Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, sekolah masih ramai oleh anak-anak basket dan para pendukung nya yang setia. Mereka baru saja menyudahi latihan terakhir sebelum berlomba esok, masing-masing pemain harus beristirahat cukup untuk memaksimalkan tenaga nya.
Darka dan kawan-kawan kini sedang duduk di tengah lapangan, mereka membuat lingkaran dengan bola basket di tengah-tengah mereka. Jergan sebagai ketua tim BASTA memberi pengarahan pada pemain lainnya soal pertandingan besok.
"Pokok nya jangan gampang terpengaruh, apalagi sama omongan, secara anak-anak BAJA mainnya fifty-fifty antara skill sama bacot. Ingat beberapa bulan yang lalu? Leon baku hantam sama si Burhan gara-gara kepancing emosi sama bacotan yang emang di sengaja buat manas-manasin kita, harus kuat iman!" nasihat Jergan selaku penanggung jawab tim nya.
Memang benar, anak BAJA alias anak Basket Wijaya memiliki kemampuan lain selain skill mereka yang lumayan bagus meskipun tetap kalah oleh tim BASTA, mereka jago dalam perkataan yang pedas.
Selagi lomba di mulai, tak hanya anggota tubuh yang bergerak, mulut mereka tak kalah gerak hingga berbusa sekali pun. Anak-anak BAJA sengaja menyulut emosi lawan nya agar terpengaruh, sehingga otomatis tim mereka yang akan menang.
Tapi tenang saja, leader basket SMA Pelita mengetahui tak-tik yang selalu dilakukan lawan mereka, ia pun tak segan mengatai BAJA sebagai orang-orang bacot level Jahanam, ngalahin cewek pokok nya.
"Asli Jer, gue juga waktu itu sempet mau nabok si Edri gara-gara ngatain mulu pacar gue. Untung si Darka nahan-nahan gue, makasih browh!" jujur Derry lalu melirik Darka.
Darka terkekeh, ia mengingat jelas bagaimana Derry misuh-misuh karena Edri terus menerus menyudutkan teman nya pada saat itu.
"BAJA ga main-main soal itu, Brandon nyuruh semua bawahannya buat cari tahu kelemahan kita semua. Kaya si Edri yang khusus nyari kelemahan Derry, Burhan ke Kiwil, gue juga waktu itu di panas-panasin sama si Willy soal keluarga gue yang ya kalian tau lah, kunci nya fokus, tenang dan anggap mereka setan, itu sih kalo gue,"
Semua anak-anak basket tertawa mendengar pengakuan Darka saat menyebut mereka sebagai setan. Memang benar sih, bukankah orang-orang dengan sifat seperti itu termasuk golongan setan?
"Udah-udah, mending sekarang pulang, istirahat yang cukup, jangan begadang, inget lo Jeremi Tetot!" sindir Jergan pada Jere.
Lelaki yang sedang mengibaskan tangan nya kegerahan itu cengengesan, merasa tersindir oleh ucapan yang sengaja dilontarkan Jergan pada nya.
"Iye pak bos! Udah tobat gue," ujarnya terkekeh.
Jere termasuk orang yang demen bergadang, jam empat subuh baru tidur, entah insomnia atau cuman gaya-gayaan, Jere tak pernah kapok walaupun sering ketiduran di kelas sampai di tegur guru. Bahkan, guru-guru pun sudah hafal dengan nama Jeremi Andilon, si tukang tidur.
-
Setelah latihan basket hingga sore, Darka kini berada di area parkiran sekolah, hendak menaiki motor nya untuk segera pulang agar bisa merebahkan tubuh nya yang terasa pegal di bagian betis.
Selagi memakai helm hitam bersticker tulisan BASTA!, Darka mengerutkan dahi nya begitu mendengar dua orang gadis sedang membicarakan seseorang yang tertabrak mobil di luar pagar sekolah nya.
"Iya woi! Tadi juga gue ada disana sih, padahal si ibu-ibu itu udah hati-hati nyebrang, supir nya mabok kali!" ujar gadis berambut pirang itu dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
dream : hidden reality ✓
Roman pour AdolescentsKarena sebuah mimpi aneh yang memperlihatkan beberapa kepingan hidup seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, Putra terpaksa harus menjalankan permainan yang sama sekali tidak dimulai olehnya. Mimpi itu mulai datang sejak Putra berusia dua bel...