8

501 30 0
                                    

Zeva berjalan sendirian menuju taman belakang sekolah, ia betul-betul kesal saat ini. Bagaimana tidak kesal, baru saja Dipta menganggap kalau Zeva adalah pacarnya.
Zeva memilih duduk di bangku taman yang berada dibawah pohon.

"Kesellll.... Keseellllll... " teriak Zeva.

Tak lama kemudia ada seseorang yang ikut duduk disampingnya. Siapa lagi kalau bukan Dipta.

"Gue serius soal ucapan gue dikantin tadi!" ucap Dipta dengan tegas.

"Bodo amat gue gak suka sama lo!" ucap Zeva lalu meninggalkan Dipta duduk sendirian.

"Mungkin gue harus lebih berjuang lagi, gue bakalan perjuangin lo Ze" teriak Dipta yang sangat di dengar oleh telinga Zevanya.

❤️❤️❤️

Zeva berjalan  keluar kelas menuju gerbang sekolah. Bel yang menandakan para murid sudah diperbolehlan untuk pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu. Zeva mencari ponselnya didalam tasnya, tapi hasilnya nihil. 

"Kayaknya gue lupa di laci kelas deh" gumam Zeva.

Zeva memutar badannya dan berjalan kembali menuju kelasnya yang ada dilantai 2.

"Uhm akhirnya ketemu juga" ucap Zeva legah.

Zeva keluar dari kelasnya dan menuju ke gerbang sekolah. Namun tiba-tiba seseorang mencekal tangannya dan menutup mata Zeva menggunakan kain hitam.

"Ini siapa woy, tolong" teriak Zeva.

Orang orang yang menyeret Zeva pun tak bersuara. Orang tersebut membawa Zeva ke toilet paling pojok sekolah yang gak ada satupun orang yang tau.

"Apa mau lo!" ucap Zeva.

"Gue cuman mau lo jauhin Dipta!" ucap seseorang.

"Gue udah bilang gue gak punya hubungan apa-apa dengan Dipta!" ucap Zeva.

"Lo bohong! Dasar pembohong!" ucap gadis itu.

Byurrrrr...

Gadis itu menumpahkan 1 ember yang berisi air ke sekujur tubuh Zeva.

"Stop Clara, gue mohon!" ucap Zeva.

"Lo gak tau betapa cintanya gue sama Dipta!" ucap Clara dengan nada tinggi.

Zeva betul-betul kedinginan sekarang ini, tubuhnya sudah sangat basah. 

"Ini peringatan pertama buat lo, kalau lo masih coba-coba ngedeketin Dipta bahkan gue bisa lebih kejam dari ini!" ucap Clara, dan meninggalkan Zeva yang kedinginan di toilet.

Zeva menangis sejadi-jadinya.

"hiikksss.. hiksss... kenapa orang-orang jahat banget sama gue" tangis Zeva.

"OMG bidadari apa yang lo lakuin disini?" teriak seseorang yang baru saja masuk ke dalam toilet tersebut.

"Astaga lo basah kuyup Ze" ucapnya lagi.

"Gue tau nih, pasti perbuatan Clara kan?" tanyanya.

Zeva hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

"Yaudah kita ke koprasi aja disana ada jual kaos polos, setidaknya lo gak kedinginan banget" ucapnya.

Zeva berjalan mengikuti orang yang baru saja menolongnya. Sesampainya di koperasi orang yang tadi memberikan satu kaos polos yang masih terbungkus rapi dan Zeva menerimanya lalu mengganti seragamnya dengan kaos tersebut.

"Makasih ya Bayu lo udah mau nolongin gue" ucap Zeva.

"Santai aja kali sama gue" ucap Bayu.

"Lo kok bisa ada disana ?" tanya Zeva.

"Gue dari Perpus terus kebelet, terus gue denger ada orang nangis di toilet cewek.  Yaudah gue masuk aja" ucap Bayu.

❤️❤️❤️

Dilain tempat, seorang Pradipta Aditama yang sedang dilema. Apakah benar dia jatuh cinta terhadap seorang Zevanya yang bahkan belum lama ia kenal. Ia masih ingat bagaimana ia terhipnotis oleh mata indah yang dimiliki Zevanya.

Kali ini Dipta setuju dengan orang-orang yang mengatakan bahwa cinta itu kadang tidak perlu memakai alasan untuk memperkuat dan meyakinkan seseorang. Cinta bisa datang kapan saja ia mau, bahkan kadang kita sendiri tidak bisa mengontrol dengan siapa dan kapan kita bisa jatuh cinta.

Sekarang sudah pukul 22:30 sudah hampir tengah malam. Dipta dan teman-temannya sedang berada di salah satu sirkuit terbesar di Jakarta.

Seperti biasa Dipta memenangi Balapan malam ini dan teman-temannya menangih traktiran atas kemenangannya. Dipta menuruti kemauan teman-temannya itu. 

Jika kalian beranggapan mereka akan pergi ke club malam, maka kalian salah besar. Dipta dan Raken sangat membenci pergi ketempat-tempat kotor seperti itu. Karena dua sejoli ini sangat bercita-cita ingin menjadi dokter. Biar nakal-nakal begini Dipta sangat pintar dalam pelajaran cuman emang gak di asah aja dan efek kemalasannyalah yang membuat nilainya kadang baik dan kadang sangat amat buruk. 

Mereka berempat telah sampai di MCD 24 jam disalah satu kawasan Jakarta Selatan. Setelah memesan apa yang mereka inginkan mereka memilih duduk di pojok kiri.

"Eh itu bukannya si anak baru ya ?" tanya Wili.

Serentak Dipta, Raken, Ari mengikuti arah pandang Wili.

"Dia sama siapa ya, kok gue pernah liat tuh orang yang bareng sama Zeva" ucap Dipta.

"Ah tuh mereka udah pergi, gue juga ngerasa kek pernah liat itu cewek yang bareng sama Zeva tapi gue-. Ah elah Wiliii kulit ayam gue Wil kok lo embat juga sih" ucap Ari.

"Yah udah masuk kedalam mulut gue, gimana dong? Apa gue lepehin aja lo mau makan bekas gue ?" ucap Wili.

"JIJIK!" ucap Raken, Dipta, dan Ari.

-------

Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.

Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang