11

427 27 0
                                    

Tak terasa sudah 3 bulan Zevanya bersekolah di SMA Alensis Harapan Bangsa atau yang biasa disingkat AHB sama anak-anak yang sekolah disini. Dan tandanya Zeva sudah kembali tinggal di rumahnya. Kedekatannya dengan Dipta selalu menjadi alasan Clara untuk menganggu ketenangan hidup Zeva.

Zeva tadi meminta izin kepada teman-temannya untuk ketoilet. Namun sepertinya Zeva salah untuk ketoilet sekarang ini. Ditoilet sedang ada Clara dkk.

"Wow kebetulan banget kita ketemu disini Zevanya" ucap Clara.

"Apa mau lo hah?" bentak Zeva.

"Lo berani ngebentak gue, bitch!" ucap Clara yang sudah terpancing emosi.

"Gue bisa lakuin apa aja sama lo asal lo tau itu" ucap Clara.

"Sikat aja Clara" ucap Prita dayang-dayang Clara.

"Lo gak tau siapa seorang Clara, Zeva sayang" ucap Nini.

"Gue yakin setelah ini lo semua gak bisa berbuat apa-apa lagi sama gue" ucap Zeva.

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Zeva.

"Gue anak donatur disini, jadi lo gak bisa macam-macam sama gue" bentak Clara.

"Gue udah sabar sama lo selama ini dan gue jamin lo bertiga gak akan pernah ada disekolah ini lagi" ucap Zeva penuh emosi.

Clara memegang pipi milik Zeva dengan lembut lalu berbisik di telinga Zeva.

"Lo bukan siapa-siapa disini dan lo gak bakalan bisa buat gue dikeluarin dari sini" bisik Clara.

"Ayo cabut" ucap Clara yang keluar dari toilet dan diikuti oleh Prita dan Nini.

Zeva benar-benar kacau sekarang, seragamnya sangat acak-acakan. Ia bahkan sudah tidak mood lagi untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Ia memilih untuk ke UKS.

Zeva masuk kedalam UKS yang sepi mungkin sama sekali tidak ada orang didalamnya. Zeva membuka ponselnya dan mengirim pesan ke Lala.

Zeva : La, gue mintol bawain tas gue ke uks dong, izinin gue sama Pak Bandi ya sekalian.

Lala : Lo sakit Ze?

Lala : Gue udh izinin lo, gue otw uks anter tas lo.

Kali ini Zeva bingung apa ia harus betul-betul melakukan ucapannya tadi atau tidak. Tapi Clara sudah sangat kelewatan.

"Nih tas lo" ucap Lala yang membuat Zeva kembali fokus dari lamunannya.

"Gue balik duluan ya" ucap Zeva meninggalkan Lala.

"Zevaaaa" teriak Lala.

"Gue gak apa-apa La, lo balik gih jangan malas belajar" ucap Zeva.

❤️❤️❤️

Dipta Pov 

Kini kelas 12 ipa 4 sedang ulangan harian pelajaran Bahasa Inggris. Ari yang sangat bodoh dalam pelajaran bahasa inggris sangat kebingungan menjawab soal-soal ulangan.

"Dip" panggil Ari dengan nada suara dikecilkan.

"Woy Dip" panggilnya lagi.

Dipta berbalik dan melihat Ari mengacungkan jarinya membentuk angka 5.

"Nomor 5 dan seterusnya apaan Dip?" tanya Ari.

"5, 6, 7, 8, 9, 10 aacdb" jawab Dipta.

"Lop u Dip" ucap Ari dengan nada suara yang bisa didengar oleh satu kelas.

"Kamu kenapa Ari? berisik banget!" Ucap Bu Sarah.

"Maap bu kelepasan, saya lagi nyanyi. Dipsi dipsi lala poooo" ucap Ari mengundang tawa satu kelas.

kringggg... kringggg.. kringg....

"Ayo kertas ujiannya di kumpulkan bel sudah berbunyi" Ucap Bu Sarah.

"Yah bu bentar dong dikit lagi" ucap Ari.

"Kamu tuh udah berisik lama lagi" ucap Bu sarah.

Dipta maju kedepan dan mengumpulkan kertas yang berisi jawabannya lalu ia meninggalkan kelasnya menuju kelas Ipa 1 yaitu kelas Zeva. 

"Lala, ada Zeva gak?" tanya Dipta.

"Lah ngapain tanya gue" ucap Lala.

"Lo kan teman sebangkunya pea" ucap Dipta.

"Ohiya gue lupa tadi dia pulang duluan pas habis jam istirahat" ucap Lala.

"Kenapa emangnya? Dia sakit ?" tanya Dipta.

"Dih sok perhatian lo ciee" ledek Lala.

"Canda elah, gue juga gak tau. Tadi dia di uks terus dia minta gue bawain tasnya dan ngizinin dia jam pelajaran Pak Bandi" ucap Lala

"Gue cabut duluan thanks" ucap Dipta yang meninggalkan Lala yang masih sibuk dengan piketnya.

Dipta kini berada di parkiran dimana motornya terparkir. Baru saja Dipta ingin menancap gas motornya tiba-tiba ada seseorang yang berdiri didepan motornya.

"Lo gila ya kalau lo ketabrak gimana" bentak Dipta.

"Gue nebeng yaa anter gue pulang dong Dip" ucap Clara.

"Gak, gue sibuk" ucap Dipta lalu meninggalkan Clara di parkiran.

Dengan kecepatan tinggi Dipta melajukan motornya menuju Apartemen Zeva, ia sangat takut terjadi sesuatu dengan Zevanya.

Motor sport milik Dipta terparkir rapi di halaman parkir Apartemen ini. Dipta mengambil ponselnya untuk menghubungi Zeva. 

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan"

"Ah shit, lo di mana sih Ze" ucap Dipta.

Dipta memencet bel Apartemen yang berapa bulan lalu Zeva membawanya untuk mengobati lukanya.

Ting.. nong..

Ting.. nong..

Ting.. nong..

Ckrekk..

Pintu itu terbuka, tapi yang membukanya seorang ibu paruh baya.

"Maaf cari siapa ?" tanya ibu itu.

"Pemilik kamar ini atas nama Zeva ada ?" tanya Dipta.

"Oalah Neng Zeva atuh udah gak tinggal disini" ucap Ibu itu.

"Kalau boleh tau ibu ini siapa ya ?" tanya lagi.

"Saya mbok min yang tiap hari datang kesini buat bersih-bersih" ucap Mbok Min.

"Kalau boleh tau Zeva sekarang tinggal dimana ?" tanya Dipta.

"Neng Zeva mah punya rumah atuh den ganteng. Neng Zeva hanya tinggal seminggu disini. Ini mah Apartemen milik mbak Ajeng sepupunya neng Zeva" ucap Mbok Min.

Dipta semakin bingung di buat Mbok Min, ia tidak mengerti dengan perkataannya.

"Kalau begitu mbok tau gak dimana alamat rumahnhya Zeva ?" tanyanya lagi.

"Aduh den mbok gak bisa ngasih tau, soalnya mbok gak tau dimana alamatnya" ucap Mbok Min.

Dipta menghela nafasnya dia sangat kebingunan kali ini.

"Yaudah deh Mbok makasih ya" ucap Dipta lalu meninggalkan Apartemen itu.


-------

Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.

Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang