***
Lisa menemui Jisoo, dengan Jiyong yang menemaninya. Memberi salam pada teman yang telah lebih dulu pergi. Memberi penghormatan pada gadis cantik yang sudah di kremasi itu. "Di mana kau mengenal Jisoo?" tanya Bobby setelah Lisa dan Jiyong keluar dari rumah abu itu. Bobby sengaja menunggu kedua tetangganya di luar dan menghampiri mereka ketika dua orang itu berjalan keluar.
"Di pesawat, saat kami akan pergi ke Jepang, oppa... maaf karena aku tidak tahu kalau pria yang selama ini di ceritakannya padaku adalah dirimu,"
"Kenapa minta maaf? Apa salah menjadi teman Jisoo?" celetuk Jiyong "kau terus minta maaf untuk hal-hal tidak perlu,"
"Jiyong hyung benar-"
"Oppa, apa kau datang ke sini dengan bus?"
"Kenapa aku seperti lebih sering melihatmu pergi naik bus dibanding mengendarai mobilmu sendiri?" komentar Jiyong disaat Bobby bahkan belum menanggapi komentarnya yang sebelumnya.
"Oppa, Jiyong oppa membawa mobil mahalnya, ayo kita makan bersama dulu sebelum kembali? Jiyong oppa tidak akan keberatan jika harus mengantar kita pulang," seru Lisa sembari menggandeng lengan Bobby agar pria itu berjalan bersamanya menuju mobil Jiyong. Lisa tidak memberi jeda sama sekali pada Bobby untuk sempat menolak. Lisa menggandeng Jiyong dan Bobby di kedua sisi tubuhnya. Melingkarkan tangan kirinya di lengan Bobby dan tangan kanannya di lengan Jiyong. Menghibur dirinya sendiri yang saat itu juga tidak sedang baik-baik saja.
"Aku tidak bisa masuk ke sini sendirian, jadi sekarang kalian berdua harus menemaniku," ucapnya sembari memaksa kedua pria yang sebenarnya lapar itu masuk ke dalam sebuah restoran. Restorannya di pinggir kota, di sebuah bukit yang tidak begitu ramai. Restoran itu berjarak tiga puluh menit dari rumah abu dan benar-benar berada di pemukiman yang sangat sepi.
"Kenapa tidak bisa ke sini sendirian? Aku bisa berjalan sendiri, sungguh," ucap Bobby sembari melepaskan tangannya dari Lisa. Jiyong pun akan melepaskan tangannya namun Lisa tiba-tiba menghentikan langkahnya. Diam terpaku di tempat itu sembari melihat lurus ke meja di sudut restoran itu.
"Restoran ini tidak begitu ramai dan cocok untuk untuk orang terkenal yang berkencan, kita sedang bersama orang terkenal sekarang, Jiyong oppa benar-benar- terkenal," ucap Lisa tanpa mengalihkan pandangannya dari sepasang kekasih yang tengah duduk di meja paling sudut. Jiyong dan Bobby mengikuti arah pandangan Lisa, namun tidak benar-benar mengerti apa yang terjadi pada Lisa. Gadis itu tiba-tiba saja gemetar.
"Bukankah itu eonnimu dan suaminya?" tanya Bobby membuat Jiyong menatap pria itu. "Kau ingin menyapa mereka?" tanya Bobby sekali lagi, sedang Jiyong mash diam, masih menebak-nebak situasi di restoran sepi itu. Jiyong tidak menduga ia akan bertemu dengan si berengsek dan si bodoh di sini.
"Tentu saja," ucap Lisa sembari meremas lengan Jiyong dan mengatur nafasnya. Bobby dan Jiyong bertukar tatapan tidak mengerti namun Jiyong mengurungkan niatnya untuk melepaskan pelukan Lisa di lengannya.
"Kita pergi saja ya? Aku tidak lapar," ucap Jiyong karena merasa Lisa tidak akan sanggup menemui dua orang yang sebelumnya mereka bicarakan. Si berengsek dan si bodoh.
"Aku juga tidak lapar," ucap Bobby. Sedari awal, ia memang tidak ingin makan setelah mengenang Jisoo. Bobby merasa bersalah setiap kali ia bersenang-senang tanpa Jisoo. Bobby merasa bersalah setiap kali hidupnya berjalan lancar tanpa Jisoo. Mungkin itu sebabnya ia membiarkan rumahnya berantakan⸺ ia merasa, ia tidak boleh hidup nyaman setelah membuat Jisoo tewas dengan cara sangat mengenaskan begitu.
"Baiklah, oppa tunggu di mobil sebentar, aku akan menyapa eonniku dulu," ucap Lisa sembari meraih kunci mobil Jiyong yang ada di genggaman pria itu dan memberikannya pada Bobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser
FanfictionFanfiction untuk Kwon Jiyong dan Lalisa Sejujurnya, aku tidak pernah cocok dengan dunia, aku selalu sendirian. Sudah lama, sejak aku lupa akan cinta. Aku tidak lagi mendengarkan lagu cinta yang penuh Harapan. Kamu dan aku, kita berdua, hanya badut s...