chapter #43

900 130 25
                                    

Jiyeon menangis saat mendengar perkataan Jungkook yang menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jiyeon menangis saat mendengar perkataan Jungkook yang menyakitkan. Pria itu merindukan wanita lain yang ada dibingkai itu, Ia pun tak tahu siapa wanita itu. Rasa sesak mulai terasa menyakitkan dihati Jiyeon.

Air matanya terus mengalir,,sakit yang Jiyeon rasakan begitu menyakitkan.
Ia mencoba untuk mencintai suaminya, tapi fakta yang ia dapatkan adalah suaminya mencintai wanita lain.

Jiyeon merasa dengan perlakukan Jungkook selama ini, kehangatan, perhatian yang diberikan oleh pria itu padanya hanya kebohongan nyatanya hati pria itu bukan untuk dirinya tapi wanita lain. Disini Jiyeon bagaikan wanita bodoh, seperti sedang terbang dengan sayapnya diataa awan tapi seketika sayapnya hilang tak berbekas. Ia menerima sikap Jungkook selama ini dan ia mulai mencintai suaminya tapi disaat itu juga ia dijatuhkan begitu saja.....sangat Menyakitkan. Sikap Jungkook menjadi perhatian karena ia lupa dengan ingatan,,lalu bagaimana jika ingatannya kembali? Apakah sikap aslinya akan muncul?


Jiyeon memeluk guling yang selalu menjadi tempat tumpahnya rasa kecewa dengan suaminya dan marah pada dirinya sendiri. Begitu mudahnya ia percaya dulu jika dirinya adalah kekasih pria itu,tapi nyatanya pria yang menjadi suaminya mempunyai seorang yang sangat dirindukan,,nyatanya dirinya bukan siapa-siapa.

Lalu dirinya sebenarnya siapa?

Jiyeon merasa sendiri sekarang sosok yang selalu disampingnya kini tak kembali ke kamar, suaminya yang dicintai lebih mementingkan masa lalunya daripada dirinya, dia dan juga anaknya.

Jiyeon mencoba bangun dari tempat tidur berjalan menuju kamar yang tadi Jungkook datangi, ia berjalan pelan,,rasa pusing tiba-tiba mendera dikepalanya. Sembari tangan bersandar pada dinding,,langkah Jiyeon begitu pelan.


Pintu masih seperti semula, dilihatnya sosok pria yang berstatus sebagai suaminya tengah tidur meringkuk layanya bayi sembari memeluk bingkai foto.

" Sebegitu besarkah kau merindukan sosok di foto itu,,Jungkook?" Ujar Jiyeon lirih, karena tak sanggup lagi, Jiyeon membalikan tubuhnya menuju kamar tamu yang berada di lantai sati dengan kamarnya, rasanya enggan untuk tidur dikamar yang menjadi kamarnya dan Jungkook melihat kamar itu begitu menyakitkan.

Langka Jiyeon terhenti saat kepalanya terasa sakit,,rasa pusing yang tadi hilang pun digantikan. Bayangan-bayangan ingatan mulai muncul. Ingatanya samar, ada seorang pria yang mengatakan perasaan padanya.

" Aku mencintaimu....Jiyeon."

Kepala jiyeon mulai sakit dan ada banyak bayangan ingatan yang muncul.

" Tck! Kau memanggilku Jungkook?!" pria itu menjambakku dengan kasar.

" Panggil aku Tuan!! Kau mengerti!!"


Mata Jiyeon terbelalak saat ingatannya muncul. Itukah sosok Jungkook yang sebenarnya? Lalu kenapa Jungkook menyuruhnya memanggilnya tuan? Siapa dirinya sebenarnya? Jiyeon memegangi kepalanya yang sakit dan melangkahkan kakinya menuju kamar tamu.















Pagi yang cerah tak membuat suasana hati Jiyeon pun cerah, ia bangun lebih awal dari biasanya ingin memastikan suaminya sudah bangun atau belum.


Disaat membuka pintu kamar mereka yang ada hanya kekosongan.


Jiyeon berjalan menuju walk in closets,,menyiapkan pakaian suaminya seperti biasanya. Dan bergegaa menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menenangkan kepalanya dengan air dingin dipagi hari.




Tak membutuhkan waktu lama , Jiyeon pun sudah berpakaian dan langsung menuju dapur untuk menyiapakan sarapan untuk dirinya dan suaminya, meskipun ada banyak pelayan. Tapi rasanya tidak lengkap jika tak menyiapkan semua keperluan suaminya.



" Selamat pagi nyonya." sapa para pelayan.

" Pagi juga." balas Jiyeon

" Tidak ada yang bisa aku lakukan Hm? Padahal aku ingin membantu kalian." Ujar Jiyeon sedih saat melihat semua sarapan sudah tersaji.

" Mianhe nyonya, anda sedang hamil jadi lebih baik anda duduk saja. Kami takut akan terjadi apa-apa jika anda membantu kami." jelas kepala pelayan.

Bibir Jiyeon mengerucut kesal, dan hanya mengangguk pergi meninggalkan dapur.

" Ah iya nyonya,,kita ada 2 pelayan baru yang datang tadi pagi." Ujar kepala pelayan.


" Ne, setelah sarapan suruh mereka menghadapku."




Semua pelayan mulai mulai menyiapkan semua sarapan,,dan Jiyeon hanya melihat kerja para pelayan.

Setelah makanan susah selesai,,Jiyeon mulai mendengar langkah kaki.


" Pagi Sayang." Jungkook datang langsung mencium puncak kepala Jiyeon.


Jiyeon terdiam tak menanggapi sapaan Jungkook dan seakan tidak peduli dan tak berpengaruh atas sikap suaminya.

" Pagi." balas Jiyeon datar.


Jungkook duduk disisi kiri Jiyeon, Jiyeon mulai mengambil makanan untuk suaminya dan ia lebih banyak diam dari biasanya.




Sarapan selesai, Jungkook bangkit dari tempat duduknya.

" Aku berangkat dulu." Ujar Jungkook mencium puncak kepala Jiyeon namun Jiyeon tetap ditempatnya tak beranjak dari tempatnya.





👀 Fake Nerd boy _Jeondino_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang