Mayrine mengedarkan pandangannya, yang ia lihat hanyalah sampah dan kekacauan. Masih heran dengan apa yang ia lihat. Ini rumah atau kapal pecah?
“Jangan bersihkan, biar aku saja.” Renjun membuka pintu, sedikit terkejut ketika mendapati Mayrine menyapu di kediamannya sambil menggerutu.
Ini pertama kalinya Mayrine melihat rumah Renjun dalam keadaan kacau. Biasanya selalu bersih dan rapi.
“Darimana saja hm?” Mayrine melihat Renjun dari atas sampai bawah.
“Tadi ada urusan sebentar.”
Mayrine tak menanggapi ucapan Renjun, melanjutkan kegiatannya membersihkan rumah Renjun.
“Kan sudah kubilang tidak usah dibersihkan. Sudah makan belum?” Renjun mengambil sapu yang Mayrine pegang.
Mayrine memutar bola matanya malas, “Lalu menurutmu apakah aku bisa makan dengan keadaan rumahmu yang seperti gudang?”
Renjun hanya tersenyum kecil, “Kemarin aku lelah jadi aku belum sempat bersih-bersih rumah.”
Tangan Mayrine menunjuk sampah yang ada di sofa dan lantai, “Itulah mengapa aku yang melakukannya. Coba ambil sampah snack dan kertas itu Jun, buang ke tong sampah!”
Renjun menghela napas panjang, lama kelamaan pacarnya semakin mirip dengan ibunya.
“Ini, lanjutkan menyapu. Aku akan melipat bajumu yang ada di pojok kamar.”
Mayrine melangkahkan kakinya menuju kamar Renjun. Langkahnya terhenti karena secarik kertas yang berhasil menarik perhatiannya.
1. Mayrine terjatuh dari sepeda.
Mayrine bingung, mengingat kejadian lalu. Kapan ia terjatuh dari sepeda?
Ah iya itu waktu dia masih kelas VII, ia tak menuruti perkataan Renjun untuk berdiam dulu sebentar.
2. Mayrine dan Renjun dihukum membersihkan toilet karena tidak mengumpulkan pekerjaan rumah.
Ah iya, dulu juga pernah. Mayrine lupa memasukkannya ke tas padahal Renjun sudah mengingatkannya berkali-kali. Ketika mendengar Mayrine dihukum, Renjun juga berbohong agar Mayrine tidak dihukum sendirian.
3. Ayah Mayrine meninggal.
Mayrine membulatkan matanya. Jadi selama ini Renjun tahu kalau ayahnya akan meninggal?
Apa karena itu Renjun bersikeras agar ayah Mayrine tidak pergi pada hari itu?4. Mayrine hampir tersrempet.
5. Naskah Mayrine hampir hilang karena lupa mengisi daya baterainya.
6. Mayrine menjadi korban perundungan.
“Mayrine, kau sedang apa disana? Bajunya bawa ke ruang tamu saja!” terdengar Renjun yang berteriak, Mayrine langsung memasukkan kertas itu ke saku celananya.
“Sebentar Jun.” Mayrine langsung mengambil tumpukan baju Renjun yang baru saja kering dan membawanya ke ruang tamu.
“Kau sedang apa di kamarku? Mengapa lama sekali mengambil bajuku?” Renjun melihat Mayrine dengan tatapan curiga.
“Aku masih merapikan yang lainnya.” Mayrine berusaha setenang mungkin dan tidak menatap mata Renjun.
Renjun kembali melanjutkan kegiatannya, sementara itu Mayrine melipat pakaian Renjun.
“Mengapa kau mau repot-repot mengurusiku seperti ini?”
Renjun duduk di hadapan pacarnya, memerhatikan tangan Mayrine yang sedang melipat pakaian.
“Ya, aku tak tahu.” Mayrine menarik turunkan bahunya.
“Aku tahu mengapa kau seperti ini.” Renjun tertawa keras.
“Apasih?”
“Kau sedang membiasakan diri jika nanti menjadi istriku hahahaha.” Renjun tertawa keras, berharap respon Mayrine seperti perempuan lain namun, nyatanya Mayrine hanya melihat Renjun dengan tatapan aneh.
“Terus saja bermimpi, Renandra,” Mayrine menggeleng, kembali melipat baju.
Mayrine memang terlihat tenang, tapi pikirannya masih fokus dengan kertas yang ia temukan tadi.
“Kenapa melamun? Lapar?”
Mayrine menggeleng, “Kalau kau lapar, setelah ini akan kumasakkan.”
Renjun tersenyum, ia terus berharap mereka akan seperti ini sampai seterusnya.
•
Mark memainkan ponselnya, hari ini rasanya enak sekali bermalas-malasan.
Ketika hendak memejamkan mata, Mayrine mengguncangkan lengan Mark.
“Mark Mark Mark.”
Mark malas menanggapi, hanya melirik sedikit.
“Mark tampan, dengarkan aku dong.” Mayrine berusaha merayu Mark yang sudah mengantuk.
“Iya ada apa tuan putri?”
Mayrine tersenyum kecil, “Apa kau percaya kalau seseorang bisa meramalkan masa depan?”
Mark menguap, “Pertanyaan macam apa itu? Haha.”
“Ih, aku serius Mark,” Mayrine cemberut.
“Iya aku juga serius, aku tak percaya dengan hal seperti itu. Lagipula mengapa kau tiba-tiba menanyakan ini?”
Mayrine diam, dia tak bisa memberitahu tentang kertas yang ia temukan di kamar Renjun.
“Tidak, hanya bertanya. Ya sudah kau lanjut saja tidurnya. Aku akan memasak.”
Mark tak peduli, kembali memejamkan matanya.
Sementara itu Mayrine masih memikirkan apa yang ia temukan tadi. Mungkin saja Renjun bisa mengetahui masa depan. Tapi di zaman sekarang ini, memangnya masih ada hal seperti itu?
Ah Mayrine jadi teringat novel online genre fiksi yang sering ia baca.
Tapi apa mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 1 Ft.Huang Renjun✓
Werewolf𝐓𝐡𝐞 𝐟𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐬𝐞𝐞𝐦𝐬 𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐰𝐨𝐫𝐬𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐡𝐢𝐬, 𝐈 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐲𝐨𝐮 -𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 '𝐬 𝐚𝐮. 12 Mei-28 Mei 2020 [COMPLETED] Amazing cover by @Ilmayyaa