❀~~~1~~~❀
Hari ini pelajaran terakhir Fisika dan Asuma-sensei lagi good mood. Beliau membiarkan kami pulang tanpa harus mengerjakan kuis nyeleneh. Aku bisa keluar dari kelas tanpa ada halangan. Aku juga melewati parkiran sepeda dengan aman.
Karena aku sudah ganti baju, aku bisa langsung ke gedung olahraga. Aku akan menyiapkan perlengkapan sebelum yang lain datang. Kita-san juga kelihatannya belum--
"Oh, Yuki-san."
Orang itu tiba-tiba nongol dari balik rak sepatu. Padahal aku yakin nggak ada orang di sekitar sini. Aku akhirnya cuma mengangguk sebagai balasannya.
Setelah kedatanganku, satu persatu anggota klub datang. Aku dibantu anggota klub untuk menyiapkan perlengkapan.
"Err... Yuki-san?"
Rupanya Riseki yang memanggil. Dia masih pakai seragam sekolah, belum ganti kaos.
"Ada apa?" Tanyaku
"Kudengar kamu bisa pelajaran fisika... Apa aku boleh minta bantuanmu mengoreksi tugasku? Sebentar saja." Riseki mengeluarkan sebuah buku tulis
Oh, aku paham
"Tugas dari Asuma-sensei kan? Syarat biar bisa ikut ujian minggu depan?"
Riseki mengangguk
"Baiklah, selagi klub belum mulai."
Akhirnya kami duduk di dekat pintu masuk gedung. Aku memeriksa tugasnya. Punyaku sendiri sudah selesai tadi. Soalnya juga sama. Aku cuma tinggal mengingat-ingat jawabanku.
"Yare yare~ rajin sekali belajar di sini, kouhaiku."
Suara menyebalkan ini
Atsumu-san
Dia nyengir sambil bersandar di pintu gedung. Aku benar-benar tidak suka dengan si rambut kuning itu.
"Cih. Sampai mana tadi Riseki-kun?" Aku langsung balik ke buku tugas Riseki
"Apa sih yang kalian bicarakan?" Atsumu-san tiba-tiba sudah membungkuk di sebelahku
"Ayo pindah Riseki-kun." Aku sudah bersiap berdiri dan Atsumu-san tiba-tiba tertarik ke belakang
Aku menoleh dan melihat Osamu-san lah pelakunya
"Nggak sopan ngomong ke cewek kayak gitu."
Atsumu-san yang jaketnya ditarik langsung mundur dengan kecepatan tinggi dan menabrak Osamu-san. Mereka mulai bertengkar lagi.
"Kalian seharusnya meniru mereka, bukan bertengkar tidak jelas begini."
Kami berempat tersentak. Jujur saja, aku tidak menyadari Kita-san lewat sambil mendorong keranjang berisikan bola voli. Tanpa menoleh sedikitpun, dia kembali membuka mulutnya.
"Kalian harusnya belajar. Minggu depan adalah ujian semester." Semua yang mendengar langsung terdiam. Kita-san mengucapkan kalimat keramat.
"Kalian tidak ingin perbaikan dan melewatkan kamp pelatihan musim panas kan?"
Semua yang mendengar langsung diam. Kedua kembar itu langsung terduduk. Mereka seolah-olah mendapat pesan kematian. Sepertinya mereka punya sejarah buruk dengan ujian semester.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Red Riding Hood || Inarizaki's Manager
FanfictionJadi manager di klub voli laki-laki yang isinya cogan? Iri? Jangan deh, mending kalian di rumah. Dijamin nyesel sampai ke ubun-ubun gara-gara nerima tawaran untuk menjadi manager klub voli laki-laki. Nyesel karena isinya rubah licik. Nyesel karena...