Karena sebuah mimpi aneh yang memperlihatkan beberapa kepingan hidup seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, Putra terpaksa harus menjalankan permainan yang sama sekali tidak dimulai olehnya.
Mimpi itu mulai datang sejak Putra berusia dua bel...
haii! makasih sebelumnya buat kamu yang udah baca sampai sejauh ini, pencet link chapter ini, atau sengaja nunggu update cerita aku ini, semoga suka!!
looking to visual ;
o u r e l
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
reki
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
putra
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Reki berhasil keluar dari ruang rawat Cahaya, ia memiliki kepuasan tersendiri ketika melihat Putra kebingungan di dalam sana. Pasti lelaki itu gugup bersamaan dengan mimik wajahnya yang tak dapat terkontrol.
“Maap ye Put, lo jahat sih sama gue!” ujar Reki seraya tersenyum licik.
Lelaki itu kini berada di lobi rumah sakit, baru saja turun melalui tangga darurat, tidak berani naik lift sendirian. Takut - takut alat itu mati, Reki tak mau ikut - ikutan mati juga.
Reki mendekati salah satu pegawai kebersihan yang sedang menyapu di sebelah resepsionis, lelaki itu hendak menanyakan kantin atau tempat makan terdekat dari rumah sakit ini, ia kelaparan karena tidak diberi makan di rumah Putra tadi.
