29

2.1K 346 21
                                    

***

"Wah... tidak sia-sia membawamu ke sini," gumam Seunghyun sembari berjalan bersebelahan dengan Jiyong. "Tidak ku sangka aku akan mendapat seorang pengasuh juga," syukur pria itu, mengungkapkan rasa terimakasihnya pada teman di sebelahnya.

"Aku juga tidak menyangka dia akan sebahagia itu," balas Jiyong sembari menyedot es kopi miliknya. Ia memperhatikan Lisa yang tengah berlarian dengan keponakan Seunghyun, terlihat sangat menikmati taman bermain yang sedang tidak begitu ramai di hari kerja.

"Di mana kau menemukan gadis itu?" tanya Seunghyun.

"Di depan apartemenku, anak pemilik perusahaan mobil yang diiklankan Seungri bulan lalu,"

"Augh... aku sedang mentraktir dua orang kaya raya ternyata,"

"Semalam aku membuatnya menangis dan dadaku terasa sangat sesak karenanya," cerita Jiyong membuat Seunghyun lantas menatapnya. Seunghyun sempat penasaran dengan pesan Jiyong tadi pagi. Pria itu membicarakan kupu-kupu di dalam perut hingga Seunghyun pikir Jiyong tidak sengaja menelan serangga semalam.

"Lisa!" teriak Jiyong membuat gadis yang tengah menggandeng tangan bocah laki-laki itu menoleh. "Jangan bermain terlalu jauh. Aku dan Seunghyun hyung akan menunggu di sini!" teriaknya sembari menunjuk kursi taman di sebelahnya, ia membiarkan Seunghyun duduk di sana lebih dulu sementara Lisa mengiyakan ucapannya. Gadis itu menggangguk dan menunjuk biang lala besar di depan mereka, kemudian Jiyong balas mengangguk, memberi izin untuk Lisa dan keponakan Seunghyun bermain di biang lala besar itu.

"Jadi apa yang membuat gadis itu jadi spesial? Ku pikir kau sudah mati rasa," tanya Seunghyun, terdengar tenang tidak seperti biasanya namun itu tidak berarti Seunghyun tidak tertarik. Seunghun tertarik dengan cerita Jiyong, tapi bersikap berlebihan sekarang justru akan membuat Jiyong merasa malu kemudian menolak untuk bicara.

"Awalnya begitu, selama ini aku baik-baik saja, tapi baik-baik saja tidak berarti aku bahagia, dan tidak cukup buruk untuk mendapat perhatian orang lain. Seseorang yang mengatakan itu padaku," cerita Jiyong. "Lisa, mengatakan itu padaku."

"Lalu, hubunganmu dengannya? Kenapa kau membuatnya menangis semalam?"

"Dia menangis karena melihat diriku yang sebenarnya. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena selama ini aku menyembunyikan diriku yang sebenarnya darinya,"

"Kalian berkencan?"

"Tidak sejauh itu. Dalam beberapa kesempatan aku berpura-pura jadi kekasihnya, di depan mantan kekasihnya, di pesta ulangtahunnya, di depan orangtuanya, tapi kami tidak sungguh-sungguh berkencan."

"Ah... gadis itu baru saja putus?"

"Tidak benar-benar baru, mungkin sudah beberapa tahun lalu. Tapi ia putus dengan cara yang sangat menyakitkan? Kekasihnya berselingkuh, dengan eonninya sendiri,"

"Tsk... apa mereka korban drama? Drama sekali kisahnya," komentar Seunghyun.

Jiyong pun sempat memikirkan hal yang sama⸺ kalau Lisa dan hidupnya benar-benar mirip sebuah drama klise. Namun drama klise itu justru membuat Lisa terlihat begitu hebat di mata Jiyong. Seunghyun hanya diam dan memandang kosong biang lala di hadapan mereka. Mendengarkan cerita Jiyong sampai kehening menjadi musik bagi mereka untuk beberapa menit, melarutkan mereka dalam angan masing-masing.

"Dia memikirkan masalah orang lain untuk menghindar dari masalahnya sendiri Ji," ucap Seunghyun memecah keheningan mereka. "Dia tidak ingin orang lain larut dalam masalah mereka, sepertinya, jadi dia berusaha menolong orang lain. Dia membuat orang lain tertawa karena tidak ingin orang lain menangis sepertinya."

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang