vote dan komennya jangan lupa ya~
***
Cowok itu melangkahkan kaki di lorong sekolah dengan sok kalem, mengayunkan kaki santai sembari menaik - naikan alis ketika melewati sekumpulan cewek - cewek yang malah membalas delikkan jijik.
“Sok cakep Lo pada!” tuturnya tak terima.
“Elo yang sok cakep! Muka pas - pasan sok - sokan mau godain cewek!” sahut lelaki lain di belakangnya.
Reki menoleh mendapati Putra sedang menatap sinis di sampingnya. Ia balik menyorot dengan tatapan tajam, lalu melengos pergi ke kelasnya yang hanya dibatasi satu kelas lain dengan kelas Putra. Cowok yang sedang menenteng tas eiger berwarna navy itu mendelik, lalu masuk ke kelasnya yang sudah diisi oleh siswa - siswi kelewat rajin.
“Selamat morning everything!” sapa Putra lalu duduk di bangkunya.
Beberapa siswi menoleh, yang lainnya menghiraukan. Termasuk Aksa yang lagi - lagi sedang berkencan dengan buku paket pelajaran matematikanya.
“Gue gak habis pikir, kok Elo demen banget pacaran sama matematika?!” tanya Putra keheranan. Kalian juga kan!?
“Suka - suka dia lah! Daripada pacarannya sama Elo, kan homo namanya!” sahut Hanna sembari membalikkan badan. Ah, gadis itu lagi.
“Lo suka sama gue ya Na? Dari kemarin kayaknya Lo caper sama gue mulu.” tanya Putra curiga, menyipitkan matanya.
Hanna membelakkan mata, “Amit - amit!” elaknya, mengetuk - ngetuk kepala seraya mendaratkan tangannya ke pundak gadis di sebelahnya, mengulang kegiatan tersebut sampai tiga kali.
“Apaan sih Na! Kan Lo emang suka sama Si Pu—AAW!” Rara—gadis yang duduk di sebelah Hanna memekik kesakitan, tak melanjutkan kembali ucapannya begitu kaki kanannya di injak oleh Hanna.
“Eh—aduh keceplosan hehe.” lanjutnya. Gadis itu menghindari tatapan tajam dari Hanna, pura - pura mencatat sesuatu. Putra menyeringai, menatap Hanna yang kini salah tingkah, gadis itu segera membalikkan badannya dan ikut berpura - pura mengerjakan soal.
“HAHAHAHA! Jangan suka sama gue deh Na, gue—”
“Berisik! Gue gak suka sama Lo!” balas Hanna cepat - cepat tanpa membalikkan badan. Salah memilih tempat duduk nih, pas banget di depan Putra soalnya.
“Yaudah.” balas Putra malas.
Lelaki itu menoleh ke samping, tatapannya berhenti begitu melihat Ourel yang sedang fokus membaca novel di ujung sana. Merasa diperhatikan, gadis itu balik menatap Putra, seolah tertahan, terjadilah tatap - tatapan selama kurang lebih tiga detik sebelum Ourel yang memutuskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dream : hidden reality ✓
Novela JuvenilKarena sebuah mimpi aneh yang memperlihatkan beberapa kepingan hidup seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, Putra terpaksa harus menjalankan permainan yang sama sekali tidak dimulai olehnya. Mimpi itu mulai datang sejak Putra berusia dua bel...