chapter #44

898 124 29
                                    

Setelah selesai sarapan, Jungkook melangkah berjalan keluar mansion dan terdengar suara mobil berjalan menjauh.



Didalam mobil,,Jungkook tengah sibuk dengan pekerjaannya dikursi belakang.


45 menit kemudian , Jungkook sampai diperusahannya.lalu berjalan memasuki perusahan,,banyak karyawan yang menyapanya .


Didalam ruangan kerja Jungkook sudah ada Taehyung yang sudah menunggunya.



" Ada apa kau menungguku dikantor?'' tanya Jungkook heran, tak biasanya Taehyung sudah berada diruangannya.


" Tahanan kita mati."balas Taehyung.

" Mwo? Mati? Bagaimana bisa??" tanya Jungkook binggung dan marah.

" Mollayo, Saat pagi tadi salah satu anak buahku mengatakan bahwa tahanan mati. Dan saat aku pastikan,,benar orang itu sudah mati tepat tembakannya mengenai kepala orang itu. Sepertinya orang yang membunuhnya menggunakan senjata dengan silincer agar orang di sekitarnya tidak ada yang tahu.'' jelas Taehyung.

Jungkook yang mendengar penjelasan Taehyung hanya mengangguk dan menyetujui pemikiran sahabatnya.

" Ne,mungkin saja."balas Jungkook.

" Kita cari siapa yang sudah berani mengusik hidupku. Aku akan membuat dia menyesal!" lanjut Jungkook geram.

" Arraaso,,akan aku siapkan. Kita akan bekerja diam-diam agar musuh tak mengetahuinya."

" Kau atur saja semuanya." ujar Jungkook pada Taehyung.







Di sebuah ruangan yang elegan digedung tinggi sebuah kota, seorang pria dengan wajah tegasnya tersenyum smirk karena rencananya berhasil membuat bisnis Jungkook sialan itu gagal. Dan sebentar lagi Jungkook akan tertangkap dan mati.

" Kerja yang bagus. Setelah ini Jungkook sialan itu bergerak, segera laksanakan rencana selanjutnya." titah senang pria itu.

" Arraaso Tuan. Saya undur diri dulu." Ujar tangan kanan pria itu sambil membungkuk


" Jangan anggap selama ini aku hilang, kau bisa santai Jungkook. Boom akan ada didepan matamu dan seketika.......BOOM! meledak dan kau mati. Balas dendamku akan terbalaskan." senyum smirk terukur dibibir tipis pria itu.








Ditempat berbeda, Jiyeon berjalan menuju kamarnya. Tubuhnya terasa lelah padahal ia tidak mengerjakan apapun. Saat dia berada ditangga atas matanya menangkap jika pintu yang semalam Jungkook datangi terbuka.

Kenapa pintunya terbuka? Apa pelayan ada didalam? Tanya Jiyeon dalam hatinya.


Jiyeon berada didepan pintu yang setengah terbuk,,kepalanya melihat didalam kamar.

Rupanya pelayan lupa mengunci pintunya kembali, ini adalah kesempatan emas. Aku akan mencari tahu foto siapa yang Jungkook suaminya pegang semalam tadi dan siapa pemilik kamar ini? Batin Jiyeon


Jiyeon langsung masuk kedalam kamar,,langkahnya pelan sembari melihat isi dalam kamar. Ia berjalan ke sisi kanan kamar melihat-lihat foto yang terpajang. Ada banyak seorang wanita cantik dan manis.

Langkah Jiyeon bergerak kesamping kiri dan melihat ada sebuah foto dengan ekspresi sang wanita yang tengah merajuk dan ada sebuah tangan yang mencubit gemas pipi wanita itu. Langkah jiyeon terhenti disalah satu foto Jungkook yang tengah mencium pipi seseorang wanita sambil tersenyum bahagia.

Hati Jiyeon kembali sakit dan berusaha menahan tangisnya agar tak keluar.

Senyuman itu yang belum pernaku lihat sebelumnya, yang aku lihat sekarang tawamu yang sedikit terpaksa bukan tulus seperti ini. Aku bisa meraskan jika kau memang mencintainya. Batin Jiyeon sedih.

Jiyeon terus melangkah dan penasaran pun berjalan mendekat ke walk in closet, disana ada banyak sekali bucket bunga yang sudah layi dan kering tapi tak juga dibuang. Dan juga ada beberapa boneka besar diruang pojok ruangan, didekat kali Jiyeon ada sebuah bunga lily dan juga ada sebuah surat kecil. Jiyeon berjongkok dan mengambil surat itu.



" Ku berikan bunga kesukaanmu untuk sekian kalinya. Dan untuk kesekian kalinya pula,,aku berharap kau juga menyukainya dan membaca suratku meskipun aku tahu itu tidak mungkin. Tapi ingat satu hal yang harus kau percaya bahwa aku merindukanmu dan aku masih sangat mencintaimu, Jiyi."

From your fiance ❤








Air mata Jiyeon tak bisa terbendung lagi, saat ia melihat tanggal yang Jungkook tuliskan disana bahwa pria itu membelikan bunga ini pada waktu 3 minggu yang lalu.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir Jiyeon yang hanya air matanya mengalir,,tangannya yang bergetar . rasa sakit hatinya yang begitu menyakitkan. Hancur sudah,,hatinya sudah terlanjur mencintai sosok suaminya tapi apa? Kenyataan yang ia terima ini,lebih pahit dari semalam yang ia dengar dan lihat.

" Jadi selama ini aku apa baginya? Hanya boneka? Atau apa? Kenapa kau diam-diam begitu jahat padaku,,Jungkook." Ujar Jiyeon lirih.

Buru-buru Jiyeon memasukan kembali surat itu kedalam amplop dan meletakannya ketempat semula dan langsung berlari menuju kamarnya. Lebih tepatnya kamar sebelum ia pindah ke kamar Jungkook.

Wajah Jiyeon dibenamkan dibantal, isak tangis tak lagi terbendung. Tangisan pilu Jiyeon tumpahkan atas rasa sakit yang ia derita.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku dasar posisiku sekarang tapi aku binggung

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku dasar posisiku sekarang tapi aku binggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tangisan Jiyeon tak kunjung berhenti sampai gadis itu tertidur karena lelah menangis.





















nangis anjuyy 😭😭😭 nyessss nyess gimana gtu.....

👀 Fake Nerd boy _Jeondino_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang