***
Lisa mulai mengenal tetangga barunya, Song Mino, Bobby Kim dan G Dragon. Hanya ada mereka berempat dan dua orang petugas keamanan yang tinggal di lantai dua puluh. Memang sepi, namun ketenangan itulah yang membuat apartemen di sana dihargai sangat mahal.
Song Mino, seorang atlet seni bela diri campuran yang tengah bersiap untuk ajang tarung MMA di Seoul. Kedua orangtuanya adalah pemilik salah satu stasiun TV swasta di Korea. Kedua orangtuanya tentu membuat Mino akan tetap kaya raya walaupun ia bukan atlet sekalipun.
Kemudian Bobby Kim, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memutuskan untuk cuti kuliah. Kedua orangtuanya terlibat dalam pemerintahan Korea, ayahnya seorang Hakim Agung dan ibunya seorang Jaksa. Walaupun alasannya di pukuli beberapa hari lalu masih menjadi misteri.
Yang terakhir G Dragon, Lisa tidak lagi bertemu dengannya setelah mereka berpapasan di lift untuk pertama kalinya. Entah karena pria itu tidak keluar dari apartemennya, atau karena memang sudah pergi dan tidak lagi pulang. Namun, tidak bertemu bukanlah alasan bagi Lisa untuk tidak mengenalnya, bagaimana Lisa tidak bisa mengenal pria yang hampir setiap hari mampir di layar televisinya? Itu benar-benar mustahil.
Lisa mengenal G Dragon, dari televisi, dari internet dan dari banyak sumber lainnya. Walaupun ia dan dua tetangga lainnya tidak mengenal G Dragon secara pribadi, namun apa yang muncul di internet dan sumber-sumber lainnya rasanya sudah cukup untuk menggambarkan pribadi pria terkenal itu.
"Bagaimana latihanmu oppa?" tanya Lisa pada Mino yang duduk di hadapannya, menikmati segelas kopi hangat dari gelas kertas. Di sana, Lisa juga memiliki es kopinya sendiri. Mereka ada di cafe apartemennya sekarang. Di lantai dasar gedung apartemen tersebut.
"Biasa saja, tidak ada yang spesial," singkat Mino, tetap tenang dengan kopi hangat di gelasnya. Menghirup aroma kopinya saja sudah cukup untuk membuat Mino merasa nyaman berada di sana.
"Begitukah? Padahal aku penasaran bagaimana caranya berlatih bertarung," jawab Lisa, tetap tenang walau rasa tertariknya terdengar menggebu-gebu.
"Kenapa? kau ingin bertarung?"
"Ya," jawab Lisa lagi. "Bukankah gadis yang bisa berkelahi itu menarik?" tambahnya dengan senyum yang tidak pernah absen dari wajahnya.
"Lalu apa yang bisa pria lakukan untuk terlihat keren kalau semua gadis berfikir sepertimu kemudian belajar berkelahi? Tidak akan adegan- ya!" Mino awalnya ingin mendebat Lisa, namun kehadiran Bobby yang tiba-tiba membuatnya memekik kaget. Mino tidak habis pikir saat ia melihat Bobby meraih gelas Lisa kemudian meminum es kopi milik gadis itu, sampai habis tidak bersisa.
"Bobby oppa kelihatannya haus," ucap Lisa sembari mengamati pria yang kini duduk di sebelahnya. Di sana nafas Bobby terengah dengan buliran keringat di dahinya.
Melihat keringat-keringat itu Lisa mengambil tisu di atas meja. Tanpa banyak bicara, tanpa bertanya dan tanpa rasa canggung gadis itu kemudian menyeka keringat Bobby. Sikapnya membuat Mino lantas memutar bola matanya. "Apa yang sedang kalian lakukan? Syuting drama romantis?" protes Mino yang menonton adegan itu dengan raut wajah tidak percaya. Bahkan walaupun Mino tidak keberatan kalau dua manusia itu memutuskan untuk berkencan, ia tetap risih melihat adegan manis mereka.
"Ish... kenapa oppa marah? Kau ingin aku menyeka keringatmu juga?" tanya Lisa yang sekarang mengulurkan tisu bekas keringat Bobby ke depan wajah Mino. Gerakan itu lantas membuat Mino mendorong kursinya kebelakang, menghindari Lisa juga tisu yang ia ulurkan. "Augh! Oppa tidak akan mati hanya karena keringat orang lain," ledek Lisa yang akhirnya menaruh tisunya yang basah di atas meja. Mino masih sebal dengan apa yang Lisa lakukan, namun gadis itu tidak terlihat begitu peduli. Yang justru Lisa lakukan saat itu adalah menanyakan alasan Bobby berlari menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser
FanfictionFanfiction untuk Kwon Jiyong dan Lalisa Sejujurnya, aku tidak pernah cocok dengan dunia, aku selalu sendirian. Sudah lama, sejak aku lupa akan cinta. Aku tidak lagi mendengarkan lagu cinta yang penuh Harapan. Kamu dan aku, kita berdua, hanya badut s...