(nggak nyambung sih kayaknya lagu sama cerita, tapi gpp lah, soalnya lagu ini salah satu inspirasi chapter ini, hehehehe)
❀~~~3~~~❀
Osamu berbaring di sofa panjang rumahnya sambil membaca satu persatu dialog yang tertulis rapi dihadapannya. Sesekali ia mengangguk-angguk, sesekali ia tersenyum kecil. Kakinya yang panjang menggantung dan dimainkan dengan lucu. Seolah, ada bayi besar berambut abu-abu sok tau di sofa itu.
Tangannya yang lumayan panjang membuatnya dapat meraih kotak kue yang ada di meja. Sambil tiduran, membaca naskah drama, ia memakan kue. TV dimatikan. Ia menikmati semuanya.
Meskipun--
"SAMUUU"
//Aku bahkan belum selesai ngetik//
Pintu geser ruang tengah dibuka dengan kasar dan cepat hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Osamu tidak terkejut sama sekali. Dia tetap melanjutkan agendanya.
Atsumu, kembaran dari Osamu langsung berlari menghambur ke sofa. Tentu saja Osamu langsung menendang makhluk rambut kuning itu. Tentu saja.
"AYY! KENAPA SIH KAMU KASAR KALAU KE AKU?!!"
Osamu memperbaiki posisinya dan membuka lembaran berikutnya. Tangan kanannya meraih kue yang ada di kotak di atas meja. Sama sekali tidak terusik. Bahkan sepertinya Osamu menganggap yang tadi itu kerjaan setan terkutuk.
"Osamuuuuuu"
Osamu hanya menyingkirkan kertas naskah dramanya itu supaya bisa melihat wajah Atsumu. Dia menghela nafas. Osamu kembali membaca naskah drama.
"Osamuuuuuu"
"Apa sih. Ngomong dong. Kalau kamu cuma kayak gitu ya mana ngerti aku." Osamu berdecih. "Kamu kira, aku bisa baca pikiranmu apa?"
"Yaaaaa kan kita kembar."
"Oh, kita kembar?"
"Anjir."
Atsumu jatuh ke lantai dan berguling-guling. Osamu nggak ngurus. Osamu lebih tertarik membaca naskah drama.
Atsumu berhenti berguling-guling dan duduk di lantai, memandangi Osamu. Mereka hanya diam. Tidak ada interaksi. Ruangan itu hanya terdengar suara Osamu mengunyah kue.
Ya.
Akhir-akhir ini mereka entah kenapa canggung satu sama lain. Tidak ada angin, tidak ada badai. Mereka tidak menyapa ataupun bergurau. Atsumu mungkin masih jahil, tapi tidak seintens dan sebar-bar biasanya.
Entah kenapa.
Mereka mulai canggung semenjak perjalan pulang dari pusat Osaka menuju Hyogo. Mereka tidak berinteraksi satu sama lain ataupun kompak menjahili Aran.
Jadinya yah, klub voli jadi agak sepi. Lumayan terasa perbedaanya.
Kembali ke kembar Miya yang lagi goleran di ruang tengah rumah mereka. Orang tua mereka sedang pergi ke luar kota. Atsumu garuk-garuk kepala. Ia menatap sekeliling.
"Sam."
"Apa lagiii. Kalau laper masak mie sendiri sana."
"Idih, siapa juga yang laper."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Red Riding Hood || Inarizaki's Manager
FanfictionJadi manager di klub voli laki-laki yang isinya cogan? Iri? Jangan deh, mending kalian di rumah. Dijamin nyesel sampai ke ubun-ubun gara-gara nerima tawaran untuk menjadi manager klub voli laki-laki. Nyesel karena isinya rubah licik. Nyesel karena...