Delapanbelas - Benar-Benar Sudah Hilang

25 10 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku,ternyata aku sudah tidur selama berjam-jam saat aku bangun aku sudah berada dikamarku.

Ingatanku kembali mengingat kejadian itu lagi,dimana Alvin tidak datang dipernikahan dan tidak menikahiku.

Hatiku rasanya sangat sakit kali ini,benar-benar sakit menerima ini semua.Bagaimana bisa orang yang aku cintai begitu jahatnya meninggalkanku sendirian dipernikahannya,padahal ia sudah berjanji akan menikah denganku dan memiliki masa depan denganku.

Apa arti semuanya ini,aku tidak mengerti.Kemana sebenarnya Alvin pergi?apa alasannya Alvin meninggalkanku?mengapa dengan mudahnya ia mengahancurkan mimpi-mimpiku dengannya,apa selama ini semuanya hanya kebohongan?.

Selama bertahun-tahun aku menjalin kasih dengannya,lalu mana bukti yang ia beri padaku saat ia bilang 'aku sangat mencintai kamu'.Tuhan,sungguh ini sangat menyakitkan untuk kuterima.

Aku bangkit dari tidurku,lalu aku keluar dari kamar dengan keadaan yang sangat lesu dan juga kacau,bahkan pakaian pernikahanku belum ku ganti.

Ibu dan Ayah langsung mendekat kearahku "nak kamu sudah bangun?" tanya Ibu dengan sedih "sebaiknya kamu istirahat dulu,keadaanmu sedang tidak baik-baik saja" lanjut Ibu.

Aku diam,tidak bicara apapun tapi air mataku terus turun membasahi pipiku.Meratapi semua ini,pikiranku tidak berhenti memikirkan hal-hal tentang Alvin.

Aku mengambil ponselku dan mencoba menghubungi nomor Alvin lagi.

*Maaf nomor yang ada tuju tidak dapat dihubungi*

Lagi-lagi suara operator itu yang menjawab panggilanku,sial,aku kesal sekali dengan semua ini lalu aku membanting ponselku kelantai dengan keras.

"ARRGHHH" teriak Reta dengan kencang kemudian menangis.

Siska yang berada dirumahku langsung mencoba menenangkan aku "Ret,udah sayang udah,kamu tenang dulu ya," kata Siska.

Aku menangis didalam pelukan Siska "ini ga adil buat aku Sis,kemana Alvin ku?kenapa dia tidak datang dan menikah sama aku.Kemana janji yang dia buat,kenapa dia sejahat ini sama aku Sis,KENAPA?!" tanya Reta dengan sedikit penekanan.

Siska merasakan apa yang aku rasakan,sampai-sampai ia juga ikutan menangis "aku tau apa yang kamu rasakan,pasti semua ini berat untuk kamu terima.Tapi pikirkan dirimu dulu,sebaiknya kamu istirahat dulu supaya kamu bisa tenang," ucap Siska.

Aku mendorong Siska,dan membuatnya tersungkur jatuh kebelakang "SAMPAI KAPANPUN KAMU GAK AKAN NGERTI SAMA APA YANG AKU RASAIN!,"
suaraku tidak bisa ku kendalikan lagi

"Biarkan aku pergi kerumahnya,untuk memastikan ini sendiri!" lanjut Reta kemudian bangkit dari duduknya dan berlari keluar rumah.

Aku merasakan Ayah menahan tanganku dari belakang "nak ayo kita selaikan ini besok,sekarang keadaanmu tidak memungkinkan," kata Ayah.

Sedangkan Ibu hanya bisa menangis melihat keadaanku seperti ini.
"TIDAK AYAH!BIARKAN AKU PERGI!" teriak Reta sambil menepis tangan Ayah dengan kencang.

"Biarkan om,biarkan dia pergi,saya akan mengantarnya kesana bersama Siska," kata Andre berusaha mengerti keadaanku.

Kemudian Ayah menyetujui itu,tidak ada gunanya melarangku seperti ini saat keadaanku sedang kacau,yang ada aku semakin kacau.

****

Saat aku sampai dirumahnya,dengan pakaian pernikahanku yang masih melekat ditubuhku,aku langsung berlari sekuat tenagaku untuk menuju pintu rumah itu.

Saat sampai didepan pintu aku langsung menekan-nekan belnya berkali-kali.Aku juga mengetuk pintunya berkali-kali sambil menangis.

"ALVIN!BUNDA!KALIAN DIMANA?!" jerit Reta.

Selama aku mengetuk pintu rumahnya tidak ada satu orang pun yang muncul dari dalam sana.Aku semakin frustasi,bahkan tanganku sampai mengeluarkan darah akibat menggedor-gedor pintu terlalu kencang.

Siska mencoba menenangkan aku yang sudah duduk tersungkur dibawah dan menangis histeris "Reta udah cukup!tangan kamu sampai berdarah,ini tidak baik buat kamu.Ayo kita pulang!lagian percuma,didalam sana tidak ada siapa-siapa," kata Siska sedikit marah.

"DIA JAHAT SIS,JAHAT!APA SALAHKU,SAMPAI DIA BEGINI SAMA AKU!" raung Reta.

"Kamu tidak salah apa-apa Ret,sudah ya berenti nyalahin diri kamu seperti ini.Ayo kita pulang saja sekarang," bujuk Siska.

Aku masih ditempatku yang sama,duduk meringkuk sambil memegangi kedua lututku didepan teras rumah Alvin.

Tak lama dari itu,hujan turun membasahi tubuhku membuat suasana hatiku semakin ruyam.Seakan-akan hujan pun ikut menangasi kisah cintaku.

"Ayo Ret pulang.Kamu jangan nyiksa diri kamu kayak gini,nanti kamu sakit," pinta Siska berulang kali.

"ALVINNN!" teriak Reta meninggikan suaranya.

Aku mengepalkan kedua tanganku,menahan isakan yang ingin meledak,dan menahan rasa dingin yang menjalar ke tubuhku.

"KELUAR ALVIN,AKU MENUNGGUMU DISINI"

"SETIDAKNYA TEMUI AKU SEBENTAR"
"KU MOHON"

"AKU MENCINTAI KAMU"

"AALLLVVIINN" jerit Reta sangat frustasi.

Semuanya sia-sia saja,aku tak mendapatkan apa-apa disini.Akhirnya aku menyerah,tubuku juga sudah lelah seperti ini terus.

Kepala ku semakin bertambah sakit,karena terkena air hujan dan menangis terlalu lama.Benar kata Siska,aku tidak perlu menyiksa diriku sendiri hanya karena lelaki yang tidak bertanggung jawab.

Bisa-bisanya ia melupakan semua kenangan kita bersama setelah selama bertahun-tahun.Jadi ini alasannya kemarin ia membawaku ke pantai dan memberikan hal yang tak terlupakan untukku,lalu meninggalkanku begitu saja?dan memberikan kecupan dan pelukan yang terakhir kalinya?.

Kalau seandainya aku tau malam itu adalah malam terakhir kalinya kita bertemu,aku tidak mau melewati waktu dengan cepat,kalau begitu biarkan saja kita terjebak disana bersama.

Bagaimana aku bisa melupakan ini semua sendiri.Akan sulit bagiku melupakan cinta pertamaku,dan semua kenangan yang pernah aku lewati dengan Alvin.Senyumnya,aku masih ingat bagaimana ia tersenyum karena bahagia.Setidaknya,bantu aku ya Tuhan untuk melupakan ini semua,walaupun ini berat untukku.

*
*
*
*
*
*TBC

JANGAN LUPA VOTE&COMMENT :)

HAPPY READING ❤️

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang