O57 - Adik & Sepupu

234 28 24
                                    

Malam itu semua pertanyaan milik Darka juga Ourel terjawab habis, rahasia tentang hidup mereka kini tak lagi menjadi teka - teki. Semuanya telah berakhir, kegelapan yang menyelimutinya dikibas habis oleh sebuah cahaya, titik terang atas alur kisah yang berjalan begitu jauh.

Ourel, atau gadis yang lahir dengan nama asli Ayla itu telah mendapatkan jawabannya, ia tahu siapa ibu kandungnya, ia tahu mengapa semuanya terjadi, ia tahu mengapa hidupnya mengalir di dalam banyaknya pertanyaan, dan ia tahu mengapa Putra yang mendapatkan kepingan hidupnya itu. Sebab Putra, memiliki hubungan darah dengannya.

Hubungan itu yang selama ini ingin Putra pecahkan bukan? Mengapa setelah ia mengetahuinya, lelaki itu malah pergi, menjauh dari kebenaran yang sebelumnya ia terus kejar?

Ourel dapat merasakan apa yang cowok itu rasakan, kalian juga, bukan? Bagaimana dan apa yang akan dilakukan ketika kalian menjadi Putra? Ketika wanita yang memiliki surga di telapak kakinya menyembunyikan sebuah rahasia yang begitu penting?

“Kita harus temukan Putra.” ujar Ourel dengan yakin.

Alna dan Aksa menoleh ke arah gadis itu, mereka berpandangan, lalu mengangguk setuju. Ourel mengalihkan pandangannya ke arah Darka yang terus terdiam sejak ia mengetahui kebenaran hidupnya.

Ah, tak hanya Putra, Darka juga memiliki masalah yang hampir mirip dengan lelaki itu. Kenyataan yang harus ia hadapi, bahwa ia adalah anak Cahaya, bahwa ia lahir tanpa ayah, bahwa ia bukanlah kakak kandung Ourel. Pedih, bukan?

“Bang ....” panggil Ourel.

Darka menoleh, “Hah? Iya, ayo,”

Gadis itu menatap dalam pada kedua manik mata yang indah milik Darka, Ourel dapat menemukan sorot mata kesedihan, kekecewaan, dan ketakutan didalamnya. Senyuman yang terukir di bibir lelaki itu tak dapat membodohinya. Belasan tahun mereka hidup bersama, ia tahu mana seuatu yang palsu, mana yang bukan kakaknya, mana yang sesungguhnya.

“Gue tahu apa yang Lo rasain, Bang. Jangan senyum kaya gitu, Lo kelihatan terlalu maksa.” tutur Ourel. Darka terdiam, tersindir.

“Gue dan Aksa yang akan cari Putra, Lo gak usah ikut, Lo harus tenangin diri Lo, mungkin ditemani ... Mama.” ujar Ourel seraya melirik ke arah Alna.

Wanita itu tersentak, lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya setuju. “Iya, kamu sama Aksa cari Putra. Mama yang akan temani Darka.” ucapnya. Ia merasa sedikit aneh dengan kata Mama kali ini, haha.

Aksa berdiri dari tempat duduknya, “Ayo, Rel.” ajaknya. Diikuti oleh Ourel yang beranjak, menatap ke arah Darka memberikan rasa yakin lalu bergantian pada Alna yang masih setia tersenyum hangat.

“Doakan semoga kita menemukannya.”

“Iya, hati - hati.” sahut Darka.

Aksa berjalan terlebih dahulu ke luar rumah, bersiap memanaskan motornya di suasana malam yang terasa sedikit dingin ini, mencari sosok Putra yang bahkan ia tak tahu kemana lelaki itu pergi.

Ourel pamit, gadis itu pergi seraya menutup perlahan pintu rumahnya, menyisakan dua orang yang baru saja saling kenal meski hubungan darah mengalir didalamnya.

Setelah mendengar suara motor yang melaju pergi menjauh, Darka bangkit dari kursinya, berjalan ke arah jendela untuk mengintip apakah adiknya itu sudah benar - benar pergi.

Alna memandangi lelaki itu dari belakang, menatap punggung serta bahunya yang lebar itu turun. Wanita yang kini hendak menduduki kepala empat itu berdiri menghampiri Darka, sedikit kesusahan untuk meraih pundaknya akibat perbedaan tinggi yang sedikit jauh.

dream : hidden reality ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang