Duapuluh Enam - Badmood

27 7 2
                                    

"Heh senyum-senyum gajelas gitu.Kenapa sih?" tanya Siska mebuyarkan lamunanku.

"Tidak apa-apa," dalih Reta "kenapa kamu masih disini.Apa kamu tidak ada pekerjaan dirunganganmu?" tanya Reta.

Siska tersenyum kepadaku "suka-suka aku dong mau dimana juga.Ini kan Caffe kakakku," ujar Siska sombong.

Kemudian Siska memberikan sebuah undangan berwarna hitam dengan pita diatasnya.Aku menyerngit bingung "loh ini apa?" tanya Reta bingung.

"Itu undangan acara pertunanganku dan Andre," kata Siska malu-malu "aku harap kamu datang bersama Nanda," lanjut Siska.

Aku membulatkan mataku dan menatap Siska tak percaya.Bagaimana Siska bisa menyembunyikan hal ini dariku.Ia juga tidak pernah cerita soal kedekatannya dengan Andre kepadaku,lalu tiba-tiba ia malah memberikan undangan ini kepadaku.

"Kamu kok jahat banget sih Sis,baru ngasih tau ini ke aku sekarang," protes Reta.

Siska tertawa "bukan begitu.Aku mau ini jadi suprise buat kamu,makanya aku tidak bilang dulu ke kamu," ungkap Siska.

"Ihh apalah itu suprise suprise.Tetap saja kamu tidak pernah cerita ke aku tentang hubungan kamu dan Andre," rajuk Reta.

"Iya iya maaf.Aku juga berpikir tidak mau mengganggu kamu saat kedekatan kamu sama Nanda.Aku juga tidak mau membuatmu sedih karena mengingat kejadian Alvin saat aku memberikan undangan pertunanganku dengan Andre,aku hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk memberitahukan ini sama kamu,"  perjelas Siska.

Aku tersenyum dan kemudian memeluk Siska "jangan berpikir seperti itu.Aku ikut bahagia kalau kamu bahagia.Aku sudah tidak sedih lagi saat aku mengingat Alvin,dan itu semua juga berkat bantuan Nanda," terang Reta.

Siska membalas pelukanku dan menjawab "yasudah kalau begitu kamu datang ke acara ini bersama Nanda ya," pinta Siska.

"Iya baiklah," jawab Reta menerima permintaan Siska.

****

Hari ini hari pertunangan Siska dan Andre diadakan.Seperti kata Siska waktu itu kalau aku harus pergi bersama Nanda kesana.Saat ini aku sedang menunggu Nanda menjemputku dirumah.Tumben,malam ini Nanda sangat lama menjemputku.

Tidak biasanya ia seperti ini,biasanya ia sudah duduk diruang tamu bersama Ayah sambil mengobrol karena menungguku bersiap-siap.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam,tapi Nanda belum juga datang menjemputku.Akhirnya aku putuskan untuk melfonnya.

"Kamu dimana sih Nan?ini sudah jam berapa," tanya Reta dari sambungan telfonnya.

Nanda membuang nafasnya penjangnya "iya sebentar lagi aku sampai.Aku terjebak kemacetan," jawab Nanda dari sebrang.

Aku langsung mematikan sambungan telfonku sepihak.Belum berangkat saja sudah membuatku badmood seperti ini.Akhirnya aku kembali merapihkan penampilanku dan menatap diriku didepan cermin.

Untuk datang ke acara pertunangan Siska,aku menggunakan dress selutut berwana pastel dengan renda dibagian bahunya terlihat simple tapi tetap elegan.

Aku mendengar suara mobil yang datang didepan rumahku.Akhirnya aku keluar dari kamarku ternyata sudah ada Nanda diruang tamuku.Aku masih dalam mode badmoodku karena Nanda datang lama sekali untuk menjemputku.

"Ayo kita berangkat sekarang.Ini sudah telat!" sinis Reta.

Jujur kali ini aku melihat Nanda sangat tampan dengan balutan jas berwarna abu-abu yang ia gunakan terlihat lebih keren dari biasanya.

Tapi aku tidak mau memujinya dengan terang-terangan,karena itu akan membuatnya besar kepala nanti.haha.

"Kamu terlihat cantik malam ini," puji Nanda.

Blushh...

Pipiku sudah memerah saat Nanda pertama kalinya memujiku seperti itu.Seumur-umur aku berteman dengannya,tidak pernah ia bilang seperti itu kepadaku langsung.

Aku berusaha bersikap biasa saja "terimakasih," ucap Reta dengan singkat.

"Ayolah jangan marah seperti itu.Maafkan aku,karena lama menjemputmu," ujar Nanda dengan tulus.

"Tidak.Aku tidak marah,hanya saja kamu membuatku sedikit badmood," dalih Reta.

Nanda tertawa "baiklah.Maaf sekali lagi," ulang Nanda.

"Hmmm" gumam Reta pelan.

Setelah beberapa menit aku menunggu,akhirnya aku sampai disebuah gedung yang bernuansa mewah dengan gaya elegan.

Aku bisa lihat disini dari para tamu yang datang kebanyakan mengenakan pakaian formal.Kebanyakan disini yang datang rekan kerja Andre mungkin,ada beberapa teman-temanku dan Siska saat SMA dan rekan satu pekerjaan denganku.

"Hai Sis," sapa Reta "ya ampun kamu cantik banget Sis," puji Reta sambil berpelukan.

"Kamu juga ko ga kalah cantik," puji Siska balik.

"Oh iya,selamat ya Ndre," ucap Reta memberikan selamat kepada Andre.

Andre tersenyum "iya.Terimakasih," ucap Andre "ini siapa Ret?gebetan baru?" tanya Andre melihat kearah Nanda.

Nanda langsung berjabat tangan dengan Andre "saya Nanda,temannya Reta dan saya barista di Caffe Bu Siska," ujar Nanda memperkenalkan dirinya "selamat ya Pak Andre untuk acara pertunangan Anda," ucap Nanda.

Andre tersenyum "iya terimakasih.Saya harap anda bisa menyusul secepatnya dengan Reta," ledek Andre.

Aku melotot kearah Andre memberikan tatapan tajamku.Sedangkan Nanda hanya senyum-senyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.Dasar aneh.

Setelah bertemu dengan Siska dan Andre aku menunggu acara pertunangan mereka yang diadakan beberapa menit lagi.

Aku memutuskan untuk mengobrol dengan teman-temanku sewaktu SMA sebentar sedangkan Nanda sedang asik mengobrol dengan teman-teman satu pekerjaanku di Caffe.

"Itu pacar lo Ret?" tanya Tika teman sekelasku dulu.

Aku menggeleng "oh bukan.Dia temen kerjaku aja," jawab Reta.

"Padahal sayang banget loh kalo cuma temen.Dia aja ganteng gitu," ujar Tika.

Aku tertawa dan yang lainnyapun ikut tertawa.Aku melihat Nanda berjalan kearahku,dan menemui teman-temanku.

"Loh Nanda ko kamu ada disini?" tanya Wulan saat melihat Nanda.Aku bingung dari mana Wulan mengenal Nanda.

"Kamu kenal Nanda lan?" tanya Reta penasaran.

"Kenal,dia itu mantan pacarku," jawab Wulan dengan enteng.

Aku semakin terkejut dengan jawaban yang Wulan berikan kepadaku.Jadi yang dimaksud dengan Nanda selama ini,mantan pacarnya itu Wulandari teman sekelasku waktu SMA.

Aku merasa risih saat melihat Wulan mencipika-cipiki pipi Nanda dengan tiba-tiba dan menggandeng lengan tangannya cukup lama.Nanda yang diperlakukan seperti itu terlihat seperti biasa saja tidak menolak ataupun senang.

"Aku haus,aku tinggal dulu ya Nan,Lan," pamit Reta meninggalkan mereka berdua disana bersama yang lain.

Nanda tidak menjawab ataupun menahan kepergianku.Yang ada dia malah diam ditempatnya bersama Wulan dengan wajah yang menurutku biasa saja,tanpa ekspresi senang karena bertemu Wulan.

Entah kenapa saat melihat kejadian itu hatiku merasa panas,dan tidak terima kalau Nanda disetuh dengan wanita lain.

Apa aku ini merasa cemburu?tapi untuk apa?Nanda itu cuma temanku,tidak lebih.Jadi tidak berhak untuk melarangnya saat seperti itu.
*
*
*
*
*
TBC.

JANGAN LUPA VOTE&COMMENT:)

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang