15

2.4K 347 8
                                    

***

Di luar malam sudah larut, Lisa membuka matanya dan hanya ada ruang gelap di sekelilingnya. Ada cahaya bulan yang menyusup melalui celah kecil di jendela, di bagian yang tidak tertutupi tirai. Sayangnya cahaya bulan itu tidak lantas menerangi seisi kamar. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanyanya, mencoba mengamati ruangan yang sangat asing untuknya. Menyelidik tempatnya berbaring sembari menebak-nebak kamar siapa itu.

Gadis itu duduk di atas ranjang, selimut tebal berwarna abu masih menutupi kakinya. Pakaiannya masih sama dan rambutnya juga masih di ikat— walau kini ikatannya sudah berantakan. Lisa melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka, menyalakan lampu kamar mandi itu dan berdiri di depan cerminnya. Ia pandangi wajahnya yang pucat.

"Kau harus bersabar Lisa, hidup si berengsek itu lebih berat darimu, ia lebih butuh Yoongi oppa dibanding denganmu," ucapnya untuk meyakinkan dirinya sendiri. Gadis itu masih sama sekali tidak tahu di mana ia berada saat itu. Bahkan walaupun ia diculik sekalipun, Lisa tidak akan terlalu kaget. Kalau si berengsek bisa membuatnya terkurung di Jepang, maka menculiknya seperti ini

"Oh fuck! Hidup siapa yang kau bilang lebih berat sekarang?! Si berengsek itu?! Sadarlah Lisa! Hidupnya sama sekali tidak berat! Si berengsek itu saja yang melebih-lebihkan!" pekiknya lagi setelah membasuh wajahnya dengan air dingin. Kesadarannya baru saja kembali. Air dingin telah sukses membuatnya kembali pada kenyataan menjengkelkan itu. Perasaan kesal setelah ia kembali pada kenyataan membuatnya ingin sekali menghancurkan sesuatu⸺ Lisa ingin menghancurkan sederet benda di atas westafel.

Di sana, di atas westafel Lisa melihat botol-botol krim perawatan kulit beserta beberapa peralatan mandi. Hanya ada satu sikat gigi di sana, dengan pasta gigi yang masih penuh. Gadis itu mencari sabun untuk wajahnya, namun seluruh botol di sana dibuat khusus untuk pria— ah ini pasti bukan apartemen Bobby oppa— pikirnya sebelum meraih handuk dan menyeka air di wajahnya. Di antara sederet botol di atas westafel, gadis itu menemukan sebuah botol berwarna biru yang menarik perhatiannya. Botol itu sangat mirip dengan botol parfum milik Yoongi. Lisa meraih botol itu dan menghirup aromanya. Menghirup kembali aroma kenangan yang memabukan.

"Dari semua parfum kenapa banyak sekali pria yang memakai parfum ini?" gumamnya sembari mencium aroma parfum itu. Seolah lupa kalau ia berada di kamar orang asing, Lisa menaikan tubuhnya untuk duduk di atas westafel dan terus menghirup aroma parfumnya. Ingatannya kembali kesaat-saat ia masih bersenang-senang dengan Yoongi.

Prom night di bulan Juni 2014. Malam itu adalah salah satu malam paling menyenangkan untuk Lisa. Bagaimana tidak? Setelah ia menjadi peraih peringkat satu di ujian kelulusan sekolahnya, kini kakak satu-satunya yang sudah satu tahun tidak ditemuinya akan pulang hanya untuk merayakan kelulusannya. Walau saat itu nyatanya bukan hari yang membahagiakan untuk sang kakak— Jennie Kim.

"Kau tidak malu pada adikmu Jennie? Dia mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, dia mendapatkan peringkat satu lagi, Lisa juga sudah di terima di fakultas kedokteran," ucap tuan Kim ketika kekuarga kecil yang hanya terdiri dari empat kepala itu tengah makan siang bersama.

"Sayang... sudahlah, jangan merusak suasana-"

"Tapi appa, aku tidak ingin sekolah kedokteran, bolehkah aku memilih fakultas lain saja?" pinta Lisa, memotong ucapan sang ibu yang ingin memperbaiki suasana makan siang mereka. Sang ibu tahu kalau Jennie sangat tidak nyaman karena ucapan ayahnya, namun selain meminta suaminya berhenti, wanita itu tidak bisa melakukan hal lainnya.

"Fakultas apa itu sayang? Tentu bukan masalah kalau dengan nilai nilaimu itu, kau bisa berkuliah di manapun,"

"Aku ingin mengambil jurusan manajemen bisnis atau hukum, aku harus menguasai setidaknya salah satu di antaranya agar bisa membantu appa di kantor,"

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang