Tigapuluh Empat - Malam Istimewa

17 4 0
                                    

Setelah beberapa minggu aku menjenguk dan merawat Nanda dirumahnya,akhirnya Nanda sudah sembuh sepenuhnya.Kakinya juga sudah tidak memakai penyanggah untuk berjalan.

Seperti kataku waktu itu kalau aku akan memberi jawaban atas pernyataan cinta yang pernah Nanda katakan padaku setelah ia sudah sembuh dari sakitnya.

Malam ini aku bersiap-siap untuk kencan pertamaku bersama Nanda.Aku menggunakan dress dibawah lutut berwarna peach,dengan renda dibawahnya.

Aku memoles wajahku dengan makeup yang sedikit berbeda dari biasanya.Entah mengapa aku malam ini merasa harus terlihat sempurna didepan Nanda.

Aku sudah berada di sebuah restoran bernuansa klasik tapi masih terlihat mewah.Nanda memperlakukanku malam ini sangat baik.Bahkan,saat aku baru sampai disini Nanda sudah memeluk pinggangku dengan erat.

Menandakan bahwa sepertinya malam ini aku hanya miliknya saja.

"Kenapa disini terlihat sepi tidak ada orang sama sekali?" tanya Reta bingung melihat kesana-kemari.

Nanda tersenyum "iya karena aku sudah membooking restoran ini untuk private room kita berdua," jawab Nanda.

Aku terkejut,untuk apa Nanda sampai seperti ini untuk makan malam denganku.Aku pikir restorannya sudah tutup dan aku datang terlambat,tapi dugaanku itu salah.

Nanda mempersilahkanku untuk duduk "silahkan duduk," ujar Nanda sambil menarik kursi untukku.

"Kamu kenapa sampai seperti ini untuk makan malam saja?ini terlalu berlebihan untukku," kata Reta.

Nanda tersenyum dan menggenggam tanganku "bukankah kamu ingin hal yang lebih romantis dari kemarin saat aku mengungkapkan perasaanku untuk pertama kalinya?,makanya aku melakukan ini untukmu," jawab Nanda.

"Iya aku tau,tapi ini sangat berlebihan Nan.Pasti kamu sudah mengeluarkan uang banyak untuk ini," ujar Reta.

"Sudah,sudah tidak usah kamu pikirkan hal itu lagi.Ini malam istimewa untuk kita berdua,aku harap kamu menikmatinya."

Setelah itu beberapa makanan sudah tersedia diatas meja.Aku dan Nanda hanya terfokus untuk menghabiskan makanan ini,tanpa berbicara sedikitpun.

Kemudian,setelah Nanda selesai makan ia bertekuk lutut dibawahku.

"Seperti kataku waktu itu,bahwa aku sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu.Bahkan dari kita masih kecil dulu,akupun sudah menyukaimu.Izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu melebih seorang teman.Apakah kamu mau menjadi pacarku dan suatu saat menjadi ibu dari anak-anakku?" ungkap Nanda dengan serius.

Aku tidak menyangka kalau saat ini seseorang yang menyatakan cintanya padaku adalah teman masa kecilku sendiri.Aku juga tidak menyangka,kalau aku akan dipertemukan kembali dengannya setelah lama kepergiannya.Selucu ini takdir membawaku sampai sini.

Aku berfikir sebentar untuk memikirkan jawabannya,sebenarnya aku sudah lama memiliki jawaban ini,tapi aku merasa harus memikirkannya lagi untuk tidak mengambil salah langkah.

Nanda berdecak sebal "jawab dong,kaki aku sudah pegal tau," eluh Nanda.

Aku tertawa "ah kamu merusak suasana saja," ledek Reta.

"Sudah ayo jawab.Kamu mau membuat kakiku sakit lagi?" tanya Nanda.

Aku tersenyum "iya iya baiklah.Aku menerima mu teman kecilku.Aku mau menjadi pacarmu.Aku menyadari satu hal,setelah kamu masuk dalam kehidupanku,lalu kamu menyembuhkan semua luka dihatiku lalu dari situ aku mulai belajar mencintaimu.Terimakasih karena sudah datang kembali untuk memberikan warna dihidupku," jawab Reta dengan tulus.

Kemudian Nanda bangkit dari tempatnya,dan menguluarkan kotak berwarna merah.Dan saat dibuka isinya adalah sebuah kalung liontin yang sangat indah.Lalu ia memakaikan kalung tersebut ke leherku.

Aku.merasa de ja vu saat Nanda memakaikan kalung ini kepadaku,fikiranku malah memikirkan tentang Alvin yang pernah juga memberikan sebuah kalung kepadaku.

"Sudah," ujar Nanda setelah memakaikan kalungnya dileherku "kamu menyukainya?" sambungnya.

Aku mengangguk dan tersenyum "iya sangat.Terimakasih," ucap Reta senang.
"Aku ada satu hadiah lagi untukmu," kata Nanda.

Aku membulatkan mataku "apa?" tanya Reta penasaran.

Setelah itu Nanda membawakan satu kotak kado berwarna pink dan ada pita diatasnya,sangat cantik.

Saat aku membukanya aku terkejut melihat isi dari kado tersebut.Sebuah album foto yang berisikan foto-foto masa kecilku dengannya.

Aku menyerngit bingung "kamu dapatkan ini semua dari mana?" tanya Reta bingung.

"Aku dapatkan itu dari Ibuku.Saat kita kecil dulu,Ibu sering memotret kita saat sedang bermain bersama,kemudian Ibu menyetak semua foto itu dan disimpan dalam album itu," jawab Nanda.

Aku tidak menyangka kalau Ibu Ranti akan sampai seperti ini,bahkan aku sendiripun tidak punya sama sekali foto-foto kebersamaanku dengan Nanda.Saat aku melihat wajah Nanda dimasa kecil,aku begitu tidak menyangka kalau ia akan menjadi seseorang yang tampan,benar kata Ibuku,ia menjadi seseorang yang berbeda.

"Kamu berbeda sekali disini Nan," ujar Reta sambil melihat-lihat album foto itu.

Nanda mengerutkan alisnya "berbeda bagaimana maksudmu?" tanya Nanda.

Aku berdecak "ck,harus sekali aku memberitahumu?" tanya Reta malas.
Nanda mengangguk "iya,apa?" tanya Nanda penasaran.

"Iya iya.Kamu terlihat tampan sekarang,berbeda sekali dengan kamu yang dulu,masih terlihat polos dan lugu," jawab Reta jujur.

Nanda langsung tertawa "aku sudah tau kalau itu.Hanya saja aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu," ledek Nanda.

Sial,aku dikerjai.Seharusnya aku tidak usah berbicara seperti itu.Sudah ku bilang bukan,kalau ia akan besar kepala saat aku bilang ia sangat tampan.

Ya memang benar sih,tapi aku malas sekali rasanya kalau memuji didepan Nanda langsung.

"Bukan aku saja yang terlihat berbeda,bahkan kamu juga berbeda.Memang sih aku akui kalau waktu kecil dulu kamu sudah cantik,tapi saat kamu tumbuh menjadi perempuan dewasa seperti sekarang kamu terlihat lebih,dan sangat cantik," puji Nanda.

Seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang didalam perutku sekarang.Rasanya sangat bahagia kalau Nanda memujiku seperti itu,jarang-jarang sekali ia bilang seperti itu kepadaku.Mungkin hari ini,ia sudah menyadari kalau kekasihnya ini memang sudah cantik dari dulu.hehe.

"Tapi bohong," lanjut Nanda meledekku.
Aku memukul bahunya berkali-kali"dasar pembohong,pembohong,pembohong!" rajuk Reta.

Nanda tertawa terbahak-bahak "tidak,tidak sayang,aku hanya bercanda.Aku benar mengatakan itu,kalau kamu terlihat sangat cantik sekarang," puji Nanda membenarkan perkataannya barusan.

Kemudian Nanda manarik tubuhku untuk kepelukannya,beberapa kali ia juga menciumi keningku sambil mengusap-ngusapkan rambutku pelan "aku mencintai kamu Ret,aku mencintai kamu," ucap Nanda.

Aku sudah dibuat merona karenanya.Laki-laki ini sudah berhasil membuatku menjadi perempuan yang lebih baik daripada sebelumnya.Sejak aku bertemu dengan Nanda,kehidupanku mulai berubah.Adanya Nanda memberikan banyak warna dikehidupanku.

Aku fikir setelah hatiku dijatuhkan dan dikecewakan oleh Alvin,aku tidak akan pernah merasakan cinta yang seperti ini lagi.Tapi,nyatanya Tuhan menyayangiku dengan membawa Nanda kembali padaku.

Benar kata Nanda,tidak ada yang perlu disesali tentang apa yang pernah terjadi.Kita hanya perlu belajar memaafkan dan mengikhlaskan segalanya.Lalu kita hanya perlu berdamai dengan masalalu dan percaya pada diri kita sendiri,bahwa selama kita mau pasti semuanya akan menjadi lebih mudah.

Hatiku memang sudah jatuh sejatuh jatuhnya pada Alvin waktu itu,aku percaya akan janji-janjinya,dan aku mempercayai mimpi-mimpinya.Tanpanya aku tidak bisa merasakan apa itu jatuh cinta untuk pertama kalinya.Hatiku dibawa pergi olehnya,lalu dijemput kembali pada seorang laki-laki bernama Sadananda ini.

Semoga saja Nanda menjadi seseorang yang terakhir untukku melabuhkan hati,semoga.

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang