12

426 27 0
                                    

"Kadang seseorang hanya butuh di dengarkan bukan sekedar di berikan saran karena kadang ada orang yang memberikan saran namun sebetulnya ia tidak bisa memahami pokok permasalahan"


❤️❤️❤️

Pagi ini Zeva sudah berada dikelasnya yang sudah lumayan ramai.

"GUYSSSSS" teriak seseorang yang baru saja datang.

"LO TUH YAH PANTAT PANCI HOBI BANGET TERIAK-TERIAK" teriak Lala membalas Bayu.

"SADAR DONG MBAKKK LO JUGA TERIAK-TERIAK" ucap Bayu.

"Udah-udah masih pagi udah beranteng aja, ada apaan Bay?" tanya Karin.

"Lo semua tau gak-.."

"GAK" ucap semua murid yang ada di dalam kelas.

"Ih gue belum selesai bicara jangan di potong dulu" ucap Bayu.

"Jadi tuh si Clara, Prita, dan Nini dikeluarin dari sekolah" ucap Bayu.

Semua orang menatapnya tak percaya, siapa yang telah berani mengeluarkan Clara and the geng. Ini sebuah mukjizat bagi orang-orang yang sering kena bully-an Clara.

"Lo tau darimana Bay?" tanya Qila.

"Lah udah pada kesebar kali beritanya, dia dikeluarin karena ngebully orang di toilet tapi gak ada yang tau siapa yang dia bully" ucap Bayu.

"Gue rasa orang tuh berpengaruh besar banget sama nih sekolah makanya dia bisa ngeluarin Clara dkk" ucap Karin.

"Ohiya Ze, gimana hubungan lo sama Dipta ?" tanya Lala.

"Gue gak punya hubungan apa-apa sama Dipta" ucap Zeva.

"Terus yang di kantin lalu dia ngaku pacar lo apaan dah?" tany Qila.

"Dianya aja yang ngaku-ngaku" ucap Zeva.

"Samlekom" ucap seseorang yang baru saja datang.

"Assalamualaikum" ucap Zeva membenarkan perkataan orang tersebut.

"Waalaikumsalam calon ibu dari anak-anakku" ucapnya membalas perkataan Zeva sambil terkekeh.

"Cieeee cieee" sorak murid-murid di Ipa 1.

"Ze lo kemana aja kemarin gue samperin lo di Aprtemen tapi-.." Ucap Dipta terpotong.

"Berisik banget sih" ucap Zeva.

"Gue cuman gak mau lo kenapa-kenapa, lo sakit ? lo sehat kan" ucap Dipta.

"Udah kali masih pagi nih, untung aja jam kosong lo berdua bisa pacarann" ucap Lala.

"Gue gak pacaran !" tegas Zeva.

"Makasih lo Lala pengertian banget" ucap Dipta.

Dipta menarik tangan Zeva membawanya keluar dari kelas.

"Gue minjem Zeva dulu ya" teriak Dipta.

"Tuh kan lo pada kalau Dipta yang teriak lo gak marah-marah" ucap Bayu.

"Orang ganteng mah bebas!" ucap Karin, Qila, dan juga Lala.

Kini Dipta telah berada di Rooftop sekolah bersama Zeva.

"Gue baru tau ada tempat ini" ucap Zeva.

Dipta hanya senyum melihat Zeva.

"Ini tempat gue dan teman-teman gue bolos. Tuh disana, kesana yuk" ucap Dipta sambil menunjuk sebuah sofa yang ada di rooftop tersebut.

"Kenapa lo bawa gue kesini?" tanya Zeva.

"Karena gue mau" jawab Dipta.

"Ih apaansih lo gue serius" ucap Zeva.

"Ze tatap mata gue" ucap Dipta.

"Gak" tolak Zeva.

"Kenapa?" tanya Dipta.

"Lo mau ngehipnotis gue kan terus lo merkosa gue. Ngaku lo!" ucap Zeva.

"Yaallah Ze, suudzon aja idup lo" ucap Dipta tertawa.

Kini Dipta membaringkan kepalanya diatas rok Zeva.

"Gini aja please bentar doang" ucap Dipta.

"Lo kenapa sih?" tanya Zeva.

"Gue lagi gak baik-baik aja sekarang ini" ucap Dipta.

Zeva yang melihat raut wajah Dipta sedikit merasa kasihan seperti ada yang ia ingin ceritakan. 

"Ceritain aja gue dengerin" ucap Zeva.

"Lo serius Ze?" tanya Dipta.

"Yaudah kalau gak mau cerita" ucap Zeva.

"Ah elah cepat amat berubahnya. Iya gue ceritain deh" ucap Dipta.

Flashback on

Dipta kecil yang masih berumur 9 tahun sudah harus mengerti hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Ayahnya yang selalu sibuk bekerja. Sejak saat itu Dipta membenci Ayahnya.

"Pagi ini ayah berangkat ke Belanda ada urusan mendadak disana" ucap Dika - Ayah Dipta.

"Ngapain harus ngomong dulu kalau dunia ayah hanya kerja dan kerja" ucap Dipta kecil.

"Pradip gak boleh ngomong gitu sama Ayah" ucap Ami.

"Gakkk pradip benci ayah" ucap Dipta dan membanting pintu kamarnya.

Kadang Ayahnya pulang sebulan sekali atau bahkan 3 bulan sekali. Ayahnya selalu memberikan keinginan Dipta secara materi, tapi Dikta juga ingin merasakan peran kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya. 

Ketika Dipta berumur 16 tahun dan duduk di bangku SMA kelas 10 ia harus mengetahui fakta bahwa ayahnya berselingkuh dengan rekan kerjanya. Dipta sangat kesal dan membuat Dipta makin membenci Ayahnya. Namun Ayahnya menyesali perbuatannya dan tidak melanjutkan hubungannya dengan wanita itu, tapi Dipta terlanjur membenci Ayahnya. Tapi Bunda Ami yang memiliki hati malaikat selalu bisa memaafkan Ayah.

Sejak saat itu Dipta tidak pernah ketemu Ayahnya lagi. Ketika Ayahnya ada dirumah sebisa mungkin Dipta tidak pulang ke rumah.

Flashback off

"Kata Bunda  gue kalau sesuatu masih bisa untuk diperbaiki kenapa harus ditinggalkan" ucap Dipta.

"Gue gak bisa ngasih lo saran Dip, karena gue aja gak bisa ngadepin masalah gue sendiri" ucap Zeva.

"Gue gak minta saran lo, gue cuman mau lo dengerin gue aja itu udah lebih dari cukup" ucap Dipta.

"Kadang seseorang hanya butuh di dengarkan bukan sekedar di berikan saran karena kadang ada orang yang memberikan saran namun sebetulnya ia tidak bisa memahami pokok permasalahan" ucap Dipta.

Zeva tersenyum mendengarkan perkataan Dipta barusan.


-------

Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.

Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang