3

3.5K 404 27
                                    

***

Gadis secantik boneka itu melangkah keluar dari lift, menyusuri lobby mewah gedung apartemennya kemudian masuk ke dalam minimarket di lantai dasar. Ia berkeliling, mencari-cari barang yang ada di daftar belanjaannya. Waktu berlalu sangat cepat, sudah lewat dari jam makan siang dan ia baru bisa keluar dari apartemen barunya karena sempat kehilangan handphone-nya. Ternyata handphone yang dicarinya kemana-mana terselip di sela sofa.

Sekarang tangannya sibuk menyentuh layar handphonenya, sembari mendorong troli kecilnya memutari minimarket yang hampir mirip supermarket itu. Matanya menatap layar handphone-nya serta barang-barang dalam rak secara bergantian. Tangannya bergerak dengan cepat untuk memasukan barang yang ingin dibelinya ke dalam troli kecilnya⸺ seolah ia akan kehilangan barang itu kalau tidak buru-buru.

"Sabun, shampo, pasta gigi, apa lagi ya? Whoa! 203!" pekik gadis cantik itu, secepat kilat kakinya berlari keluar dari minimarket, meninggalkan trolinya begitu saja dan menghampiri penyebab teriakannya tadi⸺ penghuni apartemen 203.

Bobby Kim, si penghuni apartemen nomor 203 tengah tersungkur di tanah. Ada dua orang pria berjas yang memukulinya— menendang dan menginjak lebih tepatnya. Lisa menghampiri tempat yang cukup sepi itu kemudian berusaha menghentikan penganiyayaan yang ada di sana.

"Berhenti! Pergi dari sini! Berhenti! Akh!" suruh Lisa sembari mendorong salah satu pria yang menendang perut Bobby. Sayangnya, pria lain di sana justru mendorong gadis itu hingga ia akhirnya ikut tersungkur di tanah.

Sekarang Bobby tidak bisa diam lagi, "jangan melukainya!" bentak Bobby sembari berusaha bangun. Melihat Lisa tersungkur di tanah, membangkitkan sisi lain dalam dirinya⸺ sisi lain yang selama ini ia sembunyikan.

Lisa tidak ingin diam saja, ia tidak terima ketika pria-pria berjas itu melukainya. Tapi pria-pria itu tidak mau berhenti, mereka memaki, menghina bahkan meludahi Bobby yang kini justru berusaha melindungi Lisa dengan tubuhnya. Bobby tidak ingin seseorang terluka karenanya, karena ketidak mampuannya.

Sementara itu, di tepat lain yang tidak jauh dari tempat Bobby merelakan tubuhnya di injak, Mino sedang menyetir motornya. Song Mino hendak kembali ke apartemennya setelah selesai dengan pekerjaannya. Sebelumnya, ia bukanlah orang yang akan berlari untuk menolong orang lain. Bukan kali pertama Mino melihat tetangganya di pukuli, namun melihat Lisa ada di sana Mino jadi merasa perlu melakukan sesuatu.

Mino memarkir motornya tidak jauh dari sana. Ia hampiri keempat orang yang tengah sibuk dengan erangan di sana— lantas melemparkan pukulannya pada dua pria yang berdiri. Mino membuat keduanya terhuyun menjauhi Lisa dan Bobby. Memaki kedua orang yang memukuli seorang gadis kemudian mengusir mereka.

Setelahnya, Mino membantu Lisa memapah Bobby pulang ke apartemennya. Setibanya di sana langkah Mino terhenti. Ia terlihat sangat tidak nyaman berdiri di ruang tengah apartemen Bobby yang mewah namun kotor dan berantakan. Sedang Lisa, sama sekali tidak terlihat canggung. Sang gadis hanya bingung membedakan antara sampah dan barang yang memang disimpan. Lisa melihat sekelilingnya, ia cari kotak obat setelah berhasil mendudukan Bobby di sofa.

"Apa ada obat di sini?" tanya Lisa setelah menyerah bermain hidden object di apartemen yang berantakan itu.

Bobby menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, ia menggeleng dengan mata terpejam, bergelut dengan pikirannya sendiri. Sementara Mino melangkah keluar sembari berujar, "aku akan memindahkan motorku dan membelikan obat di bawah," ujarnya tanpa menunggu persetujuan siapa pun.

Seperginya Mino, Lisa dan Bobby hanya duduk di sana, tanpa membicarakan apapun. Sepi menyerang dan kesunyian menemani. Lama-kelamaan, sepi itu jadi sangat menyesakan, hingga Bobby membuka mulutnya. "Kenapa masih di sini?" tanya Bobby tanpa membuka matanya.

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang