Duapuluh Dua - Berdamai Dengan Masalalu

29 8 0
                                    

Sesampainya aku di Caffe,banyak sepasang mata yang melihat kearahku saat aku masuk bersama Nanda.

Mungkin sebagian temanku berpikir bagaimana aku bisa bersama dengan Nanda?apa aku sudah mengenalnya lama?.

Aku tebak pasti kali ini teman-temanku akan bertanya-tanya padaku tentang kebersamaan kita berdua.Aku harus bersiap-siap memasang telinga selebar-lebarnya untuk mendengarkannya,dan menjawab sebisanya.

Rifda menatapku dengan heran "heh!gimana bisa lo bareng sama Nanda?" tanya Rifda dengan penasaran.

Laras mengangguk setuju "iya gimana bisa?lo kenal dia udah lama?" kini giliran Laras yang bertanya.

"Ya ampun Reta...lo ga bilang kalo punya temen seganteng itu.Tau gitu gue dari dulu minta kenalin sama lo," ujar Sari.

Sudah cukup aku mendengar itu semua,yang pasti ini membuatku pusing.Kalau bukan karena pekerjaan,pasti aku tidak akan mau berangkat bersama Nanda si aneh itu.

Hari ini ia sudah membuatku terjebak dengan pertanyaan-pertanyaan konyol temanku,dan yang pasti membuat pagiku ini berantakan.

Aku membuang nafas panjangku "dengerin ya teman-temanku.Gue terpaksa berangkat sama makhluk aneh itu,karena gue udah kesiangan.Dan jangan mikir yang aneh-aneh deh," terang Reta sedikit kesal.

Aku meninggalkan mereka semua,dan bekerja seperti biasanya menyusun kue-kue yang baru matang didalam etalase.Kemudian beralih menyusun kue yang ada dirak meja barista,menaruh kue-kue itu disana.

Dari sini aku bisa melihat Nanda sedang membuatkan secangkir kopi pelanggan,benar kata teman-temanku kalau ia itu memang sangat tampan.Astaga tanpa aku sadari aku sudah memuji makhluk aneh itu.

Saat aku menatapnya,aku malah tertangkap basah dengannya.Sial,ini membuatku salah tingkah dan malu.

"Apa yang anda lakukan disitu?bukannya bekerja malah menatap saya seperti itu," kata Nanda dengan percaya diri.

Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal "t-tidak!kamu saja yang merasa seperti itu," elak Reta.

"Yasudah, kalau tidak kenapa pipi anda merah seperti itu?" tanya Nanda meledek Reta.

Aku langsung menutupi kedua pipiku dengan tangan.Sial,kenapa harus seperti ini saat sedang bersama Nanda

Aku menjadi tambah salah tingkah,dan aku memilih kabur meninggalkan Nanda yang masih berdiri mematung disana.

****

Aku memutuskan untuk pergi sebentar kerumah Alvin,beberapa hari ini aku merasa sangat penasaran sekali untuk kesana.

Aku harus menyiapkan perasaanku,jika ini tidak sesuai dengan harapanku.Aku pergi sendiri dengan menaiki ojek online yang aku pesan tadi.

Sebenarnya ada perasaan takut untuk mengetahui ini semua,tapi rasa penasaranku tidak pernah berhenti sebelum aku memastikannya sendiri.Apa Alvin ada dirumahnya atau tidak aku juga tidak tau.

Saat sudah sampai didepan teras rumahnya,aku langsung mengetuk pintunya berkali-kali dan memencet belnya "permisi!apa ada orang?Alvin buka pintunya,ini aku Reta," teriak Reta.

Tapi aku tidak mendapat jawaban apapun dari dalam sana.

Sekali lagi aku memastikannya lagi "permisi.ALVIN INI AKU!" teriak Reta tambah kencang.

"Mba cari siapa?" tanya Bapak-bapak tua yang sepertinya satpam dikomplek ini dilihat dari seragam yang ia gunakan.

Aku menengok kearahnya "saya cari Alvin pak pemilik rumah ini.Apa bapak tau?" tanya Reta kembali.

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang