❀~~~1~~~❀
Masih besok aku akan percobaan jadi manager di klub voli laki-laki. Jadi, sehari ini aku baca-baca soal voli. Aku bersyukur punya ayah yang penggemar voli. Di rumah jadi ada banyak buku-buku tentang voli. Kalau cari di internet, takut nggak akurat.
"Hmm? Buku apa itu, Aki?" Kou duduk di depanku dan menghadap ke arah ku.
Aku mengangkat buku yang kupegang agar ia bisa baca judulnya dengan jelas.
"Voli? Bukannya kamu suka badminton?"
Aku menghela nafas. "Aku besok mau percobaan jadi manager di klub voli laki-laki."
Kou kedip-kedip nggak percaya, plus melongo. Aku memukulnya dengan buku yang di tanganku. Dia berhasil menghindar dan tetap menatapku tak percaya.
"Sungguhan?!"
"Apa perlu pake toa?"
Kou bertepuk tangan senang. "Apa Riseki-kun yang menawarimu?"
Aku menggeleng. Kou langsung pasang wajah bingung.
"Kemarin aku diajak jadi manager klub voli sama kaptennya."
"EBUSET! MASA' SIH?" Kou udah kayak yang kaget ketemu hantu.
Aku cuma mengangkat bahuku. Kalau nggak percaya ya sudah. Aku nggak mau cerita bagaimana kejadiannya. Kou menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya. Kenapa dia susah banget yang mau percaya omonganku? Apa aku ini tukang bohong? Nggak lah, aku selama ini cuma hobi menipu.
"Hati-hati..." Kou memasang gaya bisik-bisik. Bukan bisik-bisik tetangga sih.
"Kenapa?" Ini anak kenapa malah jadi mau bahas mitos-mitos horor.
Kou melihat keadaan sekitar, baru melanjutkan. "Fansnya anggota klub voli itu banyak banget. Awas dijulidin kamu. Mereka itu ganas."
Sudah kuduga. Aku yakin, ada banyak murid perempuan yang nganggur. Tapi, kenapa tidak ada satu pun yang jadi manager klub voli laki-laki? Katanya sih, kaptennya pemilih. Dia nggak mau fans bar-bar yang jadi managernya. Yeah, kalau aku jadi kaptennya sih, juga bakal pilih-pilih dulu, sekalipun butuh banget.
"Semangat ya. Semoga kamu masih hidup sepulang percobaan jadi manager." Kou mengepalkan tangan, memberi semangat.
"Ya, makasih. Semoga kamu ditolak lagi sama Izumi."
Kepalan tangan Kou tadi itu buat penyemangat, tapi sekarang malah jadi mau mukul aku. Aku langsung menepisnya. Tangan satunya berusaha nyakar, langsung kupukul pake buku.
Jadinyaperang, sampai-sampai kakinya Kou naik ke kursi. Aku juga sudah nggak duduk dikursi lagi. Yang lain mah, biasa aja liat kami. Sepertinya sudah lelah liat kami bertengkar terus.
"Oi! Ada Akisawa-sensei!!" Bisik seseorang.
Kami langsung noleh ke arah pintu. Benar saja, ada Akisawa-sensei. Aduh, kenapa mesti ada Akisawa-sensei sewaktu kami gelud??
Akhirnya kami dipanggil dan disuruh ngebantu koreksi nilai tugas kelas sebelah. Katanya, kalau kami keliatan bertengkar lagi, bakal dibilangin ke wali kelas, alias Matsushima-sensei. Kami iya-iya aja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~🐺🐺~~~
.
.
.
.
.Hari ini aku membawa baju olahraga yang untungnya sudah kering. Jadwal pelajaran penjaskes itu hari Senin, jadi hari ini harusnya sudah kering. Aku sudah cerita soal manager klub voli. Ibuku iya-iya aja, katanya asalkan aku suka sama betah, beliau bakal dukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Red Riding Hood || Inarizaki's Manager
FanfictionJadi manager di klub voli laki-laki yang isinya cogan? Iri? Jangan deh, mending kalian di rumah. Dijamin nyesel sampai ke ubun-ubun gara-gara nerima tawaran untuk menjadi manager klub voli laki-laki. Nyesel karena isinya rubah licik. Nyesel karena...