudah kalau gitu kita keruangan aku dulu yu.Biar pekerjaan kamu digantiin sama Bima," ucap Siska.
Kemudian menggandeng tanganku untuk menuju keruangannya.Siska memang selalu tau saat aku sedang berada dalam masalah,ia salah satu orang yang selalu peduli terhadapku,ia itu sangat baik sekali sejak masa SMA dulu sampai sekarang.Memang tidak salah aku memilih sahabat sepertinya.Sudah baik,pintar,cantik lagi,tapi sayang ia masih sendiri terus hehe.
Aku duduk disalah satu sofa milik Siska yang berada diruangannya,lalu Siska memberiku secangkir air putih untuk memberikan ketenangan padaku
"ayo diminum dulu supaya kamu tenangan," pinta Siska.Kemudian aku mulai bercerita dengannya.Tentang bagaimana perkembangan Alvin dari hari ke hari,lalu perubahan dalam segi fisiknya serta penyakit yang akhir-akhir ini menyerangnya.
Awalnya Siska juga terkejut mendengarnya,dan ia memiliki pikiran yang sama denganku kalau Alvin menderita kanker.Tapi ini semua sepertinya tidak mungkin,karena aku sendiri pernah bertanya kepada dokter keluarga Alvin yang merawat Alvin saat sedang sakit.
Ia selalu bilang tidak perlu ada yang dikhawatirkan,Alvin mengalami itu semua karena terlalu lelah beraktivitas,makanya jadi seperti itu.
Aku tidak tau benar pastinya bagaimana,tapi aku selalu berdoa kalau Alvin akan baik-baik saja.Seperti yang dikatakannya kalau ini semua tidak perlu dikhawatirkan,semuanya akan baik-baik saja dan aku harus percaya dengannya.
Aku sendiri asik bercerita tentang Alvin kepada Siska,sampai-sampai aku sendiri lupa menanyakan kelanjutan hubungan Siska dengan Andre saat malam pesta kejutan untuk Alvin.
"Hubungan kamu sama Andre gimana Sis?" tanya Reta membuka suara.
Siska menghela nafasnya "aku juga ga tau gimana Ret," jawab Siska dengan pasrah.
Aku terbelalak terkejut "hah?maksud kamu?ga tau gimananya?" tanya Reta sekali lagi.
"Iya,terakhir kali aku ketemu sama dia diacara Alvin,dia minta maaf sama aku atas kesalahan dia yang dulu suka mengabaikan aku,ga pernah dengerin aku lalu mutusin aku secara tiba-tiba," ungkap Siska
"dari situ aku mulai dekat lagi sama dia.Aku ngerasain perubahan dia sekarang Ret,yang pasti lebih dewasa,lebih memperlakuin aku dengan baik," sambung Siska.
Aku masih mendengarkan Siska bercerita lalu bertanya "terus hubungan kamu sama dia sekarang apa?"
Lagi-lagi Siska menghela nafasnya "kalo boleh jujur Ret,aku udah nyaman sama dia dan rasa nyaman itu berubah jadi aku sayang sama dia.Tapi sayang Ret...," ucap Siska menggantung.
"Tapi sayang apa?" tanya Reta dengan penasaran.
Siska menunduk "dia udah punya pacar,mungkin sebentar lagi akan tunangan," jawab Siska dengan lirih.
Aku tersedak air putih yang ku minum tadi "What?!dari mana kamu tau itu?," tanya Reta terkejut.
"Aku tau dari ponselnya.Waktu itu aku lagi makan malam dengan Andre,lalu Andre izin pergi ketoilet sebentar tapi ponselnya dia tinggal dimeja.Saat aku sedang makan sendiri disana,tiba-tiba ponselnya Andre ada panggilan masuk,aku takut kalau itu penting lalu aku mengangkatnya dengan terpaksa karena sudah berkali-kali nomer itu menghubungi Andre.Saat aku sedang mengangkatnya terdengar suara perempuan dari sebrang sana,sebelum aku bicara tiba-tiba perempuan itu sudah bilang," ucap Siska terpotong lagi.
Aku tau kali ini Siska ingin menangis,karena tidak kuat untuk bercerita itu kepadaku.Aku langsung menggenggam tangannya mencoba memberikan tenaga
"tidak usah dilanjutkan kalau memang tidak sanggup," ujar Reta.Siska menghela nafasnya sebentar kemudian menggelengkan kepalanya "tidak,aku masih sanggup," kata Siska dengan yakin.
"Yasudah lanjutkan," jawab Reta.
"Perempuan itu bilang katanya kalau Andre harus menemaninya saat membeli cincin pertunangannya,kalau Andre tidak menemaninya dia akan marah sekali kepada Andre.Begitu kira-kira yang diucapkan perempuan itu," perjelas Siska.
"Tapi kamu tau siapa nama kontak perempuan itu diponsel Andre?" tanyaku dengan penasaran.
Siska mengangguk mengerti "aku tau,namanya Melodi.Bukan itu saja,Andre juga memberi nama kontak itu menggunakan emoticon hati," jawab Siska dengan pelan menahan kesedihannya.
Aku rasa disini ada yang aneh.Yang aku tau dari Alvin kalau Andre itu hampir sama seperti Siska tidak pernah berpacaran lagi setelah mereka berdua putus waktu SMA dulu.Tapi mengapa disini Siska bercerita kalau Andre punya pacar dan akan segera bertunangan?.
Aku harus membantu Siska kali ini untuk menyelesaikan masalahnya dengan Andre.Sudah cukup banyak Siska membantu ku,kini gilaranku untuk membantunya.
****
Seperti kataku waktu itu,kalau aku akan membantu menyelesaikan masalah antara Siska dan Andre.Pagi ini dihari minggu,aku sudah berada di Caffe Cendana mililk Andre.
Aku kesini ingin menemuinya,untuk membicarakan ini semua.Walaupun aku belum mengabari Andre terlebih dulu untuk bertemu,tapi aku yakin kalau Andre sekarang sudah berada di Caffe miliknya.
Aku mencoba menanyakan keberadaan Andre pada salah satu barista yang bekerja di Caffe nya
"permisi mas," panggil Reta dengan sopan.Barista itu menengok kearahku "iya ada apa ya mba?mau pesan sesuatu?," tanya barista itu.
"Oh tidak,aku tidak mau pesan apa-apa.Aku hanya ingin bertemu dengan Pak Andre,pemilik Caffe ini,apa bisa panggilkan sebentar?" pinta Reta.
Barista itu nampak kebingungan "memangnya mba siapanya Pak Andre?" tanyanya.
"Aku teman sekolahnya dulu.Aku ingin bertemu dengannya karena ada yang aku ingin bicarakan," jawab Reta.
Kemudian Barista itu mengguk mengerti dan mengijinkan aku untuk bertemu dengan Andre.Ia menyuruh temannya untuk memanggilkan Andre diruangannya agar bertemu denganku.
Lalu teman barista itu menyuruhku masuk keruangannya Andre saja,karena Andre menungguku disana
"ini ruangannya mba,silahkan masuk Pak Andre sudah menunggu didalam," ujarnya.Aku mengangguk dan tersenyum "baiklah.Terimakasih banyak ya," ucap Reta.
Kemudian aku masuk keruangan tersebut,aku melihat sekelilingku aku begitu takjub dengan ruangan yang bernuansa monokrom ini.
Desain interiornya begitu tertata dengan rapih dan sangat bagus menurutku."Hey apa kabar?saya kira siapa yang ingin menemui saya," ujar Andre dengan suara barintonnya.
Aku tersenyum "maaf ya Ndre kalau aku bertemu denganmu tanpa mengkabarimu terlebih dulu," ucap Reta tidak enak hati.
"Tidak apa-apa,ada apa yang membuatmu ingin bertemu denganku?" tanya Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]
RomansAmreta Tisna biasa dipanggil Reta,23 tahun adalah perempuan berparas cantik yang menjalin kasih dengan seorang pria bernama Alvinan Saputra.Alvin adalah laki-laki pertama yang mencuri hati Reta dari semasa SMA. Bertahun-tahun mereka menjalin kasih,h...