Empatpuluh Satu - Pengkhianat

14 2 0
                                    

Aku mendengar suara langkah kaki mendekat kearahku,aku tidak bisa melihat siapa yang datang karena aku menangkupkan wajahku di tumpuan kaki sambil memegang kedua lutut.Saat orang itu datang tiba-tiba.

HAP...

Orang itu memelukku secara tiba-tiba dan mencium pucuk kepalaku berkali-kali.

"Aku merindukanmu sayang."

Aku mendongakkan kepalaku,aku mengenali suaranya,siapa lagi kalau bukan Nanda.

Nanda menatapku dengan tatapan bingungnya,mungkin ia berpikir kenapa mataku sudah bengkak,dan penampilanku sudah acak-acakan seperti sekarang.

"Sayang ada apa denganmu?apa kamu habis menangis?apa ada yang menyakitimu?" tanya Nanda bertubi-tubi.

"Bagaimana kalau orang yang menyakiti aku ternyata adalah orang yang mencintaiku?" selidik Reta.

Nanda menyerngit bingung "maksud kamu apa sayang?."

"Kenapa malah balik bertanya?kamu tidak bisa menjawabnya?iya?"

Nanda menggelengkan kepalanya "tidak,bukan seperti itu.Aku tidak mengerti apa maksudmu."

Aku bangkit dari tempatku dan Nanda juga ikut berdiri dihadapanku.Aku merasakan detak jantungku bekerja dua kali lipat,namun aku mencoba untuk tidak terlalu mempermasalahkannya.

Lalu aku mengeluarkan selembar amplop coklat  yang tadi Wulan berikan padaku dari tasku.

Saat aku sudah mendapatkan amplop itu,aku langsung melemparkan amplopnya tepat didepan wajahnya Nanda.

"Apa yang kamu lakukan Reta!" teriak  Nanda.

"Lihat saja dulu isi amplop itu,baru kamu boleh berteriak seperti itu kepadaku!" ujar Reta tak mau kalah.

Nanda langsung mengambil amplopnya dibawah kakinya dan membukanya perlahan-lahan.Aku bisa melihat wajah terkejutnya dari sini.

Aku tertawa sinis "kamu pembohong besar Nan!aku sudah pernah katakan kepadamu sebelumnya kalau kita harus saling terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi lagi.Sekarang aku terlihat sangat bodoh,karena sudah mempercayai orang sepertimu!" ucap Reta dengan tatapan benci.

"Kamu mengkhianati aku Nan dengan cara berbohong seperti ini.Kamu seolah-olah tidak mengenal Alvin padahal kamu mengenalnya dan sangat dekat dengannya.Aku juga tau,kamu pasti mengetahui alasan Alvin meninggalkanku disaat pernikahan!kamu benar-benar brengsek!"

Perkataanku sudah tidak bisa aku kendalikan lagi sekarang.Air mataku juga sudah mengalir deras membasahi pipiku sekarang.Sedangkan Nanda masih diam membeku ditempatnya.

"Kamu pengkhianat Nan!" ucap Reta sekali lagi.

"Reta aku bis-"

"Apa lagi yang kamu mau?apa?!apa kamu tidak puas sudah mendapatkan kekasih dari sahabatmu sendiri?sekarang kamu sudah berhasil merebut aku dari Alvin!"

"RETA!"

Teriakan Nanda berhasil membuatku terdiam.Aku dapat merasakan bahwa suasana disini mulai berubah.

Suasana menjadi lebih dingin dan tatapannya mendadak tidak terima kepadaku dengan ucapan yang baru saja aku lontarkan dari mulutku.

Nanda langsung mencengkeram kuat kedua lenganku.
"Apa yang kamu katakan itu tidak ben-"

"Oh ya jadi disini aku yang salah dan kamu yang benar?" teriak Reta.

Nanda menggelengkan kepalanya "bukan seperti itu maksudku,setidaknya dengarkan penjelaskanku dulu dan jangan berasumsi seperti itu," jawab Nanda.

Nanda melepaskan cengkeramannya dari lenganku,kemudian beralih memelukku agar aku bersikap lebih tenang.

Aku mau menolak tapi rasanya sulit sekali.Aku tidak bisa berbohong kalau aku merasa sedikit nyaman dengan didalam pelukannya.

"Semarah apapun kamu,setidaknya dengarkan penjelasanku dulu.Aku akan memberikan jawaban atas semua pertanyaanmu itu,tolong jangan bersikap seperti ini kepadaku.Kita bicarakan semuanya dengan baik-baik," ucap Nanda dengan nada yang sudah menjadi lembut dan ekspresi wajah yang lebih bersahabat.

"Kamu pengkhianat Nan!aku tidak mau mendengarkan apapun sekarang!" ujar Reta sambil mendorong Nanda kebelakang.

"Baiklah,baiklah aku akan berikan kamu waktu itu tenang dulu,baru aku akan jelaskan segalanya kepadamu," jawab Nanda.

Nanda berjalan menuju pintu keluar dan meninggalkanku sendirian dikamar.Aku berharap Nanda membalikkan badannya kembali dan memelukku kembali,tapi rasanya aku tidak bisa berkata apa-apa kepadanya selain kemarahan yang mencuap dalam diriku sekarang ini.

Aku kembali tidak bisa mengendalikan tangisanku didalam kamar.Aku membuang beberapa barang  menumpahkan segala kemarahanku.Aku sudah terlihat lemah sekarang.Aku rasanya sulit sekali untuk menerima kenyataan ini.

Aku berusaha berjalan menuju kasur,kepalaku terasa sangat sakit sekarang.Kebiasaan lamaku sudah mulai lagi saat aku menangis terlalu lama pasti kepalaku terasa berat,sakit dan pandanganku sudah mulai memburam.

****

Aku merasakan ada hembusan nafas yang menerpa wajahku dan telapak tangan besar yang menyentuh pipiku.Aku tersadar dari tidurku,mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa kali agar pandanganku terlihat dengan jelas.

"Aku kenapa?" tanya Reta polos sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

Nanda tersenyum "kamu pingsan tadi,aku fikir kamu tertidur tapi saat aku mencoba membangunkanmu tapi kamu tidak bangun-bangun juga.Tadi sudah ada dokter yang datang kesini untuk memeriksakan keadaanmu," jawab Nanda.

Aku melihat jam di dinding,ternyata sudah jam 8 malam.Apa aku tertidur sangat lama,sampai-sampau aku tidak menyadari kalau sekarang sudah malam.Aku merasakan kepalaku sudah tidak berat tetapi masih sedikit sakit.

"Apa kepalamu masih sakit?" tanya Nanda lembut.

"Sedikit," jawab Reta singkat.

Aku mencoba bangun dari tidurku,dan mengubah posisiku menjadi duduk sedikit berbaring.Nanda membantuku untuk itu.

"Makanlah dulu,aku sudah bawakan bubur untukmu," tawar Nanda.

Aku menggeleng dan membuang wajahku kearah lain,supaya aku tidak menatap matanya Nanda secara langsung,itu masih membuatku sakit dihatiku saat menatap matanya.

"Setidaknya makanlah sedikit,kamu dari tadi siang belum memakan apapun," ulang Nanda.

"Tidak perlu perhatian seperti itu kepadaku dan tolong tinggalkan aku sendiri disini,aku hanya butuh waktu sendiri," sinis Reta.

"Baiklah.Kalau ada apa-apa kamu bisa memanggilku," jawab Nanda berusaha tenang.

Kemudian Nanda memberikan sebuah kotak hitam cantik kepadaku dan menaruhnya disamping tanganku.

"Itu untukmu dan bukalah,Alvin memberikan itu untukmu mungkin saja kamu bisa mendapat jawaban dari semua pertanyaanmu selama ini," ujar Nanda.

Aku melirik sebentar kearah kotak itu.Nanda kemudian pergi lagi keluar kamar meninggalkanku sendiri disini.
*
*
*
*
*
TBC

Kira-kira apa yaa isi didalam kotak tersebut?.Apa selama ini pertemuannya dengan Nanda akan membuat Reta menemukan kebenarannya tentang Alvin?
Penasaran kan? Wkwk
Tungguin aja kelanjutannya yaa gaes hehe :D

CINTA PERGI DAN PERTEMUAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang