chapter 50

1K 126 47
                                    

Jiyeon pov

Berdiam diri itulah yang aku lakukan , tidur tidak bisa, apapun yang aku lakukan hanya melihat bintang yang bertebaran dilangi lewat jendela rumah sakit.
Hanya bintang yang menemaniku saat kesendirian, tanpa ada Seokjin yang menemniku. Aku hanya berharap ada sebuah bintang jatuh dan aku bisa memohon satu permintaan. Perintaanku sangat sederhana,,aku tidak ingin sendiri.

Aku berkali-kali menghela nafas untuk meringankan semua beban aku ini.

Suasana ruang inap yang  begitu besar ini hanya ada kesepian dan udara dingin dari pendingin ruangan dan mungkin berasal dari cuaca luar sana, cuaca belakang dengan tidak stabil terkadang panas dan tiba-tiba akan terasa dingin. Aku hanya sendiri ditemani suara tetesan air infus yang terus menetes , tak ada yang menemaniku,,biasanya ada kepala pelayan tapi aku menyuruhnya pulang karena kasihan, sedangkan Seokjin dan Chanyeol kakaknya pun sudah pulang, awalnya kakakku ingin menemaniku tapi karena ada panggilan makan malam dengan rekan kerjanya,,akhirnya dia dengan berat hati pergi. Yang hanya tersisa kesendirian. Suami, pria yang aku cintai sekaligus pria yang telah membohongi pun entah kemana..Jungkook hanya mengatakan ada perjalanan bisnis keluar negri,,tapi tak memberi tahu dimananya. Suaminya yang dulu disaat aku melupakan semuanya dan mengaku kalau kita adalah sepasang kekasih yang tinggal bersama,,tapi kenyataanya ia adalah korban penculikan untuk di jual keluar negri,,dan Jungkook menolongnya dari jual beli itu dengan syarat menjadi pemuas nafsu pria itu. aku masih mengingat jelas semuanya, semua yang aku rasakan. Kepasrahan saat dirinya dijamah dengan bebasnya oleh Jungkook, tapi yang aku rasakan rasanya ingin mati saat itu juga karena dirinya tak lagi mempunyai harga diri.

Mengingat Jungkook membuatnya merasakan sakit yang tak kasat mata didada-nya. Sakit mengingat kejadian belakangan ini,,sekarang pria itu saja tak lagi memperdulikannya,,rasa perhatian dan lainnya sirna semua.

Author pov

Jiyeon sedang memakan sarapan yang baru saja di antar oleh suster dibantu oleh Lisa. Selama Jiyeon sakit Lisa dan kepala pelayanlah yang merawatnya dan menjaganya.

Saat ini Jiyeon begitu tak ada mood makan makanan rumah sakit karena lidahnya tak bisa diajak kerja sama,,semua makanan dan buah rasanya begitu pahit ,makan pun harus dipaksa oleh Lisa dengan alasan untuk anak yang dikandungannya.

" Sudah Lisa." tolak Jiyeon saat melihat Lisa mau memberikan bubur lagi.

" Tapi Eonni baru makan 4 suapan,,makalah sedikit lagi."

Jiyeon menggeleng dan merapatkan bibirnya sebagai penolakan.

Lisa hanya bisa Bersabar menghadapi nona-nya.

" Lidahku terasa pahit saat makanana itu ke mulutku." ujar Jiyeon

Lisa yang mengerti maksud nona-nya pun menyerah dan tak lagi memaksa nona-nya untuk makan.

Clek

Pintu rawat terbuka,,Jiyeon dan Lisa menenggok ke arah pintu.

Masuklah Seorang pria tampan dengan pakaian formalnya,,pria berjalan mendekati Jiyeon.

Lisa yang tahu siapa yang datang pun ,izin undur diri untuk memberikan waktu majikannya berdua.

Pria itu tersenum hangat pada Jiyeon, sedangkan Jiyeon hanya menatap datar pria itu, pria itu senyum hangat saat melihat wajah Jiyeon yang menyambut kedatanganya

Senyum itu,,senyuman hangat yang Jiyeon rindukan. Sosok pria yang ia rindukan selama berapa hari ini pun muncul dihadapannya. Jiyeon tidak bisa mengelak jika ia merindukan pria dihadapannya,,tapi ia juga tidak mengelak jika dia mulai membenci pria dihadapannya.

" Apa kabarmu, sayang? Mianhe aku baru datang."

" Tidak apa-apa,,Jungkook. Aku mengerti kau sibuk." balas Jiyeon

Jungkook duduk dipinggir ranjang dengan tatapan tak lepas dari mata istrinya,,mata yang begitu ia rindukan. Ia tidak bisa mengelak selama semalaman ia tidak bisa tidur saat mendengar jika istrinya masuk rumah sakit. Rasa cemas dan khawatir ia rasakan begitu besar. Hampir 6 hari ini sudah membunuhnya secara perlahan dengan merindukan sosok wanita yang berstatus menjadi istrinya dan seorang ibu untuk anak-anaknya.

Wajah yang membuat hati Jungkook menghangat hanya dengan melihat wajah damai wanita dihadapannya. Senyuman istrinya yang begitu dirindukan,,mungkin karena kesibukannya yang membuat dirinya tak pernah melihat senyuman manis istrinya.

Jungkook terkadang binggung dengan perasaannya,,ia mengaku masih mencintai masa lalunya tapi disaat Jiyeon berada jauh dari jangkauanya,,ia merindukan wanita itu.


" Sungguh maafkan aku,,sayang. Bagaimana dengan keadaanmu dan keadaan anak kita?" tanya Jungkook lembut dan tangannya mengelus perut buncit Jiyeon.

" Mereka baik- baik saja."

Jungkook mengangguk,,diliriknya jam ditangannya. Ia menghembuskan nafasnya saat melihat waktu untuk menjenguk istrinya mulai menipis karena ada keperluan penting.

" Aku sungguh minta maaf jika belakangan ini aku sibuk dan tak memperhatikanmu.belakangan ini aku ada banyak masalah pada bisnisku dan sekarang pun, aku tidak bisa menemuimu lebih lama. Maafkan aku sayang,,aku akan mengusahakan untuk pulang cepat." jelas Jungkook dengan tatapan menyesal.

Jika bukan karena Lucas sialan,,aku akan selalu menemanimu sayang.  batin jungkook.

" Iya tidak apa-apa,,aku mengerti. Pergilah, kau terlihat sangat terburu-buru." balas Jiyeon

Jungkook tersenyum.

" Aku beruntung mempunyai istri sepertimu,,maafkan aku sayang,,aku harus pergi." Jungkook langsung berdiri,,tangannya mengelus lembut rambut istrinya.

" Aku pamit dengan mereka dulu."

Jungkook menunduk  ke arah perut buncit Jiyeon.


" Sehat disana sayang,,daddy harus pergi. Maaf tidak bisa menemani kalian dan mom. Dad akan usahakan pulang cepat,,jangan nakal disana jaga mom untuk dad arraso." Jungkook mengelus dan mencium perut Jiyeon.


Jiyeon yang merasakan sentuhan lembut dan kecupan lembut Jungkook hanya bisa mengalihkan pandangannya,,pandangan yang menurutnya begitu menyakitkan disaat pria itu begitu perhatian dengan anaknya sedangkan untuknya? perhatian kepadanya hanya untuk sekedarnya saja.

Ingatan tentang Jungkook yang memeluk foto Jiyi membuat hatinya semakin sakit.

Jungkook bangkit menghadap Jiyeon dan tersenyum.

" Jaga dirimu, beritahu aku dan kepala pelayan atau Lisa jika kau ada apa-apa atau menginginkan sesuatu " jungkook mengelus lembut kepala jiyeon.

" Aku pergi." jungkook mencium kening jiyeon dengan lembut dan melangkah meninggalkan jiyeon dikamar Rawat.

👀 Fake Nerd boy _Jeondino_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang