24

369 24 1
                                    

Hari ini Dipta sangat disibukkan dengan menemani Alisa berbelanja, kalau bukan karena bundanya yang memintanya untuk menemani Alisa mungkin Dipta sekarang sudah ada di rumah sakit untuk menjenguk Zeva.

"Gimana kabar Zeva sekarang ya" ucapnya dalam hati.

Dipta sangat bosan menemani Alisa berbelanja, masuk satu toko mengelilinginya selama sejam namun tak satu pun yang dia beli dasar cewek.

"Dip ini bagus gak?" tanya Alisa, yang memperlihatkan satu stelan baju.

"Bagus kok" ucap Dipta.

"Ih lo mah jawabanya bagus mulu" ucap Alisa.

"Kan pendapat gue emang tuh barang bagus" ucap Dipta.

"Uh yaudah deh gak jadi, pindah toko aja" ucap Alisa.

Dipta mengehela nafasnya, entah kenapa dia sangat geram melihat tingkah Alisa kali ini.

"Kita balik aja, gue udah capek" ucap Dipta.

"Yah Dip, gue kan masih mau jalan-jalan dulu" ucap Alisa.

"Pulang atau lo gue tinggal?" tanya Dipta.

"Oke fine kita pulang" ucap Alisa.

Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil Dipta. Hanya ada suara musik yang sedang terputar didalam mobil.

"Lo kok diam sih?" tanya Alisa.

"Lo lagi mikirin Zeva ya?" tanyanya lagi.

"Ngapain mikirin dia sih, kan udah punya Raken. Lo kan bisa sama gue aja" ucapnya.

"Lo diam dong, gue lagi konsentrasi nyetir" ucap Dipta.

Dipta langsung menatap tajam mata Alisa dan kembali fokus pada jalanan.

"Udah sampai, turun" ucap Dipta dingin.

Alisa turun dari mobil Dipta dan melangkah masuk kedalam rumahnya. Namun baru saja Dipta ingin pergi meninggalkan rumah Alisa ia melihat satu benda yang bukan miliknya.

"Ini kan ponsel Alisa" ucap Dipta.

Akhirnya Dipta turun dari mobilnya dan masuk ke rumah Alisa, baru saja ia ingin memberi salam Dipta mendengar pertengkaran antara Ibu Alisa dan Alisa. Dipta mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam rumah dan memilih mendengar percakapan mereka.

"Ibu udah gak mau bohong lagi Sa" ucap Ibu paru bayah itu.

"Tapi bu, cuman dengan cara ini aku bisa selalu di dekat Dipta" ucap Alisa.

"Ada apa ini? apa yang gak gue ketahui?" tanya Dipta dalam hatinya.

"Ibu merasa bersalah sama Ami harus berbohong terus Alisa" ucap Ibu Alisa.

"Kalau gak gitu, Dipta bakalan balik lagi ke Zeva bu. Alisa cinta sama Dipta" ucap Alisa.

"Tapi tidak dengan berbohong Alisa, tidak dengan berpura-pura sakit kanker" ucap Ibunya.

"Gak bu, aku tetap bakalan lanjutin sandiwara ini sampai aku bisa miliki Dipta sepenuhnya" ucap Alisa.

Habislah kesabaran Dipta, ia dibohongi selama ini. Betapa kejinya temannya yang ia kenal sebagai Alisa teman baiknya sedari kecil tega ngebohonginya.

"Lo tega Sa" ucap Dipta dari balik pintu.

"Dipta?" ucap Alisa terkejut.

"Ini gak seperti yang lo dengar Dip" ucapnya lagi.

"Gue yakin telinga gue belum ada gangguan" ucap Dipta.

"Gue bisa jelasin Dip" ucap Alisa.

"Nih gue cuman mau ngembaliin ponsel lo ketinggalan di mobil gue" ucap Dipta dan meletakkan ponsel itu di meja.

"Asal lo tau Sa, gue selama ini tulus jagain lo. Karena lo teman, sahabat, bahkan gue udah anggap lo Adik gue. Tapi apa ?" Dipta tersenyum miris kali ini.

"Jangan buat orang tua lo terlibat lagi dalam sandiwara sampah lo ini" ucap Dipta lalu pergi keluar dari dalam rumah itu.

"DIPTAAAAA GUE SAYANG SAMA LO" teriak Alisa.


-------

Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.

Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang