Pukul 21:58 Zeva terbangun dari tidurnya dan ia merasa sangat lapar tapi ia juga sangat malas untuk memasak.
Gadis itu bangkit dari kasurnya dan mengambil jaketnya dan slingbagnya. Ia memilih untuk berjalan keluar komplek untuk ke supermarket membeli cemilan.
Gadis itu telah menenteng satu kantong kresek berisi snack nya. Kondisi jalan malam ini sangat sepi dan dingin karena baru saja habis hujan.
"Ada neng cantik nih"
"Sama abang aja neng, kok malam-malam sendiri aja"
"Jangan macam-macam lo" ucap Zeva ketakutan.
"Ayo sini sama abang neng" ucap preman itu.
"Lepasin tangan guee, gue gak mau. Tolonggggg" ucap Zeva.
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
"Pergi lo semua bangsat beraninya sama cewek" ucap laki-laki itu.
"Makasih, lagi-lagi lo nolongin gue" ucap Zeva.
"Gue pinjem ponsel lo dong" ucap Dipta.
"Mau ngapain?" tanya Zeva.
"Pake misscall ponsel gue, ilang" ucap Dipta.
Lalu Zeva memberikan ponsel miliknya kepada Dipta. Dipta mengetikkan nomor ponselnya dan menelpon nomornya.
Benda yang dicari oleh Dipta ternyata ada disaku celananya sendiri. Zeva kebingungan melihat kelakuan Dipta. Padahal ponsel Dipta sebenarnya tidak hilang. Ia hanya ingin meminta nomor telpon Zeva tapi ia gengsi.
"Eh nih ponsel tau aja ada cewek cantik malah nongol. Tadi gak ada kok ze" ucap Dipta.
"hmm" ucap Zeva.
"Yaudah gue anter yuk" ajak Dipta.
"Makasih Dip, tapi tuh supir gue udah jemput" ucap Zeva.
"Gue duluan Dipta bye" ucap Zeva sembari melambaikan tangannya.
Zeva masuk kedalam mobil yang di kemudikan oleh pak Ujang. Setelah Dipta datang untuk membantunya dari preman-preman tadi Zeva memilih mengambil Hp nya dan menghubungi pak Ujang untuk menjemputnya.
"Mbak, kok motor belakang ngikutin kita ya ?" tanya pak Ujang.
"Mati gue itukan Dipta ngapain dia ngikutin sih" gumam Zeva dalam hatinya.
"Pak anter aku ke Apartemen Ka Ajeng aja ya. Soalnya aku kangen banget sama ka Ajeng udah lama gak ketemu. Besok kan Sabtu jadi pak Ujang gak usah jemput aku" ucap Zeva.
"Ok baik mbak" ucap pak Ujang.
Dipta Pov
Dipta melajukan motornya setelah mengikuti mobil milik Zeva, satu informasi yang Dipta tau bahwa Zeva tinggal disalah satu Apartemen yang terbilang cukup elit.
"Assalamualaikum, Dipta ganteng pulangg" ucap Dipta.
"Waalaikumsalam, tumben kak pulang cepat" ucap Ami - Bunda Dipta.
"Pulang cepat salah, gak pulang salah. Gimana sih Bun" ucap Dipta.
"Ayah besok pulang lo Dip, kamu jemput Ayah di bandara ya!" ucap Ami.
"Gak, Dipta sibuk Bun" ucap Dipta acuh.
Dipta sangat membenci Ayahnya. Ayahnya yang begitu gila akan kerja hingga lupa memiliki seorang anak yang sangat butuh perhatian seorang Ayah.
Uang memang segalanya. Tapi bagi Dipta apa yang dia miliki sekarang ini sudah lebih dari cukup. Sejak ia berusia 14 Tahun ia kehilangan sosok Ayah dalam hidupnya. Dipta merasakan ia memiliki Ayah tapi nyatanya Ayahnya tidak pernah ada untuknya.
Dipta masuk kedalam kamarnya, dan mengambil ponselnya dan mengirimkan satu pesan.
Dipta : Hai, lo udah tidur belumm ?
Dipta tersenyum melihat pesan yang baru saja ia kirim, pasti Zeva sedang marah saat membaca nama yang tertera di ponselnya. Pasalnya Dipta mengsave nomornya dengan nama Diptanya Zeva.
Zeva-nya Dipta : Ih lo nyebelin.
Dipta : Yaudah tidur gih. Good night Ze:)
Dipta menyimpan ponselnya dimeja samping kasurnya. Dia mengelamkan wajahnya dikasur dan berharap akan mimpi indah untuk malam ini.
-------
Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]
Teen FictionSEBELUM MEMBACA WAJIB HUKUMNYA UNTUK FOLLOW DAN VOTE YAA:) Hari ini adalah hari pertama Zevanya masuk sekolah sejak kepindahannya ke Indonesia satu minggu yang lalu. Hari ini, hari termalas yang dirasakan oleh Zevanya ini terjadi begitu saja karena...