Duapuluh Empat - Kedai Ice Cream

28 8 8
                                    

Aku sudah duduk dengan manis disebuah kedai ice cream yang berkonsep modern disebuah mall,sesuai dengan permintaanku waktu itu kalau Nanda akan mentraktirku ice cream setiap minggunya dan ia menyetujuinya sekarang.

Jam ditangan kiriku sudah menunjukan pukul 9 pagi.Tapi,kenapa Nanda belum juga datang.Padahal aku janjian dengannya kalau jam 8 sudah harus sampai disini.

Nanda tidak bisa menjemputku dirumah,dikarenakan katanya ia harus mengantar Ibunya dulu untuk pergi ke rumah temannya.

Tak lama,pandanganku terfokus pada seseorang yang masuk dikedai ini.

Seorang laki-laki dengan kemeja flanel hitam panjangnya yang bagian lengannya digulung sedikit keatas dan dengan rambut yang sedikit ia beri pomade.

Laki-laki itu adalah Nanda.Jujur aku terkesima dengan penampilannya kali ini,benar-benar keren.

Tanpa permisi atau sapaan Nanda langsung duduk dihadapan ku lalu menaruh kunci mobilnya diatas meja.

"Apa kamu sudah lama menunggu?maaf aku terlambat,karena dijalanan benar-benar macet," terang Nanda.

Aku masih terdiam dan tepaku melihat Nanda.Sampai tidak menyadari kalau Nanda sedang mengajakku berbicara dari tadi.

Nanda melambaikan tangannya didepan wajahku "hey...aku ini sedang bicara,kenapa kamu malah diam saja," ujar Nanda.

Aku langsung tersadar dan merasa gugup "a-apa?tadi kamu bicara apa?" tanya Reta sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Astaga,jadi dari tadi kamu tidak mendengarkanku?" tanya balik Nanda "aku bilang,apa kamu sudah lama menunggu disini?" ulang Nanda.

"Sudah.i-iya sudah,aku tadi mau jawab itu," jawab Reta salah tingkah sambil menyengir "kamu mau pesan apa?biar aku saja yang pesankan," tawar Reta mencoba mengalihkan suasana agar tidak terlihat gugup.

"Apa saja,aku tidak terlalu tau menu ice cream karena jarang sekali memakannya," jawab Nanda.

Kemudian aku beranjak dari tempat duduk dan beralih untuk memesan ice cream untukku dan Nanda.Butuh waktu beberapa menit untu memesan,karena memang kedai ini sering sekali ramai pembeli.

Setelah beberapa menit akhirnya aku memesan 2 ice cream rasa yang berbeda,dan akan diantarkan kemejaku nanti.

Aku kembali ketempat dudukku dan kembali mengobrol dengan Nanda sambil menunggu pesananku datang.

"Apa aku bisa bertanya sesuatu?" tanya Reta dengan hati-hati.

"Iya tentu saja.Apa?" jawab Nanda.

"Apa kamu punya pacar?" tanya Reta ragu-ragu.

Kemudian Nanda tertawa.Untuk pertama kalinya aku bisa melihat ia tertawa,karena jujur saat aku berdekatan dengannya ia jarang sekali untuk tertawa,bahkan senyum saja sangat jarang.

Aku langsung tersihir dengan suara tawanya.

"Maaf maaf,aku tertawa karena mendengar pertanyaan kamu barusan," terang Nanda "aku tidak mempunyai pacar,kekasih atau apalah itu.Dulu aku sempat mempunyai pacar,tapi pacarku itu ternyata mengkhianatiku," jawab Nanda dengan santai.

Aku menyerngit bingung,kenapa tidak ada ekspresi sedih atau marah di wajah Nanda?apa ia sudah terbiasa denga semua itu?.Yang ada malah ia menjawab dengan santai sambil tersenyum.

"Permisi mas,mba.Ini pesanannya.Satu ice cream Vanila dan satu ice cream mint chocolate chip ya," ucap pelayan itu menyebutkan pesananku.

Aku tersenyum "terimakasih," kata Reta dengan sopan.

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang