31

2.2K 328 10
                                    

***

Bobby baru saja menghidangkan sepiring pasta di depan Mino, pelanggan terakhirnya hari itu. Hari itu Bobby terpaksa menukar shift kerja yang seharusnya pagi menjadi malam karena teman kerjanya harus mengurus sesuatu.

"Jam berapa shiftmu?" tanya Mino sembari mengangkat sendoknya karena melihat Bobby yang duduk di depannya.

"Selesai lima belas menit yang lalu," jawab Bobby sembari melihat jam tangannya. "Kami sudah tutup Tuan," seru Bobby yang tidak bisa membersihkan restoran karena Mino masih di sana.

"Ku pikir kau akan tidur seharian,"

"Niatnya begitu, tapi aku harus bekerja untuk mengisi perutku,"

"Tsk... aku yakin uangmu tetap mengalir bahkan kalau kau hanya mabuk-mabukan di rumah,"

"Tsk... kau sangat mengenalku hah? Kenapa kau ke sini? Kau tidak punya kekasih yang bisa memasak untukmu?"

"Kenapa kau berhenti memanggilku hyung? Dan memangnya kau punya kekasih yang akan memakan masakanmu? Sudah bagus aku mau makan masakanmu," balas Mino membuat Bobby terkekeh, kalau bukan Mino yang mengatakannya mungkin sekarang tangan Bobby sudah bergerak memukuli orang itu.

"Tidak ada Lisa di sini, dan kau tidak seperti Jiyong hyung untuk pantas dipanggil hyung," santai Bobby. "Apa menurutmu Jiyong hyung baik baik saja sekarang?"

"Tentu saja, Lisa terus mengikutinya, dia bahkan berpura-pura menyukai Big Bang, Jiyong hyung tidak akan punya kesempatan untuk melakukannya lagi."

"Kurasa Jiyong hyung menyukai Lisa,"

"Bukankah sudah jelas?" tanya Mino sembari menikmati pastanya.

"Kurasa tidak, karena sebelumnya Jiyong hyung hanya berpura-pura menyukai Lisa, caranya memperlakukan Lisa sama seperti caranya memperlakukan gadis lain. Dia bahkan lebih memperhatikan Rose dibanding Lisa," ucap Bobby, membuat Mino menaikan alisnya, Mino tidak pernah menduga kalau Bobby ternyata seperhatian itu.

"Itu karena Rose pernah menyanyi untuk lagunya,"

"Lalu? Aku tidak bilang Jiyong hyung menyukai Rose, aku bilang Jiyong hyung tidak menyukai Lisa,"

"Baiklah baiklah, Jiyong hyung tidak menyukai Lisa lalu apa masalahnya? Lisa menyukai Jiyong hyung?"

"Entahlah, dia terlalu acak, kadang aku berfikir dia menyukaimu dan kau juga menyukainya,"

"Karena aku membiarkannya menyentuhku?" tanya Mino dan Bobby mengangguk. "Ingat saat Lisa bilang dia ada acara kampus dan tidak pulang beberapa hari? Itu karena aku tidak sengaja memukulinya-"

"Apa katamu?! Ya! Kau benar-benar keterlaluan! Apa kau manusia sungguhan?! Sulit dipercaya aku sudi berteman dengan bajingan sepertimu," keluh Bobby yang sekarang berdiri. Pria itu mengulurkan tangannya kemudian meraih bahu Mino, meremasnya dengan begitu kuat. "Kemari kau, aku ingin menghabisimu sekarang," kesal Bobby.

"Berisik! Jangan berteriak, aku sudah menyesalinya dan Lisa sudah memaafkanku," balas Mino yang lantas menepis lepas tangan Bobby dari bahunya. "Kau tidak perlu ikut campur, atau aku akan membuatmu babak belur juga," ancam Mino yang tentu saja bukan ancaman berarti bagi Bobby. Terkadang Bobby penasaran, siapa yang akan menang kalau mereka berkelahi sungguhan.

"Jadi karena kau menyesal telah memukuli- astaga berani sekali kau memukuli adik kecilku? Augh! Kau- aku ingin memukulimu sekarang!"

"Siapa yang ingin memukuli siapa? Kenapa tempat ini sepi sekali?" tanya Lisa sembari melangkah menghampiri meja Mino itu. Gadis itu duduk di sebelah Bobby yang masih berdiri, di belakangnya ada Jiyong yang baru saja tersenyum pada pelayan lainnya. Begitu datang, Jiyong menepuk bahu Bobby, menyuruh pria itu duduk sementara ia sendiri duduk di sebelah Mino.

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang