***
Apa salahnya berfikir untuk bunuh diri sesekali? Hanya berfikir, mencoba membayangkan apa yang akan terjadi jika suatu saat kita tidak lagi menginjak tanah. Apa salahnya?
Satu hal yang pasti terjadi, saat kita tidak lagi bernafas adalah— bumi tetap berputar sebagaimana mestinya, dunia tetap bergerak sebagaimana seharusnya, dengan atau tanpamu.
Dibanding menyalahkan seseorang atas pilihannya untuk bunuh diri, menghakimi orang yang bahkan tidak bisa lagi mendengarnya, hormati saja keputusannya. Ada ratusan bahkan ribuan kerikil kecil dibahunya yang sudah tidak bisa lagi di tahannya. Ada meteran tali yang melilit dadanya hingga ia merasa lebih baik berhenti bernafas dibanding merasakan sakit disetiap kali ia menarik nafas. Masalah-masalah kecil yang kita anggap sebagai masalah sepele, sudah menumpuk dibahu mereka, dan sudah terlalu berat untuk di tahan. Rasa terabaikan, rasa ditinggalkan, kesepian, disepelekan, semua rasa yang muncul dari pikiran sudah menggerogoti dirinya. Menumpuk hingga menutupi jantungnya, membuatnya terasa sangat sesak.
Bukan untuk membenarkan orang-orang yang sudah menyalahi takdir Tuhan dengan mengakhiri hidupnya lebih dulu dari yang sudah di gariskan. Hanya, hormati saja keputusan mereka yang sudah memilih untuk mengakhirinya dan pergi. Tidak ada yang tahu berapa luka yang tersembunyi dibalik 5 detik tawa, jadi tidak perlu menghakiminya. Percaya saja kalau mereka yang berencana atau bahkan sudah bunuh diri, sudah berfikir ratusan kali sebelum melakukannya.
Tidak ada seorangpun yang dapat bertanggung jawab atas hidup orang lain. Bahkan keluarga sekalipun, bagaimana caranya bertanggung jawab atas hidup orang lain? Memastikan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya selalu bahagia? Ayolah, tidak ada orang yang selalu bahagia. Membahagiakan diri sendiri saja sulit. Cara terbaik untuk mendukung seseorang bukan dengan bertanggung jawab atasnya atau selalu membahagiakannya, cukup hanya dengan menghormati keputusannya, tanpa menghalangi jalannya. Setiap orang hanya bertanggung jawab atas kebahagiannya masing-masing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser
FanfictionFanfiction untuk Kwon Jiyong dan Lalisa Sejujurnya, aku tidak pernah cocok dengan dunia, aku selalu sendirian. Sudah lama, sejak aku lupa akan cinta. Aku tidak lagi mendengarkan lagu cinta yang penuh Harapan. Kamu dan aku, kita berdua, hanya badut s...