***
Tepat selesai sarapan hari ini Mino pergi ketempat latihannya, Jiyong pergi menemui Bora dan kedua pria itu meninggalkan Lisa serta Bobby berdua di sana. Mereka masih duduk di meja makan dalam keadaan yang luar biasa canggung. Bobby membantu Lisa membereskan peralatan makan mereka, namun tidak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. "Terimakasih, aku suka hadiahmu," ucap Bobby yang kemarin mendapatkan empat buah fry pan berbeda ukuran dari Lisa.
"Sama sama, Mino oppa bilang asisten chef tidak boleh memegang fry pan di dapur restoran, tapi kalau di rumah boleh kan?" balas Lisa. Ia sedang mengelap meja sekarang, sementara Bobby mencuci piringnya.
"Kalau tidak boleh memegang fry pan di dapur, lalu bagaimana caraku mengganti fry pan kotornya? Tentu saja boleh kalau hanya memegang," jawab Bobby. Ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja, terlihat santai dan sedikit angkuh seperti biasanya.
"Ish... maksudku memasak oppa... asisten chef tidak boleh memasak di dapur restoran kan? Jadi oppa harus memasak di rumah, sudah sudah jangan di lanjutkan," ucap Lisa memotong pembicaraan mereka dan membuat Bobby terkekeh.
"Lisa, kemarin aku sangat menyebalkan ya? Maaf kalau aku melukaimu," ucap Bobby setelah selesai mencuci piring
"Oppa tidak melukaiku, kenapa minta maaf, aku yang harusnya minta maaf karena melakukan hal yang tidak kau sukai," jawab Lisa sembari mengambil sekaleng susu sterilisasi dari kulkasnya dan membawanya ke sofa. Ia meminum susu itu di sofa, menghindari Bobby karena dapur terasa begitu canggung baginya. Bagi mereka.
"Kalau begitu, bisakah kau melupakan semua yang kukatakan semalam?"
"Hm..." gumam Lisa sembari mengangguk "tapi oppa, bolehkah aku melihat foto Jisoo?"
"Foto Jisoo? Untuk apa?" pertanyaan Bobby tersela, oleh sebuah panggilan masuk dihandphone Lisa.
"Sebentar oppa," ucap Lisa pada Bobby sebelum ia menggeser lingkaran hijau di handphonenya. "Halo Paman?"
Pengacara Kim menelepon pagi ini. Pria itu sangat cepat dalam urusan mencari seseorang. Padahal baru beberapa jam lalu Lisa meminta tolong padanya. Awalnya Lisa ingin mendengar hasil pencarian itu melalui telepon, namun pengacara Kim enggan membicarakannya. Pengacara itu bilang, Lisa harus mendengar sendiri informasi darinya secara langsung. Kalau sudah begini, Lisa sangat yakin kalau pengacara Kim tidak membawa kabar baik. Pengacara Kim bilang, putranya yang akan datang membawakan informasi itu. Oleh sebab itu, saat itu juga Lisa meminta Bobby untuk pergi dari rumahnya. Lisa mengantar Bobby keluar, hanya sekedar formalitas karena rasa bersalah setelah mengusir Bobby tapi di pintu depan itu mereka bertemu dengan Hanbin⸺ Kim Hanbin anak pengacara Kim yang baru saja lulus sarjana.
"Berkencan? Sepagi ini? Wahh... Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu, hati-hati oke?" ucap Bobby sembari mengacak pelan rambut Lisa di depan tamu yang hampir saja menekan bel rumahnya⸺ Kim Hanbin.
Di pagi menjelang siang ini, Kim Hanbin datang menemui Lisa dengan amplop coklat ditangannya. Ia adalah orang yang selama satu tahu terakhir ini menghubungkan Lisa dengan pengacara Kim. Ia yang selama satu tahun terakhir ini membantu Lisa dengan segala keperluannya. Bahkan Hanbin yang telah membantu Lisa untuk kembali ke kampus. Lisa terus bergerak, mengambilkan minum, mengambilkan camilan, menawarkan ini dan itu hanya untuk mengulur waktu. Hanya karena ia belum siap mendengar ucapan Hanbin yang pastinya bukan kabar baik.
"Bagaimana kabarmu nona?" tanya Hanbin yang sebenarnya sangat risih melihat Lisa gelisah seperti itu.
"Hm... begitulah. Biasa saja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser
FanfictionFanfiction untuk Kwon Jiyong dan Lalisa Sejujurnya, aku tidak pernah cocok dengan dunia, aku selalu sendirian. Sudah lama, sejak aku lupa akan cinta. Aku tidak lagi mendengarkan lagu cinta yang penuh Harapan. Kamu dan aku, kita berdua, hanya badut s...