Empatpuluh Empat - Akhir

21 3 0
                                    

[2 tahun kemudian]

Ada seseorang yang pernah mengatakan padaku.

'Dalam hidup pasti ada yang datang dan pergi.Memberi cinta atau menembus luka,namun bukankah Tuhan selalu punya rencana?.Setelah hujan selalu ada pelangi,setelah luka pasti ada bahagia,setelah menunggu pasti akan ada yang datang.Semua akan indah pada waktunya,jika kamu mau menunggu,berusaha dan berdoa.'

Perkataan itu membuatku tersadar bahwa aku sedang menikmati hasil buah kesabaranku selama ini.Aku melewati begitu banyak rintangan sampai akhirnya aku menemukan titik terang untuk mendapatkan sebuah jawaban.

Kehilangannya didalam hidupku membuatku belajar apa arti cinta sejati yang sesungguhnya.Meski seperti ada ribuan pisau yang menancap dan menikam perasaanku,tapi rasanya semua itu tidak sebanding dengan ketulusan yang pernah ia berikan kepadaku.

Kehilangan terburuk seseorang adalah ketika dimana ia harus bisa menerima bahwa orang itu tidak bisa kita temui lagi  didunia,dan meninggalkan kita selamanya.

Aku telah berdamai dengan masa laluku,aku telah menghikhlaskan segalanya yang telah pergi dalam hidupku untuk selamanya.Dari semua masalah,dari semua penderitaan akhirnya aku bisa kembali tersenyum merekah,dan tertawa meledak bahagia.

Aku bersimpuh disisi gundukan tanah,doa tulus dan air mata selalu hadir dihidupku setiap aku berkunjung ke tempat peristirahatan terakhirmu.Sudah satu tahun terakhir ini aku selalu berkunjung kesini bersama orang yang kamu kirimkan untuk membahagiakan dan memberiku cinta dikehidupanku.

"Aku selalu berdoa,semoga kamu disana selalu bahagia," ujar Reta sambil menaburkan bunga diatas gundukan tanah.

"Lo denger sendiri kan apa yang dibilang sama Reta,gue juga berharap yang sama untuk itu," saut Nanda.

Aku tersenyum "terimakasih untuk segalanya.Kenanganmu akan selalu aku ingat."

Nanda beralih memelukku "terimakasih juga,berkat lo gue bisa kembali dipertemukan dengan perempuan yang selama ini gue impikan," kata Nanda seolah-olah sedang berbicara kepada Alvin.

"Setelah ini apa kita akan pergi menemui Bunda?" tanya Reta.

Nanda mengangguk "tentu,sayang," jawab Nanda.

Bunda yang ku maksud adalah bunda yang sama,bunda yang aku miliki saat aku menjalin hubungan dengan Alvin.Aku sudah menganggap bunda sama seperti ibuku sendiri.

Selama ini bunda menyembunyikan segalanya dariku dengan alasan yang sama seperti Alvin,takut membuatku khawatir dan merasa sedih nantinya.

Aku tidak pernah marah kepada bunda,karena aku tau apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk melindungiku dari rasa sedih yang akan terus menerus akibat seseorang yang kita cintai menahan begitu banyak sakit didalam hidupnya.

****

Setelah semua kejadian itu terungkap,Nanda memutuskan untuk memberitahukan keberadaan makam dan tempat dimana bunda tinggal.Bunda tinggal dirumah ibunya,yang artinya adalah rumah nenek Alvin.

Setelah kepergiaan Alvin bunda tidak lagi tinggal dirumah lamanya,katanya itu telalu banyak kenangan tentang Alvin dan suaminya disana dan rumah itu akan terlalu luas jika bunda tempati sendiri.

Aku juga sudah berkunjung beberapa kali kesini,hanya sekedar menjalin silahturahmi atau bahkan untuk memastikan keadaan bunda.

"Ya ampun sayang,bunda kangen sekali denganmu," ujar bunda sambil memelukku.

Aku tersenyum dan membalas pelukan bunda "Reta juga kangen sama bunda," jawab Reta "bunda apa kabar?" lanjut Reta.

"Bunda baik sayang.Berapa usia kandunganmu ini?"

"Usianya sudah memasuki lima bulan bun," jawab Reta sambil mengelus-ngelus perutnya.

Aku memang sedang mengandung buah cintaku dengan Nanda.Usianya sudah memasuki lima bulan.Awal aku mengandung,aku sempat tidak menyangka kalau ada nyawa didalam perutku.

Kehamilan pertamaku  membuat Nanda terus ingin berada disampingku,tak jarang itu membuatku sangat manja dengannya.

"Semenjak dia hamil bun,banyak sekali permintaannya," adu Nanda.

Aku mencubit lengan Nanda "kalau tidak mau menurutinya juga tidakpapa,tapi jangan salahkan aku kalau anakmu ini ileran," jawab Reta dengan jutek.

Nanda dan bunda tertawa mendengar penuturanku barusan.Kemudian bunda mempersilahkan aku masuk kedalam rumahnya.Aku duduk diruang tamu keluarga bersama bunda dan Nanda,sedangkan nenek istirahat didalam kamarnya.

Bunda menunduk dan memegang tanganku "maafkan bunda ya selama ini bunda menyembunyikan semua ini darimu," lirih bunda penuh penyesalan.

Aku tersenyum dan kembali menggenggam tangan bunda "tidak apa-apa bun.Sudahku bilang jangan pernah mengatakan ini lagi,aku sudah maafkan segalanya aku hanya ingin hidup berjalan kedepan dan menata masa depan bersama keluargaku,sedangkan masalalu untuk sebuah pelajaran," ujar Reta.

"Apa yang dikatakan Reta benar bun,tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi,lagipula kita berdua juga bersyukur atas apa yang udah terjadi.Alvin orang baik,pasti dia bakal disisi yang terbaik disana," saut Nanda.

Kemudian aku beralih memeluk bunda untuk memberikan ketenangan dan bunda akhirnya tersenyum lega.Setiap aku berkunjung kerumahnya,bunda pasti selalu meminta maaf kepadaku pasalnya rasa bersalah itu belum juga hilang.

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan,semua orang pasti pernah mempunyai masalalu,bahkan yang terburuk sekalipun.Apa yang sudah aku alami adalah sebuah pelajaran hidup,semua orang juga pasti pernah mengalami rasa sakit dan kehilangan.

Aku hanya mencoba berdamai dengan masalalu,kalau untuk melupakan aku yakin semua orang pasti akan sulit untuk itu.Memulai masa depan bukan berarti harus mengubur masalalunya.

Masalalu sendiri mempunyai kenangan,kenangan yang diingat untuk menjadi pijakan dimasa depan.
*
*
*
*
*
Akhirnya ceritaa "CINTA PERGI DAN PERTEMUAN" selesai jugaaaa...
Rasanya campur aduk setelah beberapa bulan bergelut melawan rasa malas yang kadang melanda buat ngelanjutin cerita ini wkwk.Tapi alhamdulillah akhirnyaa selesai jugaaa ❤️😭🎉

Terimakasihh buat readers yang sudah membaca cerita ini,pokonyaa ilove you all ❤

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang