❀~~~~~~❀
"Kan kita satu rumah!!"
TELINGAKU BUDEG APA GIMANA??
"Kenapa kita satu rumah?!" Aku nggak kalah teriak
"Kita adik kakak! Ya ampun! Ayo cepetan pulang! Kayaknya kamu beneran demam!!" Osamu-san menarik tanganku dan terpaksa aku mengikutinya
Berdasarkan pengamatanku, semua rumah yang ada di sini sama seperti yang kuketahui. Bahkan arah rumah yang dituju Osamu-san juga sama. Rumahku tidak berubah sedikitpun. Hanya kura-kura depan rumah yang nggak ada. Selebihnya sama.
Osamu-san menyuruhku untuk segera mandi sesampainya di rumah. Aku ingin menolaknya. Aku masih mau keliling rumah, memastikan apa sama semua.
"Kamu itu demam!! Kamu harus istirahat! Besok masih sekolah! Udah buruan!!" Osamu-san mendorongku
Aku nggak tau kalau Osamu-san ternyata orangnya begini. Dengan malas aku menurutinya. Sejauh pengamatanku, nggak ada ibu ataupun ayah di rumah. Jadi hanya kami berdua.
Setelah mandi, aku disuruh di kamar aja. Aku maksa pengin nonton TV di ruang tengah. Malah dimarahin dan didorong balik ke kamar. Aku disuruh berbaring di kasur.
Sumpah, aku nggak demam
Aku mengamati seisi kamarku. Nggak ada bedanya dari yang kutahu. Aku melihat pigura kecil yang ada di meja belajar. Fotonya adalah hari pertamaku masuk SMA bareng Osamu-san. Gila, aneh banget.
Aku nggak tau apa yang dilakukan oleh Osamu-san di luar sana. Aku akhirnya menyerah lalu duduk di kasur dan bersandar ke bantal. Aku membaca buku fiksi yang ada di meja.
Aku baru sampai halaman 53 dan pintu kamarku diketuk. Pintunya terbuka dan menampakkan Osamu-san yang datang sambil membawa nampan berisi makanan.
Astaga, aku nggak sakit
Sehat sentosa malah
"Aku bawakan makan malam ke kamarmu." Ucapnya
Osamu-san mengambilkan meja kecil dan menaruhnya di depanku. Ia meletakkan nampan berisi makanan di meja itu. Dengan ragu aku memakannya. Osamu-san duduk di pinggir kasur sambil ngeliatin aku makan.
Aneh banget rasanya makan diliatin. Seolah-olah kalau nggak dihabiskan ntar makanannya nangis.
Tapi masakannya enak. Sungguhan.
Tunggu, aku harus memanggilnya apa? Tadi aja aku manggil cewek yang mirip Suna-san dengan panggilan Rin-chan. Aku harus memanggil Osamu-san apa?
"Ng... Nii-san?"
"Ya?"
Oh, benar tebakanku
"Ini siapa yang masak?"
Dia mengernyitkan dahi. "Ya aku lah. Siapa lagi orang di rumah ini selain kita? Kan ada urusan semua," dia melipat kedua tangannya di dada, "kenapa? Nggak enak?"
Aku menggeleng. "Enak kok."
Aku meneruskan makan. Osamu-san tetap duduk di tempatnya.
"Nii-san nggak makan?"
"Iya nanti."
"Kenapa nggak bareng aja?"
"Takutnya kamu kurang."
Baru kali ini aku merasakan punya kakak yang baik. Seingatku, kakakku yang asli nggak baik gini. Jahil banget kek titisannya setan.
Aku mengangguk saja dan meneruskan makan
"Kamu belum mikirin jawabannya?" Tanyanya tiba-tiba
Aku berhenti menyumpit daging. "Jawaban? Ujian?"
Osamu-san tepuk jidat dan menghela nafas panjang. "Astaga.... Kamu ini hilang ingatan atau gimana sih..."
Ya mana ku tahu
"Kamu kan kemarin lusa habis ditembak sama Atsumu."
?!
WHAT??!
DITEMBAK GIMANA??
Aku langsung pasang wajah nggak percaya plus bingung plus kaget. Osamu-san juga nggak kalah bingung.
"Ditembak? Maksudnya??" Tanyaku
"Selesai bersih-bersih kelas, kamu masih pegang sapu, dia minta kamu jadi pacarnya. Masa' nggak inget sih... Satu koridor aja tau."
Oke, jadi ceritanya aku ditembak sama Atsumu-san di koridor? Jadi itu alasan banyak yang ketawa-ketawa sewaktu aku keluar kelas terus kebetulan ada Atsumu-san di luar? Karena aku belum ngasih jawaban? Gituu??
Pusing suwer
Aku langsung memijat kepalaku yang pusing. Nafsu makanku langsung hilang seketika.
KRIINGG
KRIINGG
KRIINGG
"Huh?" Aku mengerjap-kerjapkan mata. Aku masih di kursi meja belajarku. Meski sudah ada selimut di punggungku.
Tadi itu mimpi
Astaga
Mimpi buruk banget....
Itu mimpi buruk terburuk bulan ini. Minggu lalu aku mimpi dikejar kuyang sambil bawa tongkat pel. Pernah juga mimpi kesasar di tengah pasar gara-gara ngikutin kucing oren aneh punya poni.
Punya masalah apa aku
Tapi, sekitar seminggu kemudian, aku tau sebagian arti dari mimpi absurd minggu lalu.
Sekarang ujian semester. Sekolahku mengacak semua tempat duduk. Mulai dari kelas satu sampai kelas tiga.
Aku kebagian di kelasku sendiri, kelas 1-6. Penghuni bangku depanku ternyata Suna-san. Guru pengawas kelasku adalah Asuma-sensei. Beliau sering ngajak bicara murid pas ujian. Kepo banget.
Tapi selama ujian, Kita-san nggak nyariin Suna-san kayak di mimpiku. Aku cuma ketemu kembar Miya sama Gin-san. Soalnya mereka selalu jemput Suna-san ke kelas buat istirahat bareng.
Aku berusaha nggak memikirkan mimpi gaje itu. Tapi kalau liat Suna-san duduk di depanku sama Asuma-sensei, mesti keinget terus.
Terutama yang bagian ngobrol di kamar
Sialan banget :")))
Author's note
Nii-san: semacam panggilan untuk kakak(laki-laki)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Red Riding Hood || Inarizaki's Manager
FanfictionJadi manager di klub voli laki-laki yang isinya cogan? Iri? Jangan deh, mending kalian di rumah. Dijamin nyesel sampai ke ubun-ubun gara-gara nerima tawaran untuk menjadi manager klub voli laki-laki. Nyesel karena isinya rubah licik. Nyesel karena...