18. Jogging Hewir

334 83 27
                                    

"REKI BANGUN! LO MATI APA GIMANA SIH KEBO BANGET?!" teriak Putra tepat di telinga kanan Reki yang tengah tergapar.

Jika di hitung-hitung, mungkin ini kali ke seratus Putra membangunkan Reki yang tak bangun-bangun akibat semalaman bercerita pada Putra tentang apa yang telah ia lalui Minggu ini, padahal Putra tertidur dan sama sekali tak mendengarkan apa yang Reki bicarakan selama itu.

Putra membangunkan Reki dari mulai pelan hingga mencapai high note tadi, Reki yang merasa di teriakki oleh toa masjid itu sontak menutup telinganya karena tak tahan mendengar suara Putra.

Lelaki itu bangun dan terududuk di kasur sambil mengucek kedua matanya, nyawanya masih belum terkumpul ditambah telinganya mendenging akibat tadi.

"Gila suara lu sebelas dua belas sama si bunda Put!" ucap Reki dengan wajah nya yang masih mengantuk.

Putra menarik selimut nya yang terduduki oleh Reki, Lelaki itu menarik selimutnya dengan kencang sehingga membuat Reki yang berada di atas nya ikut tertarik dan jatuh ke lantai. Putra tertawa puas sedangkan Reki mendengus kesal dan segera berdiri menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.

Sedangkan Putra yang sudah mandi dan siap untuk pergi berolahraga itu melanjutkan membereskan tempat tidurnya. Sekarang sudah pukul enam lebih sepuluh pagi dan sebentar lagi Aksa akan datang, setelah Putra selesai membereskan tempat tidurnya ia pun turun ke bawah dan meninggalkan Reki yang masih berada di kamar mandi. Entahlah, mungkin Reki sedang melanjutkan tidurnya di sana.

Di ruang tengah sudah ada kakaknya yang sedang memakan roti dan sang bunda yang tengah menonton televisi. Oh ya, Saputri juga ikut bersama mereka, gadis itu berniat bertemu dengan temannya di tempat lari nanti.

"Eh anak bunda udah ganteng aja, mana Reki?" puji Aura lalu menanyakan keberadaan sobatnya.

Putra menunjuk kamarnya yang sengaja ia tutup, Aura mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Putra menuju ke dapur untuk mengambil sepotong roti sebagai ganjalan di pagi hari, setelah itu ia ikut menonton televisi di ruang tengah sambil menunggu Reki dan Aksa.

Tak lama, Reki turun dari kamar Putra dengan wajah segar sehabis cuci muka tadi, Putra menyipitkan matanya dan melihat Reki dari atas hingga bawah, "Lo ngga mandi ya?" tanya Putra.

"Hellow! Ngapain jogging mandi dulu? Nanti juga keringetan lagi keles!" balas Reki lalu pergi keluar hendak memakai sepatu.

Saputri menoleh lalu menepuk pundak Putra, "Gue juga ngga mandi, emang lu mandi Put? rajin amat," tanya kakaknya lalu mengikuti Reki ke arah luar untuk memakai sepatu.

Putra melongo, "Jadi ini gue yang rajin apa mereka yang jorok?!" tanya nya pada diri sendiri. Jadi, kalian tim mandi atau ngga guys?

Berpindah ke teras rumah, Reki dan Saputri sedang memakai sepatu mereka masing-masing sambil mengobrol hal-hal yang tak penting, tak lama dari itu ada lelaki jangkung yang melambaikan tangannya di depan gerbang rumah Putra, iya, itu Aksa.

Lelaki itu tak memakai kaca mata nya sehingga terlihat lebih tampan dan cool, juga dengan memakai kaos hitam polos dan celana terening senada membuat kesan lelaki itu seperti misterius. Terbayang? Jangan, jangan di bayangkan, nanti ambyar.

"Eh Aksa, masuk Sa anggap aja rumah sendiri," bukan, itu bukan kata Saputri melainkan kata Reki. Dasar tak tahu malu, seolah-olah ia yang punya rumah saja. Saputri yang berada di sampingnya menyeringitkan dahinya sambil tertawa mendengar ucapan Reki.

Di depan sana Aksa ikut tertawa, jatuh nya lawak kalau Reki yang bilang seperti itu, "Ngga tahu diri lo Jaenudin!" seru Putra dari dalam rumah, Reki menoleh lalu haha hehe, seperti biasanya.

dream : hidden reality ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang