"Duduk disini,biar saya belikan anda minum dulu," pinta Nanda kemudian beralih meninggalkanku di bangku taman yang sudah tersedia.
Iya,Nanda membawaku ke Taman Kota tepatnya.Bukankah ini tambah membuatku semakin sedih kalau aku berada disini?karena Alvin sering membawaku kesini,jadi banyak kenangan yang sudah kita berdua lewatkan disini.
Beberapa menit kemudian Nanda datang membawa dua ice cream ditangannya.Satunya ia berikan kepadaku.
"Ini buat anda," ujar Nanda.
Kemudian aku menerima ice cream itu dari tangannya.Aku merasa aneh,tumben sekali Nanda hari ini tidak semenyebalkan kemarin.
"Terimakasih," ucap Reta sambil tersenyum "kenapa harus ice cream?katanya kamu mau beli minuman?" tanya Reta.
"Saya fikir,anda butuh yang manis-manis,agar mood anda kembali baik lagi," jawab Nanda dengan santai.
Setelah itu kita berdua sama-sama sibuk menghabiskan ice cream ditangan masing-masing,tanpa obrolan apapun.Karena,jujur aku sangat bingung harus bersikap bagaimana dengan Nanda.Ia itu tipikal orang yang agak sulit diajak bercanda dan cenderung kaku.
Saat aku tengah asik menghabiskan ice cream,tiba-tiba tangan Nanda mengusap pipiku dengan lembut yang terkena sisa-sisa ice cream.
"Kalau makan itu jangan seperti anak kecil,makan yang benar," terang Nanda.
DEGG...
Seketika jantungku berpacu dengan cepat karena perlakuannya itu.Bukan itu saja,jarak diantara kita berdua pun menjadi sangat dekat.
Aku masih diam terpaku karena Nanda,aku berharap semoga Nanda tidak mendengar detakan jantungku yang sekarang berderu sangat cepat.
"E-eh bi-biar aku saja yang ber-sihkan," jawab Reta dengan gugup kemudian beralih membersihkan pipinya sendiri.
"Apa aku boleh minta sesuatu ke kamu?" tanya Reta dengan hati-hati.
Nanda mengangguk pelan "silahkan,apa?" tanya Nanda balik.
"Bisakah kamu memanggilku dengan sebutan nama atau 'kamu' saja bukan dengan kata 'anda'?jujur aku merasa risih," ungkap Reta.
Nanda menyerngit bingung "risih kenapa?ini sudah menjadi kebiasaan saya seperti ini" jelas Nanda.
"Ya tid-" jawab Reta belum selesai.
"Saya bisa,jika anda mau berteman dengan saya" potong Nanda.
What?temannya?apa aku ini tidak salah dengar?.Lalu bagaimana dengan sifat menjengkelkannya itu kalau aku terus-terusan berteman dengannya.
"Tapi kenapa harus teman?bukankah kita memang teman?" tanya Reta penasaran.
Nanda tersenyum sinis "teman kata anda?.Kalau anda menganggap saya teman,tidak mungkin anda terus-terusan merasa kesal terhadap saya," jawab Nanda dengan enteng.
Aku mendengus kesal "memang kamu itu menjengkelkan.Tidak asik untuk diajak bicara,dan bercanda!," pekik Reta.
"Saya tidak seburuk yang anda fikirkan," ungkap Nanda "kalau anda penasaran,mari kita berteman," tawar Nanda sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman padaku.
Aku memikirkan tawaran itu beberapa kali,karena memang aku harus siap mempunyai teman seperti Nanda ini.Tapi benar katanya kalau aku memang penasaran dengannya,bagaimana bisa ia menjadi seseorang yang asik untuk dijadikan teman sedangkan bicara saja sudah kaku.
Setelah menimang-nimang beberapa menit akhirnya aku menerima uluran tangannya untuk bersalaman dan menerimanya menjadi temanku.
"Baiklah,kita teman sekarang," jawab Reta sembari bersalaman "tapi ada syaratnya," lanjut Reta.
Nanda berdecak sebal "belum juga menjadi teman tapi permintaan anda sudah banyak," sindir Nanda.
Tuh kan,baru saja ku bilang tapi sudah mulai menyebalkan lagi.
"Yasudah kalau tidak mau,aku tidak rugi kok," jawab Reta kesal.
Kemudian aku beranjak pergi dari tempat dudukku,tapi baru satu langkah aku berjalan kedepan tiba-tiba tangan Nanda menarik ku kembali agar aku tidak kemana-mana dan ikut duduk bersamanya lagi.
Aku tersenyum penuh kemenangan "apa?" protes Reta.
"Yayaya,kali ini saya mengalah.Apa syaratnya?" ucap Nanda pasrah.
Aku duduk kembali disamping Nanda.Jujur saat ini aku ingin tertawa rasanya,tapi masih bisa ku tahan.Karena,baru kali ini Nanda menuruti kemauanku biasanya saja bersikap semaunya ia saja.
Tidak apa-apa lah aku bisa mengambil keuntungan sedikit darinya kali ini hehe.
"Pertama.Jangan menggunakan kata 'anda' lagi kalau kita sedang bicara,panggil saja nama atau menggunakan kata 'aku,kamu' ya apapun itu jangan terlalu kaku deh pokoknya."
"Kedua.Setiap minggunya kamu harus meneraktir aku ice cream."
"Loh loh,ko jadi seperti itu syaratnya?" tanya Nanda tidak terima.
"Memangnya kenapa?suka-suka aku dong," jawab Reta sambil bertolak pinggang
"Ketiga.ini point paling penting.Jangan suka bersikap semaunya sendiri dan bersikap menjengkelkan denganku," lanjut Reta menyebutkan syaratnya.
Nanda menjambak rambutnya karena sedikit frustasi menghadapiku "memang harus sesusah ini ya kalau berteman dengan kamu?" tanya Nanda.
Tanpa sadar ia sudah mengubah bahasanya menjadi 'aku,kamu'.Akhirnya tahap pertama ia bisa menjalaninya,walau masih terasa asing mendengarnya.
Jujur aku sendiripun susah sekali bergaul dengan orang lain,tapi kali ini aku mencoba hal yang berbeda dengan Nanda supaya aku terbiasa.
Aku tertawa "nah kan gitu enak kalau kita bicara pakai bahasa yang biasa," terang Reta
"ayo kita pulang sekarang,ini sudah mendung sebentar lagi pasti akan hujan," lanjut Reta.
"Sebelum kita pulang,apa aku boleh meminta satu permintaan?" pinta Nanda.
Aku mengerutkan alisku "apa?" tanya Reta.
"Cobalah berdamai dengan masalalu kamu,dan jangan bersedih lagi," ucap Nanda dengan penuh harap.
Aku berpikir sebentar,dan kemudian menjawab "baiklah aku akan coba.Untuk itu bantu aku untuk melalui ini semua," jawab Reta sambil tersenyum.
Tak ada salahnya aku mencoba hal ini.Aku hanya tak ingin selalu dihantui oleh masalalu ku sendiri yang tidak jelas dimana keberadaannya,aku hanya ingin melangkah kedepan tidak ingin stuck disatu tempat saja.
Semoga saja ini menjadi pilihan terbaikku.
*
*
*
*
*
*
*
TBCJANGAN LUPA VOTE&COMMENT
TERIMAKASIH :)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]
RomansaAmreta Tisna biasa dipanggil Reta,23 tahun adalah perempuan berparas cantik yang menjalin kasih dengan seorang pria bernama Alvinan Saputra.Alvin adalah laki-laki pertama yang mencuri hati Reta dari semasa SMA. Bertahun-tahun mereka menjalin kasih,h...