"Karna kejadian itu sekarang pamanmu menjadi pria yang sangat pendiam dan dingin"
"Apa bibi Lala segitu bencinya kepada paman sampai dia membawa kakak pergi jauh dari kita?"
"Entahla.. sampai sekarang pamanmu terlihat tidak perduli lagi tentang anak dan istrinya"
"Kenapa begitu?"
"Ayahmu dan kakek mencoba mencari dimana keberadaan bibimu sampai menyuruh semua bodyguard untuk mendatangi tempat dimana perberhentian bus"
"Tetapi dia justru marah dan mengatakan tidak perlu mencari mereka lagi, tapi kakek tau dia tetap mencari keberadaan istri dan anaknya secara diam diam"
"Tapi kenapa harus diam diam?"
"Karena kami selalu merasa semenjak Lala tidak bersama pamanmu lagi dia justru seperti orang yang tidak ingin melanjutkan hidupnya"
"Selalu dikamar dan jarang juga makan"
"Alfin hanya mau berbicara ketika ada hal penting yang perlu ditanyakannya, untuk selebihnya dia hanya mau berbicara kepadamu, dan apapun yang kau tanyakan dia selalu menjawabnya karena dia selalu mengingat Zidan ketika melihatmu"
"Maka dari itu ayahmu selalu memintamu untuk membujuk Alfin agar dia mau makan bersama di meja makan"
"Oh..karena itu paman hanya mau menjawab apa yang kutanyakan" Jawab isya mengerti
Di sela-sela perbincangan isya dengan pria tua itu Asya berteriak memanggil isya untuk segera menyelesaikan sarapannya
"Isya cepat selesaikan sarapanmu, ayahmu sebentar lagi selesai mandi"
"Iya mah sebentar.." teriak isya
"Selesaikan cepat sarapannya, nanti terlambat ke kampus"
"Iya kek"
setelah selesai sarapan isya langsung beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke kamarnya untuk mengambil tasnya
"Dimana isya? Apa dia sudah selesai?" Tanya Alfan sambil memasang dasinya
"Aku sudah menyuruhnya segera bersiap-siap, mungkin dia sudah ada di bawah sekarang"
"Baiklah ambilkan tasku aku sudah selesai" ucap Alfan
...
ketika Alfan selesai dia pun mengajak isya untuk berangkat bersamanya karena dia belum mengizinkan anak perempuannya untuk mengendarai mobil sendirian
"Ma.. isya berangkat"
"Iya hati hati di jalan" jawab asya tersenyum
Perjalanan mobil isya sibuk dengan bukunya karena ada ulangan di sekolahnya sedangkan Alvin fokus menyetir, tidak sengaja dia mengingat tentang Zidan dan di mana keberadaannya sekarang
"Pa.."
"Iya kenapa? Ada tinggal barangnya?"
"Bukan itu"
"Kalau bukan itu terus apa?" Tanya Alfan bingung
"Apa sampai sekarang Ayah belum juga menemukan Di mana keberadaan kak Zidan?"
"Kenapa kau tiba tiba menanyakan itu?"
"Tadi kakek bercerita kepadaku tentang masa lalu paman"
"Apa papa tidak berniat mencari dimana bibi dan kak Zidan lagi? Aku benar benar merindukannya"
"Dia tidak pernah di temukan dimanapun, ayah tidak tau dimana kakak dan juga bibimu tinggal sekarang" jawab Alfan
"Sudah jangan fikirkan lagi fokus kepada buku itu, kau ada ulangan hari ini"
"Iya pa.."
...
Ketika isya sampai di sekolah dia berpamitan dengan ayahnya lalu keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam sekolahnya
Disana juga terlihat seorang wanita baru sampai di sekolahnya, dia adalah Ayna teman sekaligus sahabat dari Isya
Ayna dan Isya sudah bersahabat dari mereka masuk SMA dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sama
Walaupun Isya dari keluarga kaya, dia tidak pernah membenci Ayna meskipun dia orang miskin dan harus bekerja keras agar bisa melanjutkan kuliahnya, karena menurutnya baik tidaknya seorang teman tidak diukur dari seberapa kayanya dia
"Apa kau baru saja sampai?" Tanya isya
"Iya baru saja, ayo masuk"
"Ayo.."
▫️
▪️
↘️
KAMU SEDANG MEMBACA
thє hσusєhσld
Romance📍Previous title : мү sεxү ωιғε. Lala anak yang terlahir di keluarga sederhana menjalin hubungan dengan Alfin seorang pria yang terlahir di keluarga kaya. Hidupnya cukup menyedihkan semenjak ditinggalkan oleh kedua orangtuanya di umurnya yang masi...