21

365 25 1
                                    

Zeva mengemudikan mobilnya menuju taman dekat sekolahnya. Baru saja Dipta mengiriminya pesan dan memintanya untuk datang ke taman dekat sekolah.

Keadaan taman tak begitu ramai, hanya ada beberapa anak-anak kecil yang sedang bermain. Zeva melangkah kan kakinya mencari sosok yang mengiriminya pesan tadi. Hingga Zeva melihat sepasang yang sedang duduk dibangku taman. Gadis yang sedang duduk itu terlihat sangat manja kepada laki-laki yang duduk disampingnya. Gadis itu menyenderkan kepalanya dibahu sang laki-laki. Zeva bisa melihatnya dengan jelas dari balik pohon.

"Jadi lo nyuruh gue datang kesini hanya buat ngasih liat kemesraan lo Dip" gumam Zeva dalam hati.

"Ze lo disini?" tanya seseorang.

"Iya tadi ada orang yang ngirimin gue pesan nyuruh gue kesini tapi ternyata hanya untuk pamer kemesraan" jelas Zeva.

Ari bisa lihat mata Zeva yang berkaca-kaca, Ari juga bisa melihat bagaimana Alisa yang sangat manja pada Dipta. 

"Lo keterlaluan Dip" ucap Ari

Zeva berlari meninggalkan taman itu, Zeva berlari menuju mobilnya yang terparkir di seberang jalan. Zeva menangis itulah keadan terakhir Zeva.

Brukkkk...

Semua orang yang ada disana seketika terkejut melihat seorang gadis tergeletak sangat mengenaskan di tengah jalan. Sebuah mobil yang baru saja melintas menabrak seorang gadis yang tak lain tak bukan adalah Zevanya.

Zeva masih bisa melihat darah yang banyak mengalir di aspal, sampai akhirnya pandangannya menghitam gelap dan ia tidak melihat apa-apa lagi.


Ari Pov

"Gue mohon lo sadar Ze" ucap Ari.

Kini Ari sedang berada di depan ruangan Icu rumah sakit. Ari sangat takut menghubungi Raken, ia sangat takut jika Raken akan panik.

"Halo" ucapnya.

"Lo kerumah sakit sekarang, Rumah Sakit Harapan Bangsa"

"Kasih tau juga teman-teman lo, Zeva kecelakaan" ucapnya lagi.

Ari memilih memberi tau Qila kabar Zeva

Tinn..

Tinn..

Ponsel Ari kembali berbunyi, itu notifikasi grup line yang baru di buat oleh Dipta yang didalamnya tanpa Raken.

Dipta : Anjinglah gue udah ngasih dia kesempatan buat jelasin tapi dia gak datang.

Wili : Lo tadi tuh mau ketemuan sama Zeva Dip?

Dipta : Tapi dia gak datang anjing.

Ari : Dia dtg.

Dipta : Maksud lo Ri?

Ari : Rs hrpn bngs.

Dipta : Apaansih lo Ri.

Ari : Lo kesini aja kalau lo mau tau knp Zeva gak nyamperin lo yang lagi pacaran ditaman sama Alisa.

Ari kembali menyimpan ponselnya kedalam saku celananya. 

"Ariiii" panggil seseorang.

"Ri, ini kenapa bisa ?" tanyanya.

"Dia nyebrang terus ketabrak mobil La" ucap Ari.

"Terus gimana keadaannya sekarang" ucap Karin.

"Masih ditangani dokter Rin" ucap Ari.

"Lo kok bisa bareng sama Zeva Ri?" tanya Qila.

Ari menarik nafasnya panjang. Akhirnya ari menjelaskan semua yang terjadi ditaman saat itu. Ia tau bahwa Dipta adalah sahabatnya tapi ini sudah terlalu kelewatan. Dipta meminta Zeva datang ketaman namun Dipta malah bersama dengan Alisa disana.

"Argghh Dipta bangsat" ucap Lala.

"Dia gak tau apa-apa tapi sebegitu bencinya dia sama Zeva" ucapnya lagi.

"Lo tau sesuatu juga La?" tanya Ari.

"Lo tau?" tanya Lala balik.

Ari menganggukkan kepalanya.

"Zeva udah ceritain semuanya sama gue" ucap Lala.

"Ada sesuatu yang lo dan Zeva sembunyiin sama gue dan Qila ?" tanya Karin tiba-tiba.

"Gue gak ada hak buat ceritain semuanya Qil, Rin" ucap Lala.

Mereka berempat kini duduk didepan ruang Icu, sudah 1 jam lebih dokter belum keluar dari dalam ruangan steril itu.

"Ini maksudnya apa lo nyuruh gue kesini?"tanya seseorang yang baru saja datang.

Plak

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi kiri Dipta. Lala sangat geram dengan semua ini, ia sangat marah pada Dipta.

"Lo" ucap Lala.

"Lebih dari bangsat Dipta" ucapnya lagi.

"Maksudnya apa sih, kenapa lo nampar gue?" tanya Dipta bingung.

"Lo ngapain ajak Zeva ketaman kalau cuman ngasih liat lo pacaran sama Alisa, bangsat!" ucap Qila yang ikut emosi.

"Gue gak tau ya apa yang terjadi sama lo saat itu Dip, tapi teman gue yang ada di dalam sana" ucap Karin dan menunjuk ruang icu.

"Dia gadis baik yang kecelakaan karena nangisi laki-laki berengsek seperti lo doang" ucap Karin.

"Arggggghhh gue" ucap Dipta.

"Gue emang ajak dia kesana, tapi saat itu Alisa juga datang dia curhat sama gue bokap nyokapnya berantem" ucap Dipta.

"Gue juga gak pacaran sama Alisa" ucap Dipta.

"Tapi dia suka sama lo" kini Ari yang ikut berbicara.

"Gue gak suka sama dia sumpah, lo tau Ri di hati gue cuman ada Zeva" ucap Dipta.

"Dan Alisa selalu buat orang yang lo suka menderita" ucap Ari.

Ckrekk...

"Gimana keadaan teman kami dok?" tanya Lala.

"Pasien sangat kekurangan darah, dan rumah sakit sedang kehabisan stok darah" ucap sang dokter.

"Golongan darahnya apa dok?" tanya Dipta.

"Golongan darahnya AB" ucap Dokter.

"Argggghh gue O" ucap Dipta frustasi.

"Gue O juga" ucap Karin.

"Sama gue O" ucap Lala.

"Gue AB, ambil darah saya saja dok" ucap seseorang yang baru saja datang.

"Raken?" tanya Ari.



-------

Bagaimana dengan bab ini ? ini adalah cerita pertamaku. jadi jangan lupa untuk vote yaa. tq hehehe.

Story Of Zevanya [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang