4. The Story

706 193 93
                                    

Sepulang sekolah, mereka benar-benar berkumpul di rumah Putra. Demi ketentraman hidupnya ia harus mencari tahu dan menyelesaikan masalah nya dengan gadis itu.

Hal pertama adalah mencari informasi dari Aksa, teman sekelas Ourel sejak kelas sepuluh.

"Oke, gue ceritain."

"Put, gue aus. Kaga di kasih minum dulu? Jahat banget lu."

Ucap Reki sambil berlagak kekeringan air di dalam tubuhnya. Putra memelototi, setelah drama di kantin, lalu di parkiran soal dimana lelaki itu akan ikut dibonceng, dan sekarang. Reki benar-benar tidak ada ahlaknya!

Suara ketukan pintu membuyarkan dendam Putra pada Reki, mama nya datang membawa nampan berisikan empat gelas teh dingin dan beberapa cemilan disana.

"Putra! Kenapa temen-temen nya ngga di suruh minum dulu ih baru pulang sekolah pasti capek, iya engga Reki?"

Ucapnya lalu menyimpan nampan tersebut di meja dekat kasur Putra. Lelaki itu memutar bola matanya malas sedangkan Reki cekikikan sendiri karena mama Putra berpihak pada dirinya.

"Iya nih ma si Putra mah ga peka!"

Ucap nya dengan penuh kepuasan, Aksa hanya diam sambil tersenyum. Tak tahu lagi bagaimana bisa Puta berteman sejak dahulu.

"Kenapa minumannya ada empat ma? Kita kan cuman bertiga."

"Loh mama engga di ajak?!"

Tanya nya dengan menunjuk diri sendiri, Putra menghela napas pasrah, Reki menahan tawa dan Aksa juga kini ikut menahan tawanya.

"Bercanda atuh Putra, ini buat mama cuman sekalian mama bawa aja hehehe, silahkan lanjutkan perbincangan negaranya."

Ucapnya lalu meleos ke luar kamar sambil membawa satu gelas teh dingin miliknya, Putra menatap kedua temannya dengan mata menyipit. Masih memantau bagaimana sikap mereka.

"Mama lo emang yang terbaik Put."

Ucap Reki sambil mengacungkan kedua jempolnya. Sebenarnya, mama Reki lebih dari itu. Lebih pokoknya.

"Ini gue jadi cerita kaga? Males ah."

Kesalnya pada diri sendiri, sedari tadi selalu saja ada masalah yang datang. Sudah cukup dengan semuanya, kali ini ia benar-benar sudah kesal!

"Yaudah gue aja yang cerita, pundungan lo mah ga asik!"

Ucap seorang gadis dari ambang pintu, tinggi dan memiliki wajah yang calm. Wajahnya sedikit mirip dengan Putra, dia Saputri Dirgantara. Kakak tercinta Saputra Dirgantara.

"Eh ada kakak Saput, iya emang si Putra mah gitu. Kakak aja yang ceritain ke Aksa, gue juga males udah berapa kali denger tuh cerita."

"Males males! Emang ada yang nyuruh lo datang kemari Ki?"

Tanya Putra dengan penuh dendam, untung saja lelaki itu masih ingat Reki sebagai teman dimasa kecilnya. Reki hanya nyengir tak berdosa, lalu mulai menyalakan tv dan memakan cemilan yang dibawa mama Putra.

"Jadi, sejak Putra kelas satu SMP dia didatengin sama cewe yang namanya Ourel. Pertama sih gue sama mama juga bodo amat, pasti cuman mimpi selewat doang dan gaada arti apapun. Tapi tahun berikutnya dia mimpi lagi, lagi, dan lagi. Kita mulai tahu pola nya kaya gimana. Ya, setahun sekali. Tiap tanggal 13 Februari, yang Putra tahu adalah hari ulang tahunnya."

Ucapnya dengan serius, Aksa mendengarkan dengan seksama. Putra mengangguk-anggukan setuju dan Reki masih menonton tv. Tebak apa yang Reki tonton sampai cekikilan sendiri?

"13 Februari kemarin yang ke lima, dimimpinya kali ini si Ourel ini meninggal. Sedih banget katanya meskipun si Putra gatau apa penyebab sebenarnya. Gue yang mantengin si Putra tidur sampe kaget karena dia nangis tersedu-sedu hahahaha harusnya gue vidioin sih itu lucu banget!"

dream : hidden reality ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang