5. Oreol

701 183 75
                                    

Setelah tersisa Aksa dikamar Putra, lelaki itu hanya bisa menghembuskan nafasnya. Pernyataan dari Aksa belum membantu alasan mengapa Putra yang diperlihatkan kepingan hidup itu.

Yang ingin ia tahu adalah alasan mengapa harus dirinya, mengapa yang ada di mimpinya Ourel dan sampai kapan ia harus mengalami mimpi buruk ini. Entahlah, meskipun tak menyeramkan tapi tetap saja Putra menganggap itu adalah mimpi yang sangat buruk.

"Gini aja, lo deketin Ourel aja dulu. Pelan-pelan lo ngobrol sama dia, kalo dia udah nerima keberadaan lo mungkin dia bakal ceritain beberapa kisah hidupnya sama lo. Itu cara biar lo bisa lebih tau tentang dia Put."

Saran Aksa pada Putra, hanya cara itu yang bisa Putra lakukan untuk mencari tahu kebenaran latar belakang Ourel di dunia yang nyata, bukan dari mimpinya.

Putra mengangguk paham, benar. Ia tidak bisa terus-terusan mencari informan dan menebak nebak, ia harus langsung menanyakan pada gadis itu.

-

"Ourel! abis dari perpustakaan lagi? abang latihan basket dulu ya. Inget nyampe rumah jangan terlalu sore! nanti bi Aya ngomel ngomel lagi gara-gara kamu kelayapan terus."

Ucap Darka yang berjalan dari lapangan untuk mendekati Ourel. Padahal gadis itu sudah bilang jangan temui dia dahulu, tapi tetap saja.

"Iya, lo cepetan sana kumpul tuh!"

Angguknya lalu meninggalkan Darka, lelaki itu seringkali mendapatkan balasan yang cuek cuek dan berakhir ditinggal pergi oleh sang adik.

Darka berlari kembali menuju lapangan, mendekati tim basketnya yang akan memulai latihan untuk persiapan lomba antar sekolah nanti.

"Adek lu jutek banget Ka, kalo gue yang ngajak ngobrol belum juga nyamperin udah ditinggalin duluan kali ye?"

Tanya Jergan yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik dan percakapan antara Ourel dan Darka. Memang sulit sekali untuk didekati, butuh nyali dan mental yang kuat.

"Ngapain juga lo mau ngobrol sama adek gue? kenal aja kaga. Tuh tuh si Tessa dateng lagi bawa warga sekampung buat dukung lo Jer, pake bawa bawa itu segala apaan dah kayak cirlider gitu."

Tunjuknya pada rombongan wanita yang membawa pom pom layaknya cheerleaders, amat sangat rusuh sambil meneriakkan nama Jergan, terutama ya Tessa. Teman sekelas Putra yang tergila-gila dengan teman satu tim basketnya itu.

"GO JERGAN GO JERGAN GO! SEMANGAT JERGAN TESSA SELALU MENDUKUNGMU AWW!"

Itu kalimat yang selalu ia ucapkan setiap menonton latihan atau pertandingan basket tim Putra. Tessa bukan ketua geng yang bandel di sekolah atau ditakuti oleh semua murid perempuan, hanya saja iya anak dari orang kaya sehingga teman-temannya yang ikut mendukung diberi upah berupa traktiran. Jadi tidak ada alasan untuk menolak.

Jergan, lelaki yang didambakannya itu malah merasa risih dan juga tidak enak pada tim nya karena jika ada dia pasti Tessa selalu rusuh tak jelas.

"Ah males berisik banget, kuy ah buruan latihan keburu lebaran!"

Ucapnya lalu meninggalkan Darka, sudah kesekian kali Darka ditinggalkan oleh beberapa orang. Kunci utama yang Darka pegang yaitu sabar, nanti juga Tuhan mengirimkan seseorang yang selalu setia pada dirinya. Ciah

-

"Eh neng Orel keman aja? Ditungguin dari kemarin engga datang-datang. Mamang ada novel baru nih, banyak yang beli kayaknya bagus. Mamang simpen satu buat neng Orel, nih gratis buat pelanggan setia!"

dream : hidden reality ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang