hai kamu, iya kamu. sarange<3 cEPAT VOTE DAN KOMEN ATAU SAYA BANTING?! — putra
***
Beralih ke kediaman Dirgantara, rumah terasa sepi dikarenakan sosok yang selalu membangun suasana rumah menjadi emosional sedang tak ada di rumah. Bagus, sih. Rumah menjadi tentram, aman, serta damai. Tapi, kalo diibaratkan sebagai puzzle mah, seolah ada potongan yang hilang, ea.
Di lantai dua, Saputri yang baru saja keluar dari kamarnya penasaran hendak masuk ke kamar Putra yang terbuka lebar. Sepi, padahal beberapa jam yang lalu ia dengan jelas mendengar suara bising dua orang yang tengah bertengkar di ruangan ini. Menembus kamarnya yang hanya dibatasi tembok, terus sampai menabrak gendang telinganya. Ditinggal tidur siang, kemana mereka pergi?
“Putra?” panggil gadis itu seraya memunculkan kepalanya di pintu. Kedua tangannya menahan beban badan pada dua sisi pinggir pintu, seolah tak membiarkan satupun bagian badannya masuk ke dalam kamar Putra yang amat suci.
Tak ada yang menyaut, apa artinya? Ya gak ada orang lah pake nanya segala.
Saputri terdiam sejenak, berpikir kemana adik kurang ajarnya itu pergi. Tapi tak lama ia mendelik, mengangkat bahunya tak peduli. Untuk apa ia memikirkan seorang Saputra Dirgantara?
“Ngapain gue kepo?” kata Saputri begitu sadar apa yang telah dilakukannya.
Gadis itu menutup rapat kamar Putra dengan asal, berjalan menuruni tangga seraya mengemil timun yang sedari tadi ia genggam ditangannya. Di bawah sana ada Aura yang fokus menonton drama Korea. Dasar ibu - ibu hits!
“Masih nonton Si Kapten Ri, Bund?” tanya Saputri. Duduk di sebelah Aura yang mengangguk tanpa menoleh sedikitpun, pandangannya tak lepas dari layar TV.
“Aku mah udah selesai. Tau gak? Si Yoon Se—”
“Sutt! Cicing ah entong spoiler!” (Diam, jangan spoiler!) tahan Aura menempelkan jari telunjuknya pada bibir Saputri. Lalu wanita itu cepat - cepat mengambil handsanitizer di dekat TV dan mengoleskan cairan tersebut ke kedua tangannya. Harus steril kembali ya bund.
Saputri mengerucutkan bibirnya, kesal pada sang bunda. Emang ya, Aura kalau sudah menonton drama Korea itu tidak bisa lagi diganggu gugat. Ia tak akan peduli dengan sekitarnya. Nurun sifatnya ke Putra. Sifat - sifat jelek pokoknya mengalir di dalam tubuh lelaki itu.
Gadis itu bangkit dari sofa, hendak keluar rumah mencari udara segar. Ketika sampai di depan pintu, suara motor yang masuk ke rumahnya terdengar nyaring, muncul lah dua makhluk yang ia cari tadi. Putra dan Reki.
“Turun!” suruh Putra seraya mencabut kunci motornya. Menyimpan kendaraan kesayangannya itu tepat di depan halaman rumah.
Reki turun dengan malas, lalu berjalan masuk terlebih dahulu menuju ke rumah Putra, melewati Saputri yang menatapnya heran. Putra ikut turun, kini lelaki itu yang menatap heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
dream : hidden reality ✓
Novela JuvenilKarena sebuah mimpi aneh yang memperlihatkan beberapa kepingan hidup seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, Putra terpaksa harus menjalankan permainan yang sama sekali tidak dimulai olehnya. Mimpi itu mulai datang sejak Putra berusia dua bel...