part 25

348 17 2
                                    

Azura dan Duta sudah tiba di rumah sakit.

Duta sudah ditangani oleh perawat dan dokter didalam sana.Azura terduduk lemas dia sangat takut terjadi apa-apa dengan Duta.

Azura langsung mengecek handphonenya Duta dan menghubungi keluarganya. Tidak lama datanglah orang tua Duta datang berserta dengan adeknya yang bernama Lisa.

"Ada apa ini nak,kok bisa jadi begini?"tanya bunda Duta.

Lisa Adek satu-satunya Duta yang sangat sayang kepadanya pun tiba-tiba marah kepada Azura.

"Kok kakak aku bisa gini sih?kamu ini nyelakain kakak aku ya!"kata Lisa dengan berteriak.

"Hentikan Lisa, apa-apaan kamu ini,ayah tidak pernah mengajarkan kamu bersikap seperti ini,"tegur ayah Duta.

"Memang benar kok yah,lihat saja ini kenapa kak Duta bisa seperti ini pasti karena kamu kan,"kata Lisa sambil menunjuk ke arah wajah Azura.

Azura menangis dengan kejadian ini, terlalu banyak air mata yang dikeluarkanya akhir-akhir ini tapi mungkin ini memang salahnya pikirnya.

"Sudah Lisa hentikan!"bentak ayah

Lisa akhirnya terdiam dengan bentakan ayahnya Duta,Azura masih menangis disana.Lisa menjauh dari tempat Azura dan orang tuanya,dia sangat kacau mendengar kabar kakaknya ini.

Azura menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya tadi sampai akhirnya Duta terluka seperti ini.

"Jangan menangis nak,ini bukan sepenuhnya salah kamu,"kata bunda Duta menenangkan,bunda Duta memang sudah mengenal Azura karena mereka memang sudah dekat sejak SMP.

Tapi berbeda dengan Lisa dia memang sewaktu SD tinggal bersama neneknya dan waktu SMP dia kembali tinggal bersama Duta dan kedua orang tuanya.Jadi Lisa tidak mengenal dengan Azura.

"Maafkan saya Bun,ini memang kesalahan saya,kalau memang kak Duta tidak menolong saya pasti tidak akan seperti ini,"kata Azura sambil menangis.

"Iya nak kami maafkan,itu semua sudah takdir jadi tidak boleh berkata seperti ini,"saut ayah Duta.

"Hiks..hiks..makasih bunda dan ayah tidak marah dengan keadaan ini,"kata Azura sambil memeluk bunda.

Memang sedari SMP bunda Duta selalu menyuruh Azura untuk memanggilnya dengan sebutan Bunda dan ayah pun begitu.

"Sekarang tenangkan diri kamu,kita tunggu kabar dari dokter ya,ini minum dulu,"kata bunda sambil memberikan minum kepada Azura.

Tiba-tiba handphone Azura berbunyi.

Nama yang tertera disana adalah mama.

"Assalamualaikum ma."

"Wa'alaikumusalam sayang,sudah dirumah?"

"Belum ma, Azura sedang dirumah sakit."

"Kenapa nak?kok kamu seperti menangis."

"Ceritanya panjang Ma,Azura lagi menemani Duta."

"Ya ampun nak,mama dan papa belum bisa kesana ya,kamu jangan nangis lagi semoga saja Duta baik-baik saja."

"Iya Ma."

"Yasudah pulang hati-hati ya nak."

"Iya Ma."

Setelah menelpon Azura sedikit legah entah kenapa.

"Siapa yang nelpon nak?"tanya bunda dengan lembut.

"Mama yang nelpon Bun."

Bunda hanya mengangguk ,Azura sudah sedikit tenang sekarang.

Tiba-tiba datanglah Aldo dan feby.azura terkejut dengan kedatangan mereka,Azura merasakan sakit hatinya kemarin.

"Gimana keadaan Duta Bun?"tanya Aldo kepada bunda Duta.

"Belum ada kabar dari dokter,kamu duduk dulu saja ya."

Aldo melihat sekilas kearah Azura yang hanya menunduk dengan mata yang sembab.

"Kok ada Azura sih disini?,kan sudah kuduga pasti memang mereka berdua dekat kembali,dasar wanita sok suci mana pakai nangis lagi kayak gitu,secinta itu kali ya sama Duta,"batin Aldo

Sedangkan Feby sekarang berada disampingnya Lisa.

"Perkenalkan saya Feby,kamu adiknya Duta?"tanya Feby sok ramah.

"Ya saya adiknya Duta,nama saya Lisa."

"Kamu jangan sedih saya yakin Duta tidak apa-apa."

Lisa hanya mengangguk lemas.

"Itu sih Azura ya?"tanya Feby.

"Saya tidak tau namanya,tapi dia yang sudah buat kak Duta seperti ini,"kata Feby salah paham.

"Apa?kamu serius?"

"Iya,dia yang menghubungi saya dan keluarga tadi sudah pasti dia yang membuat kak Duta seperti ini."

Dengan niat jahatnya Feby ingin membuat Lisa makin benci kepada Azura.

"Hmmm Azura memang seperti itu selalu mencari masalah,aku yakin kayaknya dia yang membuat Duta seperti ini,"katanya menghasut Lisa.

"Ya dasar perempuan itu,makanya aku duduk jauh darinya."

"Yasudah tidak usah kamu dekat-dekat dengannya."

Lisa kembali mengangguk.

Tidak lama setelah itu dokter keluar dan memberikan kabar yang baik karena kondisi Duta baik-baik saja cuman masih harus dirawat karena luka tusukan pisau itu.

"Apakah kami boleh menjenguk pasien didalam dok?"tanya bunda.

"Iya silahkan."kata dokter.

Azura dan bunda bergegas kedalam dan disusul oleh Aldo,Feby,dan lisa.Ayah Duta sedang membeli makanan untuk Azura karena terlihat sangat pucat.

Azura menangis melihat keadaan Duta yang terbaring di kasur.

"Kak,"panggil Azura

Duta sedikit demi sedikit membuka matanya.

"Maafin Azura ya,karena Azura kakak jadi begini."

Tiba-tiba Lisa menyaut disana

"Kan semua ini memang karena kamu,"kata Lisa dengan judesnya kepada Azura.

Bunda melotot kearah anak keduanya itu menandakan dia tidak suka dengan sikapnya seperti itu.

"Udahlah Ra jangan nangis,kakak gapapa,"kata Duta sambil tersenyum.

"Kakak cepat sembuh ya,"

"Iya Ra,kamu jangan nangis lagi pokoknya kalau kamu terusan nangis nanti kakak sembuhnya lama."

"Apaan sih kak,"kata Azura sambil tertawa

"Apa-apaan ini drama sekali,"kata Aldo dalam hati.

Ayah masuk keruangan dan memberikan makanan kepada Azura.

"Ini nak dimakan dulu,muka kamu begitu pucat."

"Iya yah,terimakasih."

Setelah itu Azura berpamitan untuk pulang dengan mengendarai motornya yang diikuti oleh supir keluarga Duta agar Azura tidak takut.

Azura merasa hari ini sangat penuh dengan air mata melelahkan.dia berniat ingin menelpon mamanya tapi sudah malam,beralih untuk menceritakan semuanya kepada Amalia tapi tidak diangkat mungkin Amalia sudah tidur.

Azura lupa belum sholat isya dia bergegas mengambil air wudhu dan langsung melaksanakan sholatnya sambil mencurahkan isi hatinya kepada sang pencipta Allah SWT.

🌈🌈🌈

Assalamualaikum
Jangan lupa vote+comentnya ya
Terimakasih
Gimana sama part ini?
Semoga suka ya:)

Penghianat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang