22

2.4K 372 13
                                    

***

"Jangan mencoba untuk menyentuh kulitnya, dia tidak menyukainya dan aku tidak berbohong, dia bisa memukulimu kalau kau menyentuh kulitnya," ucap Lisa pada Rose yang tengah mengambil barang-barangnya. Malam itu, Mino yang akan pergi ke daerah gangnam bersedia untuk memberi Rose tumpangan untuk pulang. Sementara Ten dan Mark akan memakai mobil Lisa yang sudah sangat lama tidak keluar dari tempat parkir.

"Sungguh? Lalu aku harus berpengangan pada apa? Bagaimana kalau aku jatuh?"

"Kalian naik mobil, untuk apa berpegangan?"

"Oh... dia membawa helm tadi, jadi ku kira kami akan naik motor,"

"Augh! kau membawa koper sebesar ini dan mau naik motor? Kurasa Mino oppa tidak sebodoh itu?"

"Tidak bisakah naik motor saja? Kurasa tubuh atlet sangat menarik untuk di peluk?"

"Peluk aku saja... aku juga sempat jadi atlet~"

"Atlet lari? Khusus melarikan diri dari rumah sakit? Ckck... hei, sebenarnya dengan siapa kau berkencan? G Dragon atau Mino? Atau Bobby? Tidak mungkin Bobby kan?"

"Aku sudah berhenti mengencani satu orang," jawab Lisa membuat Rose hanya menganggukan kepalanya.

"Aku mengerti maksudmu, Suga belum dapat di gantikan hm?" tanya Rose tanpa menatap Lisa yang mulai merasa tidak nyaman. "Berhentilah membiarkan orang yang tidak banyak membantumu terlalu mengontrolmu, sayang, Suga terlalu mengontrolmu, ah tidak, kau yang terlalu memikirkannya"

"Aku tidak begitu!"

"Kalian sudah putus, sudah lama, bahkan dia sudah menikah, jadi jangan berfikir untuk menjaga perasaannya lagi, kau juga boleh berkencan dan menikah dengan pria lain, paham maksudku?"

"Aku memang berkencan dengan Jiyong oppa,"

"Mengaku berkencan dengan G Dragon hanya karena Jennie melukai harga dirimu? Seperti saat kau mengaku berkencan dengan Ten di depan Jennie, saat gadis sialan itu berpura pura menjengukmu? Aku mengenalmu Lisa, ayolah, kita bukan teman yang baru satu atau dua tahun bertemu. Oke, kita memang tidak dekat sebelumnya, tapi sudah saatnya kau berubah, hm?"

"Aku sudah berubah, aku bukan lagi gadis bodoh yang akan membiarkan orang lain menganggapku gila," yakin Lisa. Kali ini ia benar-benar yakin dengan ucapannya.

"Hm..." Rose mengangguk, terlihat mantap juga penuh keyakinan. "Jangan biarkan Jennie merebut tempatmu lagi, dan ku harap kau juga bisa berhenti meminum obatmu lalu melupakan Suga, dan ini, aku sengaja membelinya untukmu, untuk pesta ulang tahunmu, kudengar dresscodenya putih," ucap Rose sembari memberikan sebuah kotak dari dalam kopernya pada Lisa. "Tapi kau selalu mempesona dengan warna hitam," lanjutnya, membuat Lisa bisa menebak apa yang ada di dalam kotak tersebut.

Lisa terkekeh melihat sebuah gaun hitam di atas lutut, berlengan panjang dengan kerah lebar yang memperlihatkan bahunya. Gaun dengan bagian atas yang sedikit ketat dan rok bergelombang. "Sudah saatnya kau merebut tempatmu lagi, poros itu milikmu, bukan milik Jennie yang hanya tahu caranya berbelanja dan berpura-pura terluka, aku pergi, ah iya... Ten di undang ke pestamu, tapi kurasa dia akan terlalu malas untuk datang," ucap Rose kemudian. Diawali dengan semangat untuk Lisa dan di akhiri dengan kabar yang sedikit tidak menyenangkan. Bagaimana bisa Ten terlalu malas untuk datang ke pestanya? Lisa sempat kesal dengan kenytaan itu tapi setelah ia berfikir ulang, Ten ada benarnya. Bahkan Lisa sendiri juga malas datang ke pesta itu.

"Siapa yang mengundangnya?"

"Tentu saja perusahaanmu, ternyata dia tidak bohong saat bilang perusahaan ramen instan itu milik orangtuanya, ternyata beberapa tahun terakhir ini aku tinggal dengan anak orang kaya,"

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang